tag:blogger.com,1999:blog-1355519054590580642024-03-13T13:54:14.768-07:00DINAMIKA HIDUPAlberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.comBlogger203125tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-69680741350253703192012-11-24T05:59:00.002-08:002012-11-24T06:04:59.447-08:00Kehilangan Kepercayaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="userContent">Kepercayaan adalah modal pertama kita dalam
menjalani kehidupan, kepercayaan lahir dari kejujuran dan sikap terpuji
dan bisa menghargai orang lain layaknya menghargai diri sendiri,
kepercayaan terus tumbuh seiring berjalannya waktu, sebutir demi sebutir
kepercayaan hingga tumbuhlah dia menjadi sesuatu yang kokoh, megah dan
berwibawa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="userContent">Jika sebuah kepercayaan di nodai
oleh sedikit warna negatif? Ibarat kain putih yang terpercik noda hitam,
akan nampak jelas dan menjadi kotor, walau setitik, tetapi noda itu
dapat terlihat jelas, yang tidak di harapkan, noda tersebut akan terus
berkembang dan membesar, sehingga menutupi warna putih yang ada di kain
tersebut. begitu juga dengan tingkat kepercayaan orang terhadap orang
lain, begitu mudah menghancurkan kepercayaan, dengan hanya melakukan
sedikit kesalahan maka pada saat itu juga kepercayaan seseorang akan
hancur, turun setahap demi setahap.</span><span class="userContent"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="userContent"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="userContent">Apa yang akan terjadi jika hal tersebut terjadi pada diri kita? krisis percaya diri, tekanan batin, seperti pukulan yang menusuk kedada, begitu sakit, begitu sulit, dari sini adalah bagaimana cara kita untuk bisa menyikapi dan menyelesaikan masalah tersebut, hal ini adalah ujian, tes yang harus kita lalui untuk kemudian bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, jika kita tidak lolos dari ujian ini, kita akan hanyut dan terbawa oleh arus, keep Fighting dan jalani kehidupan dengan apa yang kamu anggap baik, percaya pada diri sendiri dan teruslah maju untuk menjadi yang terbaik.</span></span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-63590191370324579072012-11-23T05:01:00.000-08:002012-11-23T05:01:50.633-08:00Trik Analisa HP onlineshop abal-abal <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: right;">
<span style="vertical-align: baseline;">Alfons Tanujaya </span><span></span>16 November 2012
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aksi online-shop abal-abal sebenarnya sudah mulai teridentifikasi oleh para pengguna internet dan mayoritas pengguna internet kelihatannya memang mengetahui adanya aksi penipuan ini sehingga toko abal-abal ini makin sulit mencari korban. Ibarat perusahaan bisnis yang selalu mengembangkan produknya sebenarnya pemilik toko fiktif ini juga merasa ruang geraknya terbatas dan mencoba untuk memperluas calon korbannya. Kalau di lihat dari perkembangan situs fiktif yang tadinya berfokus hanya pada smartphone murah dan mulai merambah ke elektronik murah, perkembangan terakhir toko fiktif ini mulai menjual produk lain seperti baju dan produk kesehatan, namun modus operandinya sama dimana ia akan berusaha membodohi korbannya untuk percaya dan mengirimkan uang ke rekening penipu dan setelah itu ia akan menghilang, dari aksi ini kelihatan bahwa salah satu TO (Target Operasi) yang di incar adalah kaum hawa. Namun kelihatannya perpindahan bisnis ini kurang berhasil karena satu dan lain hal dan terlihat bahwa penipu mulai kembali pada produk lama smartphone dan elektronik namun kini sasaran yang di incar adalah pemilik handphone dan cara mencapai sasaran tersebut kalau selama ini mengutamakan pembajakan akun Facebook beralih menjadi menggunakan SMS dengan cara mengirimkan SMS Spam ke semua calon korbannya. Tujuannya jelas mencari sasaran di luar kalangan yang melek IT. Harap anda semua berhati-hati dan kontribusi aktif menginformasikan modus SMS penipuan ini kepada rekan-rekan anda akan meningkatkan kesadaran akan ancaman ini dan menekan munculnya korban baru.<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mulai menggunakan SMS
</b></div>
<div style="text-align: justify;">
SMS (Short Message Service) merupakan komunikasi teks yang sempat merajai pengiriman pesan antar pengguna ponsel sebelum populernya aplikasi teks lainnya seperti BBM (Blackberry Messenger), Whatsapp dan messenger lain. Karena cakupannya yang sangat luas dan jelas lebih luas daripada pengguna komputer karena pemilik HP jauh lebih banyak dari pengguna komputer bahkan beberapa bank menggunakan SMS sebagai sarana untuk mengamankan transaksi perbankan (sebagai faktor tambahan dalam T-FA, Two Factor Authentication) atau bahkan melakukan transaksi finansial langsung melalui SMS. Secara sekuriti sebenarnya T-FA menggunakan SMS lebih beresiko dibandingkan token karena maraknya malware di smartphone khususnya Android namun dengan ancaman malware sekalipun hal ini akan mempersulit kriminal mengeksploitasi pengamanan internet banking dan jelas jauh lebih aman daripada pengamanan tanpa T-FA.
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilihan SMS ini jelas karena biayanya yang relatif lebih murah, cakupannya yang sangat luas melebihi pengguna komputer / internet dan satu faktor terakhir yang paling penting adalah SMS ini sifatnya pribadi dan berbeda dengan email, SMS akan langsung mencapai pemilik HP dan masih sangat sedikit saringan / filter atas SMS Spam. Hal ini sebenarnya secara tidak langsung terjadi karena adanya kepentingan operator yang mendapatkan keuntungan dari pengiriman SMS sehingga terkesan tutup mata atau bahkan secara tidak lagnsung mendukung pengiriman SMS Spam, baik iklan Kredit Tanpa Agunan (KTA), kartu kredit atau asuransi. Dan hal ini rupanya dimanfaatkan oleh penipu Batam Online ini yang mulai mengirimkan link situsnya ke nomor-nomor handphone dengan iming-iming harga handphone murah seperti gambar 1 di bawah ini </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://vaksin.com/2012/1112/Batam%20fake/batam%20fake_html_75680995.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img align="BOTTOM" border="0" height="240" name="graphics3" src="http://vaksin.com/2012/1112/Batam%20fake/batam%20fake_html_75680995.jpg" style="vertical-align: baseline;" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: small;">Gbr 1, SMS tawaran akses situs online shopping palsu mituaraelektronik
</span></b></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
yang menawarkan Blackberry Porshce, Dakota dan Torch dengan harga yang sangat miring guna menjerat korbannya dan mengarahkan pada situswww.mutiaraelektronik.co.cc. Sebagai catatan, domain .co.cc adalah domain level ke dua dari .cc milik Cocos Island, namun perlu anda ketahui .co.cc ini tidak ada hubungannya dengan Cocos Island dan second level domain tersebut ternyata dimiliki oleh perusahaan Korea yang menjualnya dengan sangat murah (<span style="vertical-align: baseline;"></span>hampir gratis) dan merupakan domain yang paling banyak digunakan untuk aktivitas jahat seperti mengirimkan SPAM dan menyebarkan malware. Bahkan Google akhirnya memutuskan untuk memblok lebih dari 11 juta domain .co.cc karena aktivitas jahat dari domain-domain .co.cc ini. Karena itu, jika ada perusahaan yang berjualan menggunakan domain .co.cc hampir dapat dipastikan merupakan perusahaan abal-abal alias fiktif. Dibandingkan .com, biaya mendapatkan .co.cc sangat murah dan dibandingkan .co.id perbedaannya antara langit dan bumi karena selain harus membayar biaya yang sama dengan .com, domain .co.id melakukan verifikasi seperti meminta tanda pengenal dan izin usaha yang walaupun terkesan merepotkan calon pemilik domain namun hal ini menyulitkan kriminal untuk menyalahgunakan domain .co.id dalam aksi kejahatannya. Ambil contoh kasus pemalsuan domain klikbca.com yang diplesetkan kilkbca.com, hal ini sangat sulit terjadi jika dimain tersebut adalah klikbca.co.id karena pendaftaran domain tersebut harus menunjukkan dokumen yang sah. Namun inilah yang membuktikan bahwa pengamanan / sekuriti berbanding terbalik dengan kenyamanan dimana kalau mau lebih aman tentunya harus lebih repot (bagi pemilik domain), bagi konsumen tidak akan ada bedanya dan karena itu Vaksincom menyarankan para pengguna jasa jualan online untuk mendukung penggunaan domain .co.id karena selian mendukung penggunaan domian Indonesia juga terbukti jauh lebih aman dibandingkan .com .... apalagi .co.cc :p.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengecek Kode Area HP </b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam artikel ini Vaksincom ingin membantu anda mempersempit ruang gerak penipu dengan mengidentifikasi lokasi alamat yang di klaim dan dibandingkan dengan lokasi kode area telepon selular yang diberikan. Seharusnya jika onlineshop memang valid dan bukan fiktif akan berani memberikan nomor telepon SLJJ Batam 0778 (bukan HP) dan hal ini dapat kita jadikan sebagai salah satu tolok ukur keabsahan onlineshop tersebut. (namun jangan jadikan ini sebagai satu-satunya parameter pengambilan keputusan).
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai gambaran pada situs www.mutiaraelektronik.com yang pada bagian kontaknya beralamat di Batam, Kepulauan Riau tidak mencantumkan nomor telepon lokal dan hanya mencantumkan nomor HP
</div>
<div style="text-align: justify;">
087803368777 (lihat gambar 2)
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://vaksin.com/2012/1112/Batam%20fake/batam%20fake_html_m3f08fbc2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img align="BOTTOM" border="0" height="367" name="graphics4" src="http://vaksin.com/2012/1112/Batam%20fake/batam%20fake_html_m3f08fbc2.jpg" style="vertical-align: baseline;" width="522" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Add captionGambar 2, Mutiaraelektronik.com yang sampai saat ini masih aktif hanya memasang nomor HP </b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setelah dilakukan pengecekan, nomor HP tersebut ternyata tidak berdomisili di Batam dan merupakan nomor XL yang diperuntukkan bagi wilayah lain.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Analisa pada gambar 1 di atas, saat ini situs www.mutiaraelektronik.co.cc sudah di nonaktifkan tetapi data pengirim SMS 085323052088 menurut pengecekan Vaksincom adalah Kartu As untuk lokasi Bandung, tetapi nomor HP yang dihubungi untuk transaksi adalah 085230602345 adalah Kartu As untuk lokasi Surabaya dan tidak ada satupun yang berlokasi di Batam.
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai contoh terakhir pada gambar 3 di bawah ini dimana informasi kontak pada situs mengklaim beralamat di Jln.Imam Bonjol Lantai Dasar Nagoya Hill Blok A No.27 Batam. Indonesia dengan nomor telepon yang dapat dihubungi 083891478787 dan setelah di cek oleh Vaksincom, nomor HP tersebut adalah nomor Axis yang berdomisili di Jakarta. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; vertical-align: baseline;"></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://vaksin.com/2012/1112/Batam%20fake/batam%20fake_html_m7f43dd6b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img align="BOTTOM" border="0" height="341" name="graphics2" src="http://vaksin.com/2012/1112/Batam%20fake/batam%20fake_html_m7f43dd6b.jpg" style="vertical-align: baseline;" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="vertical-align: baseline;"><b><span style="font-size: small;"><i>Gbr 3, Batam-shop.blogspot.com yang mengaku beralamat di Nagoya Hill menggunakan HP Axis yang berdomisili di Jakarta</i></span></b> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Dalam seminar Evaluasi Malware 2012, Trend 2013 dan antisipasinya http://vaksin.com/2012/1112/seminar/seminar.html, Vaksincom akan memberikan informasi bagaimana cara mudah menganalisa telepon seluler yang diberikan sehingga anda bisa mengetahui lebih jauh informasi nomor HP yang diberikan oleh online shop abal-abal ini.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun daftar 12 onlineshop valid yang sudah di cek oleh Batam Watch dan daftar onlineshop abal-abal dapat dilihat di http://www.batamwatch.com/scam/
</div>
<br />
Sumber : <a href="http://tech.groups.yahoo.com/group/vaksin/message/833">Vaksin Yahoo Group</a></div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-1768107341442292022012-11-16T16:11:00.003-08:002012-11-17T06:31:29.370-08:00SMP Frater, Sekolah Pangeran Makassar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIH8ZcMMv-830NDIKQa82EalmlQ5KGdcf_sh418L-KHDPyTLlrTAT9XPSVpTCeRLvik9wYPLubsuLb19NGUP0B7Pg5Js0dTX42SyAcVm7h2gBGCHk4QnTmEutC7_ys9UJina8lqbGlYgU/s1600/Gedung+Depan+Frater+Th.+1962.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIH8ZcMMv-830NDIKQa82EalmlQ5KGdcf_sh418L-KHDPyTLlrTAT9XPSVpTCeRLvik9wYPLubsuLb19NGUP0B7Pg5Js0dTX42SyAcVm7h2gBGCHk4QnTmEutC7_ys9UJina8lqbGlYgU/s640/Gedung+Depan+Frater+Th.+1962.jpg" width="441" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">SMP Frater Tahun 1962</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText">Dikatakan sekolah pangeran Makassar,
dulunya SMP Frater Makassar hanya menerima siswa dan diperuntukan khusus
anak laki-laki.. Kepala sekolahnya yang pertama seorang Frater
berkebangsaan Belanda bernama J. M. de Lange (Fr. Harold CMM). Uang
Sumbangan Pembangunan (uang Pangkal) dan uang sekolah boleh dikatakan
tidak ada, tidak ditentukan nilai rupiahnya berapa, milih sendiri bahkan
kalau tidak bersedia memberi Sumbangan Pembangunan dan tidak bersedia
membayar uang sekolah tidak perlu khawatir dan tak perlu takut jika
tidak diterima dan terancam akan dikeluarkan dari sekolah karena tidak
membayar uang sekolah bagi yang kurang mampu. Kesetiakawanan Sosial SMP
Frater amat tinggi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"> </span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLszP-NZ_qDpJG7ryQ_yYHw2D4zLaKzzxxrijfW_0FByyRz6wO0_z2tLKjrGlyTS8DRRt5nj0moQ0G_bVwyn4t_AHe9eJJyoi6mVnSy8XqLUF8ZGRcmnvG-iIb53-kMPUB3FfcysTJDRo/s1600/Fr.+Harold+bersama+foto-2+alumni+%2750+-+%2754+di+ruang+kerja+Kep+Sek.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="283" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLszP-NZ_qDpJG7ryQ_yYHw2D4zLaKzzxxrijfW_0FByyRz6wO0_z2tLKjrGlyTS8DRRt5nj0moQ0G_bVwyn4t_AHe9eJJyoi6mVnSy8XqLUF8ZGRcmnvG-iIb53-kMPUB3FfcysTJDRo/s400/Fr.+Harold+bersama+foto-2+alumni+%2750+-+%2754+di+ruang+kerja+Kep+Sek.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: small;">Fr. Harold bersama foto-2 alumni '50 - '54 di ruang kerja Kep Sek</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"> Keunikan SMP Frater, test masuk bukan mata
pelajaran yang diujikan jadi tidak perlu belajar semalam suntuk
mempersiapkan diri untuk hadapi test masuk. Gampang deh test masuknya
tak perlu belajar. Mau tahu test masuk SMP Frater yakni Psikotes,
gampang toh ... hanya cocokin gambar-gambar dan hitungan cepat luar
kepala misalnya 1 + 5 - 3 + 2 .... tuh gampang sekali kan.Pelajaran anak
kelas satu SD ... hehehehehe ... banyak juga yang berjatuan hadapi test
saringan masuk SMP Frater.alias banyak yang tidak lulus test.Jangan
harap bisa letjen (lewat jendela) ... jangan berharap. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText">
Ciri khas murid SMP Frater Makassar, rambut gondrong, dasi kupu-kupu,
lengan panjang warna putih, celana pendek warna biru-tua, kaus kaki
panjang sebatas lutut warna putih. Sepatu warna hitam. Jika guru
beralangan mengajar, jangan harap bisa pulang, percetakan sudah menunggu
lipat-lipat buku ....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"> Kenalannya juga unik ... kenalan anak
laki-laki, meski demikian tidak seperti negeri Cowboy Texas sana.
Palingan usil terhadap teman lain kelas. Pada saat pulang sekolah kelas
mana yang agak telat keluar ... dorong ya sepedanya cari tukang sepeda
untuk beli pentil ban sepeda karena ban sepedanya sudah dikempisin dan
pentilnya diambilin oeh kelas yang agak cepat keluar. Penjual es putar
dan jual nyuk nyang sering mengeluh kehilangan gelas dan mangkuk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"></span><span class="fbPhotoCaptionText"> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJAqCtyiTvPfd5h46rk0JFpO3kV4uv8eme2YxK1WQ1iQYJjNAnqL4lzxopIa8ZTMjapyC3VAuqkfr35Un6spSbyQJYs67TzesGahzaUBAqD-zrnewOOlqP2I3NJ6q2d2JhKXO5jSkHEA/s1600/SMP+Frater.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJAqCtyiTvPfd5h46rk0JFpO3kV4uv8eme2YxK1WQ1iQYJjNAnqL4lzxopIa8ZTMjapyC3VAuqkfr35Un6spSbyQJYs67TzesGahzaUBAqD-zrnewOOlqP2I3NJ6q2d2JhKXO5jSkHEA/s400/SMP+Frater.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: small;">SMP Frater 2012</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"><b>Kepala Sekolah </b><br /> 1. J. M. de Lange (Fr. Harold CMM) <br /> 2. Jonas Nifinluri <br /> 3. Fr. Kornelis Wulgole Banin HHK <br /> 4. Fr StanisLaus La Osu HHK, S.Pd <br /> 5. Fr. Paulino Mega, HHK, S.Pd <br /> 6. Fr. Hironimus Tangi, HHK, S.Pd, M.Pd <br /> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"><br /> <b> </b></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIZAnSTWuxnucEO3JAoBburTJriwPHyiuf-J1vyPEsg8OEIxXEAhVt5JznoRQfPKF-vr34eTdfqx2ParnEiYRTgxTIq2VY-XE3Ytgq_L0QRl8JHb-eotBMUkU0Lpk4EXyja2NIHLKBlHM/s1600/Pak.+Jonas+Nafinluri+-+Kepala+Sekolah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIZAnSTWuxnucEO3JAoBburTJriwPHyiuf-J1vyPEsg8OEIxXEAhVt5JznoRQfPKF-vr34eTdfqx2ParnEiYRTgxTIq2VY-XE3Ytgq_L0QRl8JHb-eotBMUkU0Lpk4EXyja2NIHLKBlHM/s400/Pak.+Jonas+Nafinluri+-+Kepala+Sekolah.jpg" width="310" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Pak. Jonas Nafinluri - Kepala Sekolah ke II</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText"><b>Guru senior yang masih aktif dapat kami sebutkan antara lain : </b><br /> - Ibu Maria Tiwow, <br /> - Ibu Nurani Ahmad, <br /> - Bapak Badduring Tassap <br /> <br /> <b>Guru yang Pernah Ngajar SMP Frater: </b><br /> - Bapak Herman Hampp, MA <br /> - Bapak M.J. Melang <br /> - Bapak J. Rambing <br /> - Bapak Mailoor <br /> - Bapak J. Gerungan <br /> - Bapak Heiko Yap <br /> - Bapak Katende <br /> - Bapak Samosi <br /> - Bapak Andilolo <br /> - Bapak J. Itang <br /> - Bapak P. Malisan <br /> - Bapak Gerzon Albert Opit <br /> - Bapak Lodewyk Pitoy <br /> - Bapak Bachtiar Pasra <br /> - Bapak Azon Adilang <br /> - Ibu Sam Merung <br /> - Bapak Yosep Lapu <br /> - Bapak Julius Pampang <br /> - Bapak Yan Tua <br /> - Ibu Tamboto Kilisan <br /> - Bapak Yusuf <br /> - Bapak Anselmus Ramba <br /> - Bapak jonas Nifinluri <br /> - Bapak Candikusuma <br /> - Ibu Dafrosa Runtu <br /> - Bapak E.C. Runtu <br /> - Bapak Yance Palar <br /> - Bapak Nico Koning <br /> - Bapak Pangemanan Tumanan <br /> - Bapak Malisan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="fbPhotoCaptionText">- Bapak Massale</span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-55251915829560408142012-11-12T09:06:00.001-08:002012-11-12T09:13:30.464-08:00Gedung MULO<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.kabarkami.com/wp-content/uploads/2011/11/MULO11.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-1125" height="280" src="http://www.kabarkami.com/wp-content/uploads/2011/11/MULO11.jpg" title="MULO1" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Gedung Mulo 1927</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Gedung MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) dibangun pada 1927 oleh
Pemerintah Kolonial, terletak di Hospitalweg (kini Jl. Jenderal Sudirman No.23),
Kelurahan Mangkura, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belanda. Gedung MULO yang berarsitek Belanda sekaligus warisan kolonial di
Makassar, hingga kini masih tampak berdiri tegak di antara bangunan
modern di kota ini. Bagi mereka pengagum produk dan bangunan gaya
modern, tentu saja hanya memandang sebelah mata bahkan cenderung
mengabaikan fungsi dan peranannya. Sebaliknya, bagi mereka yang berpikir
historis-kultural akan selalu tergiring ke sebuah suasana keingintahuan
tentang momen penting apa di balik bangunan ini tempo dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gedug Mulo dibangun dengan bergaya arsitektur klasik
Eropa dipadu dengan tradisional.Gedung yang awalnya digunakan sebagai sekolah lanjutan tiga tahun khusus
bagi anak-anak pribumi yang orang tuanya mengabdi kepada Belanda dan
dipersiapkan untuk kebutuhan pegawai Pangreh Praja itu kini difungsikan
sebagai Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Sulawesi Selatan.<br />
<br />
Latar
sejarahnya, bangunan ini difungsikan sebagai sekolah lanjutan 3 tahun
khusus bagi anak-anak pribumi yang orang tuanya mengabdi pada Belanda
dan dipersiapkan untuk kebutuhan pegawai pangreh praja. Di kekiniannya,
gedung yang terawat baik ini difungsikan sebagai kantor Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, yang sebelumnya berfungsi
sebagai Kantor Wilayah Depdiknas. Sebagai peninggalan sejarah, gedung
MULO dilindungi undang-undang dengan nomor register 327 oleh Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi Sulawesi Selatan dan
Tenggara.</div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-91325887289380106992012-11-12T08:35:00.000-08:002012-11-12T09:12:58.668-08:00Kolam Renang Taman Bahari Tinggal Sebuah Nama<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<img alt="1325765325828147489" class="aligncenter size-full wp-image-154081" height="264" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/01/1325765325828147489.jpg" title="1325765325828147489" width="400" /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: Times New Roman;">Sejarah mencatat gedung kesenian ini dibangun pada tahun 1896
berdampingan dengan kantor gubernur yang saat itu berstatus sebagai
Gubernur Celebes(sekarang gedung Balaikota Makassar) dan di sebelah
selatannya terdapat Fort Rotterdam serta pemukiman orang-orang Belanda
yang disebut Vladingen.</span></span></div>
<span style="font-size: 17pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt;"><span style="font-family: Calibri;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span></span></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"> Lokasi tempat bangunan ini berdiri, awalnya <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>merupakan
sebuah tanah lapang di sisi jalan Prins Hendrik yang sekarang menjadi
jalan Riburane di sebelah utara Fort Rotterdam atau benteng
Ujungpandang. Pada awal berdirinya Gedung peninggalan pemerintah
kolonial Belanda itu dikelolah oleh sebuah badan yang disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Direktie</i> yang dipimpin oleh seorang kepala dewan dan dibantu beberapa orang anggota.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Dewan direksi atau <i>Direktie</i>
diangkat setiap tiga tahun dengan tugas-tugas yang menyangkut urusan
keuangan, latihan, busana, material, hubungan luar, dan tata usaha.
Termasuk juga membuat aturan yang salah satunya adalah melarang penonton
membawa makanan dan minuman ke dalam gedung. Itupula sebabnya di gedung
ini tidak tersedia <i>buffet</i> tempat penyimpanan makanan dan
minuman sebagaimana yang ada di kursi bioskop pada umumnya. Untuk
kebutuhan makan dan minum, pengunjung pergi ke<i> <b>Koffe Huis</b> </i>yang letaknya sekitar 100 meter sebelah barat Societeit de Harmonie. Untuk mencapai koffe Huis, pengunjung berjalan melintasi<i> <b>Wilhelmina Park</b></i>, sebuah taman tempat koffe Huis berada. Taman ini dipercantik dengan sebuah kolam renang<i> <b>Zwembad Harmonie</b> </i>yang
setelah kemerdekaan berubah nama menjadi <b>Kolam Renang Tirta Bahari</b>.
Sementara <b>Koffe Huis</b> itu sendiri lebih dikenal dengan nama <b>“Gedung Panti
Penghibur” </b>lalu berganti menjadi “<b>Taman Bahari”</b> setelah kemerdekaan.
Sekarang tempat itu telah dipenuhi ruko dengan nama “de Rotterdam”</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="margin: 0in 0in 0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;">
Bangunan gedung Societeit de Harmoni yang berciri Eropa abad XIX dengan
gaya Reneisance ini bisa juga dianggap sebagai gedung serba guna di
zamannya, gedung ini tidak hanya untuk acara kesenian, tetapi juga
menjadi tempat pertemuan Gubernur, Walikota, dan pejabat tinggi militer
Belanda. Bahkan tidak jarang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Gubernur
Jenderal Belanda mengundang orang-orang China kaya untuk menghadiri
pesta yang diadakan di gedung ini. Gaya Reneisance atau Yunani Baru
merupakan perkembangan dari Gaya Roko, ada pula yang menyebutnya Gaya
Empire yang sedang trend di Eropa pada masa itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;">
Societeit de Harmonie dibangun ketika pemerintah kolonial Belanda
menjadikan kota Makassar sebagai kota pemerintahan dan kota niaga. Di
gedung inilah orang-orang Belanda,orang-orang China kaya, dan segelintir
kalangan bangsawan pribumi dihibur dengan tonil,drama, dan sandiwara
yang merupakan karya para dramawan Eropa terkenal tapi dimainkan secara
amatir oleh pemain-pemain drama lokal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;">
“Hawaian” merupakan salah satu kelompok music yang cukup terkenal saat
itu. Kelompok Hawaian yang anggotanya adalah orang-orang Ambon eks KNIL
ini tampil secara berkala di gedung itu.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Barulah
pada pertengahan tahun 1900-an, pihak pengelola gedung mendatangkan
rombongan pemain sandiwara dari Belanda dan beberapa Negara Eropa.
Group-group tonil dan pemain drama ini biasanya mampir di Makassar,
setelah <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berpentas di Schouwburg Weltevreden di Batavia yang sekarang menjadi Gedung Kesenian Jakarta. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXzb5maA0ZOLA71e6NAvdbfZIsPEAjYr91MdJLMJpdeFTm64uzkhyphenhyphenrY2bTfRPRRVE8XiTB23Az929NoDSooxOaLEY6ZF2zDMTj_dOTIHqYGyx9lIC5l34Kovsxxzmh5U5y-SRGqT4-IXg/s1600/292866_4867347445474_2036340354_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXzb5maA0ZOLA71e6NAvdbfZIsPEAjYr91MdJLMJpdeFTm64uzkhyphenhyphenrY2bTfRPRRVE8XiTB23Az929NoDSooxOaLEY6ZF2zDMTj_dOTIHqYGyx9lIC5l34Kovsxxzmh5U5y-SRGqT4-IXg/s400/292866_4867347445474_2036340354_n.jpg" width="400" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b><span class="userContent">Ruko diatas Eks Taman Bahari</span></b></span></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 10pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;">Sumber : </span><a href="http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/01/05/societeit-de-harmonie/">Khairil Anas - Kompasiana</a></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-53555146916730348502012-11-08T09:07:00.001-08:002012-11-08T09:20:21.316-08:00Siri’ na Pacce<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dalam budaya Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar dan Tana
Toraja) ada sebuah istilah atau semacam jargon yang mencerminkan
identititas serta watak orang Sulawesi Selatan, yaitu <b>Siri’ Na Pacce</b>. Secara lafdzhiyah <b>Siri</b>’ berarti : Rasa Malu (harga diri), sedangkan <b>Pacce</b> atau dalam bahasa Bugis disebu <b>Pesse</b>
yang berarti : Pedih/Pedas (Keras, Kokoh pendirian). Jadi Pacce berarti
semacam kecerdasan emosional untuk turut merasakan kepedihan atau
kesusahan individu lain dalam komunitas (solidaritas dan empati).<br />
<br />
<b>Pengertian Siri na Pacce</b><b> </b><br />
<br />
<b>Laica Marzuki (1995)</b> pernah menyebut dalam disertasinya bahwa pacce sebagai prinsip solidaritas dari individu Bugis Makassar dan menunjuk prinsip <i>getteng, lempu, acca, warani</i> (tegas, lurus, pintar, berani) sebagai empat ciri utama yang menentukan ada tidaknya Siri’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siri’ yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah masyarakat Bugis-Makassar adalah sesuatu yang dianggap sakral .<a href="http://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/06/27/siri-na-pacce/" title="siri' na pacce"> <i>Siri’ na Pacce</i></a> (Bahasa Makassar) atau <i>Siri’ na Pesse</i>’
(Bahasa Bugis) adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari
karakter orang Bugis-Makassar dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Begitu sakralnya kata itu, sehingga apabila seseorang kehilangan
Siri’nya atau De’ni gaga Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia menempuh
kehidupan sebagai manusia. Bahkan orang Bugis-Makassar berpendapat
kalau mereka itu <i>sirupai olo’ kolo’e</i> ( seperti binatang ). Petuah Bugis berkata: <i>Siri’mi Narituo</i> (karena malu kita hidup ).<i> </i><br />
<br />
<i>Siri’</i> adalah rasa malu yang terurai dalam dimensi-dimensi
harkat dan martabat manusia, rasa dendam (dalam hal-hal yang berkaitan
dengan kerangka pemulihan harga diri yang dipermalukan ). Jadi Siri’
adalah sesuatu yang tabu bagi masyarakat Bugis-Makassar dalam interaksi
dengan orang lain</div>
<div style="text-align: justify;">
.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan <i>pacce/pesse</i> merupakan konsep yang membuat suku ini
mampu menjaga solidaritas kelompok dan mampu bertahan di perantauan
serta disegani. Paccemerupakan sifat belas kasih dan perasaan menanggung
beban dan penderitaan orang lain, meskipun berlainan suku dan ras.
Jadi, kalau pepatah Indonesia mengatakan “ Ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul ”. Itulah salah satu aplikasi dari kata pacce, jadi Siri’
skopnya dalam skala intern, sedang pacce bersifat intern dan ekstern,
sehingga berlaku untuk semua orang.<br />
<br />
<b>Asal Mula Budaya Siri Na Pacce</b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Perkawinan Bugis-Makassar" class="size-medium wp-image-3976" height="400" src="http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2011/06/perkawinan-bugis-makassar.jpg?w=255&h=264" title="Perkawinan Bugis-Makassar" width="386" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Perkawinan Bugis-Makassar</td></tr>
</tbody></table>
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_3976" style="text-align: right; width: 265px;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Iwata (Peneliti dari Jepang), pada mulanya, siri’ na pacce
merupakan sesuatu yang berkaitan kawin lari. Yakni jika sepasang pria
dan wanita kawin lari, maka mereka telah dianggap melakukan perbuatan
siri’ dan membawa aib bagi keluarga. Keluarga perempuan selanjutnya
disebut tumasiri’, yaitu orang-orang yang berhak menuntut sang pria
secara hukum adat karena keluarganya dibawa kabur (kawin lari). Selama
belum kembali melakukan perdamaian, maka selama itu pula sang pria tidak
diperkenankan bertemu keluarga pihak perempuan sebagai pasangan kawin
larinya. Perdamaian hanya bisa dilakukan secara adat dengan kembali
membawa sang perempuan ke rumahnya yang selanjutnya disebut <i>a’bajik</i>.
Jika ini belum dilakukan, maka status tumasiri’ tetap melekat bagi
keluarga perempuan. Namun jika a’bajik sudah dilaksanakan, maka pasangan
kawin lari tadi secara hukum adat sudah terlindungi. Siapa saja yang
mengganggunya akan dicap sebagai pelanggar adat dan dikenakan hukum
adat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari aspek ontologi (wujud) siri’ na pacce mempunyai relevansi kuat
dengan pandangan islam dalam kerangka spiritualitas, dimana kekuatan
jiwa dapat teraktulkan melalui penaklukan jiwa atas tubuh. sedemikian
rupa, siri’ na pacce merupakan emanasi dari islam yang berbusana
bugis-makassar yang lahir dari rahim akulturasi islam dan
bugis-makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inti budaya siri’ na pacce itu bukan cuma berkaitan pernikahan. Tapi,
mencakup seluruh aspek kehidupan orang Bugis-Makassar. Karena, siri’ na
pacce itu merupakan jati diri bagi orang Bugis-Makassar,” Dengan adanya
falsafah dan ideologi Siri’ na pacce , maka keterikatan dan
kesetiakawanan di antara mereka mejadi kuat, baik sesama suku maupun
dengan suku yang lain. Konsep Siri’ na Pacce bukan hanya di kenal oleh
kedua suku ini, tetapi juga suku-suku lain yang menghuni daratan
Sulawesi, seperti Mandar dan Tator. Hanya saja kosa katanya yang
berbeda, tapi ideologi dan falsafahnya memiliki kesamaan dalam
berinteraksi.<br />
<br />
<b>Jenis-jenis Siri’</b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/06/27/siri-na-pacce/" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Badik" class="size-full wp-image-3974 " src="http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2011/06/badik.jpg?w=584" title="Badik" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Badik</td></tr>
</tbody></table>
<b></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Zainal Abidin Farid (1983)</b> membagi siri, dalam dua jenis:<br />
Pertama adalah <b>Siri’ Nipakasiri’</b>, yang terjadi bilamana seseorang dihina
atau diperlakukan di luar batas kemanusiaan. Maka ia (atau keluarganya
bila ia sendiri tidak mampu) harus menegakkan Siri’nya untuk
mengembalikan Dignity yang telah dirampas sebelumnya. Jika tidak ia akan
disebut <i>mate siri</i>(mati harkat dan martabatnya sebagai manusia).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk orang bugis makassar, tidak ada tujuan atau alasan hidup yang
lebih tinggi daripada menjaga Siri’nya, dan kalau mereka tersinggung
atau dipermalukan (Nipakasiri’) mereka lebih senang mati dengan
perkelahian untuk memulihkan Siri’nya dari pada hidup tanpa Siri’.
Mereka terkenal dimana-mana di Indonesia dengan mudah suka berkelahi
kalau merasa dipermalukan yaitu kalau diperlakukan tidak sesuai dengan
derajatnya. Meninggal karena Siri’ disebut Mate nigollai, mate
nisantangngi artinya mati diberi gula dan santan atau mati secara manis
dan gurih atau mati untuk sesuatu yang berguna</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaliknya, hanya memarahi dengan kata-kata seorang lain, bukan
karena Siri’ melainkan dengan alasan lain dianggap hina. Begitu pula
lebih-lebih dianggap hina melakukan kekerasan terhadap orang lain hanya
dengan alasan politik atau ekonomi, atau dengan kata lain semua alasan
perkelahian selain daripada Siri’ dianggap semacam kotoran jiwa yang
dapat menghilangkan kesaktian. Tetapi kita harus mengerti bahwa Siri’
itu tidak bersifat menentang saja tetapi juga merupakan perasaan halus
dan suci. Seseorang yang tidak mendengarkan orangtuanya kurang Siri’nya.
Seorang yang suka mencuri, atau yang tiodak beragama, atau tidak tahu
sopan santun semua kurang Siri’nya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang kedua adalah : <b>Siri’ Masiri’,</b> yaitu pandangan hidup yang
bermaksud untuk mempertahankan, meningkatkan atau mencapai suatu
prestasi yang dilakukan dengan sekuat tenaga dan segala jerih payah demi
Siri’ itu sendiri, demi Siri’ keluarga dan kelompok. Ada ungkapan bugis
“<i>Narekko sompe’ko, aja’ muancaji ana’guru, ancaji Punggawako</i>”
(Kalau kamu pergi merantau janganlah menjadi anak buah, tapi berjuanglah
untuk menjadi pemimpin). Nenek moyang almarhum Tun Abdul Razak, Mantan
Perdana Menteri Malaysia bernama Karaeng Haji, salah seorang putera
Sultan Abdul Jalil Somba Gowa XIX yang di merantau ke Pahang dan dikenal
dengan Toh Tuan, meninggalkan Gowa pada abad XVIII karena masalah
Siri’, perebutan kekuasaan raja Gowa antar saudara.<br />
<br />
<b>Nilai-nilai Siri’ na Pacce</b><br />
<br />
<b>Nilai filosofis siri’ na pacce</b> merepresentasikan
pandangan hidup orang Bugis – Makassar mengenai berbagai persoalan
kehidupan meliputi (1) prototipe watak orang Makassar yang terdiri atas
(a) reaktif (b) militan, (c) optimis, (d) konsisten (e) loyal, (f)
pemberani, dan (g) konstruktif.<b> </b><br />
<br />
<b>Nilai etis siri’ na pacce</b> terdapat nilai-nilai etis
meliputi (1) teguh pendirian, (2) setia, (3) tahu diri, (4) berkata
jujur (5) bijak, (6) merendah, (7) ungkapan sopan untuk sang gadis, (8)
cinta kepada Ibu, dan (9) empati.<b> </b><br />
<br />
<b>Nilai estetis siri na pacce</b> meliputi (1) nilai
estetis siri’ na pacce alam non insani terdiri atas (a) benda alam tak
bernyawa, (b) benda alam nabati, (c) alam hewani (2) nilai estetis siri’
na pacce alam insani.<b> </b><br />
<br />
<b>Etos <i>Siri’ na Pacce</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2011/06/sultan-hasanuddin.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Sultan Hasanuddin" class="size-medium wp-image-3978" height="400" src="http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2011/06/sultan-hasanuddin.jpg?w=129&h=178" title="Sultan Hasanuddin" width="289" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sultan Hasanuddin</td></tr>
</tbody></table>
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_3978" style="width: 139px;">
<div class="wp-caption-text">
</div>
</div>
Di dalam sebuah syair <i>sinrilik<b> </b></i>ada sebuah semboyan kuno masyarakat Bugis-Makassar yang berbunyi “<i>Takunjunga’ bangung turu’, nakugunciri’ gulingku, kualleangnga tallanga natoalia”. </i>Syair
tersebut berarti “layarku telah ku kembangkan, kemudiku telah ku
pasang, ku pilih tenggelam daripada melangkah surut”. Semboyan tersebut
menggambarkan betapa masyarakat Bugis-Makassar memiliki tekad dan
keberanian yang begitu tinggi dalam menghadapi kehidupan. Masyarakat
Bugis-Makassar dikenal sebagai orang-orang yang suka merantau atau
mendatangi daerah lain dan sukses di daerah tersebut.<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br />
</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang membuat orang Bugis-Makassar dikenal sebagai pribadi yang
pemberani dan tangguh? Atau apa yang membuat orang Bugis-Makassar
dikenal sebagai orang yang sukses di daerah sendiri dan daerah yang
didatanganginya? Jawabanya adalah etos <i>siri’ na pace. </i>Para pemimpin yang berasal dari tanah Bugis-Makassar menerapkan etos ini sebagai gaya kepemimpinan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa yang tidak kenal dengan Sultan Hasanuddin. Beliau adalah raja
Gowa XVI. Beliau dikenal sebagai seorang yang gagah berani melawan
penjajah Belanda. Walaupun pada akhirnya beliau harus menyerah melalui
Perjanjian Bungaya yang sangat merugikan Kerajaan Gowa saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2011/06/syech-yusuf.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Syech Yusuf" class="size-medium wp-image-3977" height="400" src="http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2011/06/syech-yusuf.jpg?w=140&h=180" title="Syech Yusuf" width="311" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Syech Yusuf</td></tr>
</tbody></table>
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_3977" style="width: 150px;">
<div class="wp-caption-text">
</div>
</div>
Adapula putra Bugis-Makassar yang bernama Syech Yusuf. Walaupun putra
asli Bugis-Makassar, beliau lebih dikenal sebagai penyebar agama Islam
di beberapa negara seperti Sri Lanka dan Afrika Selatan. Di Afrika
Selatan, Ia dianggap sebagai sesepuh penyebaran Islam di negara benua
Afrika itu. Tiap tahun, tanggal kematiannya diperingati secara meriah di
Afrika Selatan. Bahkan menjadi semacam acara kenegaraan. Bahkan, Nelson
Mandela yang saat itu masih menjabat presiden Afsel, menjulukinya
sebagai “salah seorang putra Afrika terbaik”.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di era modern dikenal Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau adalah
presiden Republik Indonesia ke-3. Beliau merupakan satu-satunya presiden
yang berasal dari luar pulau Jawa. Selain dikenal sebagai presiden RI
ke-3, beliau juga dikenal sebagai ilmuwan yang sangat jenius. Beliau
dikenal sebagai ilmuwan dibidang konstruksi pesawat terbang dan teorinya
masih digunakan hingga saat ini.<br />
<br />
Ada juga Muhammad Jusuf Kalla. Beliau adalah adalah wakil presiden
Republik Indonesia ke-10. Beliau juga dikenal sebagai tokoh perdamaian
konflik di Poso dan Aceh. Dengan gaya kepemimpinan khas orang
Bugis-Makassar, beliau sukses dalam karir politik serta usaha. Beliau
adalah pemilik perusahaan besar Hadji Kalla Group<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Siri’ na Pacce dan Bushido</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Ajaran moral Siri’ punya suku Bugis dan Makassar mirip dengan
semangat Bushido kaum Samurai Jepang. Bushido adalah etika moral bagi
kaum samurai. Berasal dari zaman Kamakura (1185-1333), terus berkembang
mencapai zaman Edo (1603-1867), bushido menekankan kesetiaan, keadilan,
rasa malu, tata-krama, kemurnian, kesederhanaan, semangat berperang,
kehormatan, dll. Aspek spiritual sangat dominan dalam falsafah bushido.
Meski memang menekankan “kemenangan terhadap pihak lawan”, hal itu
tidaklah berarti menang dengan kekuatan fisik. Dalam semangat bushido,
seorang samurai diharapkan menjalani pelatihan spiritual guna
menaklukkan dirinya sendiri, karena dengan menaklukkan diri sendirilah
orang baru dapat menaklukkan orang lain.<br />
<br />
Kekuatan timbul dari kemenangan dalam disiplin diri. Justru kekuatan
yang diperoleh dengan cara inilah yang dapat menaklukkan sekaligus
mengundang rasa hormat pihak-pihak lain, sebagai kemantapan
spiritual.Perilaku yang halus dianggap merupakan aspek penting dalam
mengungkapkan kekuatan spiritual.<br />
Ada banyak persamaan antara semangat ksatria Eropa masa lalu dengan
semangat bushido, karena sama-sama mementingkan keberanian, rasa malu,
kehormatan, dll. Perbedaannya terletak pada kesetiaan. Hubungan antara
seorang satria Eropa dengan bawahan adalah berdasarkan perjanjian
sedangkan dalam bushido adalah semata-mata berkat kesetiaan.<br />
<br />
Orang-orang di luar Jepang kerap mengasosiasikan semangat bushido
dengan praktek seppuku yang tidak pernah dilakukan lagi di zaman modern
ini. Seppuku adalah ritual bunuh diri dengan merobek perut sendiri
dengan sebilah pedang sebagai bukti rasa tanggung jawab. Mengapa perut?
Di masa-masa feodal dulu di Jepang, para pendekar perang menganggap
perut sebagai tempat bermukimnya jiwa. Jadi pada waktu mereka harus
membuktikan rasa tanggung jawab sebagai pendekar atas perbuatannya,
mereka lebih memilih melakukan seppuku. Di jaman Edo, seppuku bahkan
merupakan bentuk hukuman mati bagi anggota kelas samurai. Yang
bersangkutan melakukan sendiri seppuku, untuk itu disediakan seseorang
guna membantu menuntaskan kematian tersebut agar penderitaan tidak
berlarut-larut. Dewasa ini seppuku sama sekali tidak dipraktekkan lagi.
Kasus terakhir tercatat pada tahun 1970 ketika seorang sastrawan besar
Mishima Yukio melakukan bunuh diri dengan cara ini, dan hal itu sangat
mengejutkan seluruh negeri Jepang. Di luar Jepang, praktek seppuku lebih
dikenal dengan <i>hara-kiri</i> (merobek perut).<br />
<br />
Kedua ajaran moral tersebut mulai ditinggalkan namun dengan tingkat
emosi berbeda. Jepang dengan harakirinya memiliki fislosofi rasa malu
harus berakhir dengan kematian di tangan sendiri. Ini berbeda dengan
Siri’ dari bugis-makassar yang berarti tidak selamanya harus mati, tapi
masalah itu harus tuntas setunta tuntasnya, tidak ada kata pasrah,
justru merekapun menganggap mati berarti pasrah dan tak mampu lagi
mengatasi masalah. Dan tentunya karena latar belakang Religius maka hal
tersebut tidak diperbolehkan.<br />
<br />
Falsafah keberanian orang bugis-makassar itu bijak, seperti pelaut yang berkata “<i>kualleangngangi tallangan na toalia</i>”
artinya, aku memilih tenggelam daripada kapal kembali surut ke pantai.
Jangan langsung ditafsirkan aku memilih mati daripada mundur. Bukan.
Bukan seperti itu. Ketika seorang pelaut mengucapkan itu sebelum
berlayar, dia berangkat dengan niat dan tujuan yang jelas, benar dan
terang.<b> </b><br />
<br />
<b>Penerapan Etos <i>Siri’ na Pacce </i>Saat Ini</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Penetrasi besar-besaran budaya global melalui jalur globalisasi
telah membawa banyak perubahan di seluruh penjuru dunia. Ditambah lagi
dengan besarnya pengaruh kekuatan ekonomi (<i>economic power) </i>negara-negara
maju. Hal ini menempatkan negara berkembang termasuk Indonesia pada
posisi yang serba sulit untuk menghindarinya. Satu-satunya jalan adalah
mengantisipasinya. Indonesia harus bisa meminimalisir efek negatif yang
ditimbulkan dari globalisasi.<br />
<br />
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sosok-sosok muda yang
memiliki jiwa dan karakter yang mapan. Anak muda Indonesia yang notabene
adalah pemimpin dan pemilik masa depan bangsa ini seharusnya memiliki <i>siri’ na pacce </i>dalam
diri mereka. Karena, anak muda Indonesia yang sudah dijelaskan di awal,
adalah anak muda yang sudah terlalu jauh dari akar budaya mereka.
Mereka sudah terlalu dalam terkontaminasi oleh pengaruh negatif
globalisasi. Dengan adanya <i>siri’ na pacce, </i>anak muda akan lebih
peka merasakan segala macam persoalan yang sedang melanda Indonesia.
Mereka juga akan malu melihat keadaan negaranya serta malu jika ia hanya
berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa untuk bangsanya.</div>
<div>
<br />
Pemimpin yang memiliki <i>siri’ na pacce </i>dalam dirinya, akan
memiliki keberanian serta ketegasan, namun tetap bijaksana dalam
memimpin. Pemimpin yang memegang teguh prinsip ini akan membawa
perubahan ke arah yang lebih baik karena mereka memiliki rasa peka
terhadap lingkungan sekitar. Mereka dapat mendengarkan aspirasi
orang-orang yang mereka pimpin. Hal ini sangat sejalan dengan konsep
negara kita yaitu negara demokrasi.</div>
<div>
<br />
Meskipun etos <i>siri’ na pacce </i>berasal dari masyarakat
Bugis-Makassar, namun etos ini sangat bisa diterima secara nasional.
Karena di berbagai daerah Indonesia juga terdapat etos atau pandangan
hidup yang hampir sama dengan konsep <i>siri’ na pacce.</i> Ada <i>wir</i><i>a</i><i>ng </i>yang hidup di masyarakat suku Jawa, <i>carok </i>pada masyarakat suku Madura, <i>pantang</i>pada masyarakat suku di Sumatera Barat, serta <i>jenga </i>pada masyarakat suku di pulau Bali. Kesemua pandangan hidup dari berbagai daerah tersebut memiliki kesamaan konsep dengan <i>siri’ na pacce, </i>yaitu
malu jika keadaan suku atau bangsa mereka tidak lebih baik dari suku
atau bangsa lain. Kesemua konsep pandangan hidup tersebut menanamkan
nilai-nilai luhur tentang semangat serta keberanian tanpa melupakan rasa
lembut hati sebagai penyeimbangnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div>
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sumber:</b></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li><i>Sinrilik </i>adalah karya sastra Makassar yang berbentuk prosa
yang cara penyampaiannya dilagukan secara berirama baik dengan
menggunakan alat musik maupun tanpa alat musik.</li>
<li>Mohamad Laica Marzuki, <i>Siri’ </i>: <i>Bagian Dari Kesadaran Hukum Rakyat Bugis-Makassar, </i>(Bandung: Universitas Padjajaran, 1995), hlm. 214.</li>
<li>Suriadi Mappangara, <i>Ensiklopedia Sejarah Sulawesi Selatan Sampai Tahun 1905, </i>(Makassar: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, 2004), hlm. 137-138.</li>
<li>http://whyopu.blogspot.com</li>
<li>http://vinderscout.wordpress.com</li>
<li>http://maulanusantara.wordpress.com</li>
<li>http://www.ppmrahmatulasri.com</li>
<li>http://fairuzelsaid.wordpress.com/2011/06/27/siri-na-pacce/</li>
</ul>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/Gnofpw9r-2o?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-11867347157494239992012-11-05T08:52:00.001-08:002012-11-05T08:57:01.649-08:00Hutan Wisata Malino, Makassar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-5717" height="412" src="http://content.rajakamar.com/wp-content/uploads/2012/09/Raja-Kamar-16r-Makassar-Menikmati-Kesejukan-di-Hutan-Wisata-Malino-1-e1346839802683.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Makassar-Menikmati-Kesejukan-di-Hutan-Wisata-Malino-1" width="550" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: small;"><i><span style="color: #888888;">Sumber Gambar: geografiunm.files.wordpress</span></i></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="color: #888888;"></span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Kawasan pegunungan dengan suasana udara yang segar dapat menjadi
pilihan anda berlibur untuk menghilangkan stres dengan pekerjaan rutin
sehari-hari. kawasan Malino adalah salah satu kawasan pegunungan yang
terdapat di <a href="http://content.rajakamar.com/category/destinasi/sulawesi-selatan/makassar/" target="_blank">Makassar</a>.
Malino merupakan tempat wisata murah yang terletak di Kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa, yang dapat ditempuh sekitar 90 km dari
selatan kota Makassar. Kawasan wisata Malino jika ditempuh menggunakan
kendaraan dapat dicapai sekitar 2 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-5718" height="366" src="http://content.rajakamar.com/wp-content/uploads/2012/09/Raja-Kamar-16r-Makassar-Menikmati-Kesejukan-di-Hutan-Wisata-Malino-2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Makassar-Menikmati-Kesejukan-di-Hutan-Wisata-Malino-2" width="550" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #888888;">Sumber Gambar: bone-geographical.blogspot</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div align="center">
<i><span style="color: #888888;"></span></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Hutan wisata Malino menyuguhkan pesona alam yang indah dengan
banyaknya pepohonan, bunga, dan sayuran segar. Malino sudah dikenal
sejak jaman kolonial Belanda dan juga menyimpan tumbuhan peninggalan
Belanda seperti <i>edelweis</i> dan pohon turi. Disekitar kawasan
wisata Malino terdapat beberapa air terjun bisa anda kunjungi
menggunakan kuda yang disewakan masyarakat setempat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Air terjun yang terdapat di Malino antara lain air terjun Takapala
yang terdapat di daerah Bulutana dan air terjun Lembana. Selain aneka
flora disini anda juga dapat melihat aneka fauna seperti burung nuri,
burung jalak kerbau, burung gelatik, burung raja udang, kera hitam, dan
biawak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kawasan wisata Malino berketinggian 1500 meter diatas permukaan laut,
tidak heran jika suhu di Malino sangat segar dan sejuk. Jika anda ingin
menikmati suasana Malino, anda dapat menginap di sejumlah hotel dan
vila yang terdapat di kawasan Malino, Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hutan wisata Malino, Makassar walaupun belum terkenal di luar daerah
sulawesi selatan namun Malino sangat potensial menjadi kawasan wisata
unggulan nusantara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika Anda mengunjungi kota propinsi Makassar, anda juga dapat memilih <a href="http://content.rajakamar.com/wisata-murah-di-taman-taman-wisata-makassar/?utm_source=rajakamar.com&utm_medium=website&utm_campaign=wisata-murah&utm_term=wisata-murah" target="_blank">taman wisata </a>yang banyak terdapat di kota Makassar dengan prasarana lengkap sebagai tujuan wisata murah anda selama berada di kota Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : <a href="http://content.rajakamar.com/menikmati-kesejukan-di-hutan-wisata-malino-makassar/">Raja Kamar </a></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-70652208220748588172012-11-04T05:15:00.003-08:002012-11-04T05:15:52.867-08:00Thoeng dan Pecinan di Makassar <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="post-header">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-5189970044772131259">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtD9YyD6cC56woAZe-V8fFzJ0Uc45LbCWKz3xWkbzQOc2WidtZZ_UhrZkNJU3JKF_9Py2Yfn6bR_cPKSIit5NzTe4sTYqm-lggT35C74b9W1f6tzZN_G1uz16O8ZuAUUKKXTXSl1mKSBto/s1600/thoeng-foto.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtD9YyD6cC56woAZe-V8fFzJ0Uc45LbCWKz3xWkbzQOc2WidtZZ_UhrZkNJU3JKF_9Py2Yfn6bR_cPKSIit5NzTe4sTYqm-lggT35C74b9W1f6tzZN_G1uz16O8ZuAUUKKXTXSl1mKSBto/s200/thoeng-foto.jpg" width="153" /></a></div>
<div align="justify">
Siang
hari, panas masih terik. Saya masih menyusuri jalan Irian dan
sekitarnya, berputar-putar dari jalan sempit kampung cina. Pun saya
tersesat di jalan Nusakambangan bertemu dengan Eric Salimin-Liem Hoek
Jin. Ditempatnya ia bercerita pada masa penjajahan, tentang ketokohan
Mayor Thoeng di Makassar.<br /><br /> <div align="center">
*****</div>
Sekumpulan
tentara Jepang Tokketai memburu keluarga Mayor Thoeng Liong Hoei.
Mata-mata menyebut, Mayor Thoeng telah melarikan diri dari kediamannya
di Jalan Bacan No 5. Tahun 1942, di perbatasan limbung Makassar, Mayor
Thoeng Liong Hoei bersama tujuh anggota keluarganya dibunuh tentara
Jepang. <br /><br />Selain Mayor, mereka yang dibunuh adalah anak sang Mayor
bernama Thoeng Kok Sang, Thoeng Kok Tjien, Thoeng Kok Tjeng, dan Thoeng
Kok Leang. Satu menantu Mayor Thoeng Tan Hong Teng bersama dua
bersaudara Lie ikut dibunuh tentara Jepang. <br /><br />Sementara tiga istri
sang Mayor berhasil kabur. "Hingga kini, kisah Mayor Thoeng terus
bergerilya dari mulut ke mulut," kata Liem. Liem masih keturunan marga
Thoeng, dari garis ibunya. "Cuma biasanya kalau dari garis ibu, Fam atau
She kita sudah hilang," ucapnya. Semakin saya penasaran, semakin
menarik perburuan saya tentang keluarga Thoeng ini. Setelah berada di
kediaman Liem Hoek Jin, berbekal rekomendasinya, saya disarankan
menghubungi keturunan langsung dari Mayor Thoeng bernama Thoeng Boeng
Kian atau Harry Kumala. <br /><br />"Siapa yang tak kenal dengan keluarga kesohor Thung. Oke sebentar kita ketemu di Jalan penghibur," singkatnya. <br /><br />Marga
Thoeng berasal dari Provinsi Hokkiang di Kota Sanchiong Desa Pangli.
"Saya sampai tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa sampai menyebar,"
kata Harry Kumala cicit Mayor Thoeng dari Istri kedua. Kumala, nama
belakang Harry adalah marga dari keluarga Mala yang konon memiliki garis
keturunan Melayu. "Nenek buyut saya itu, masih keturunan bangsawan
melayu yang diambil istri oleh Mayor," kata Harry yang memiliki nama
Tionghoa, Thoeng Boang Kian. <br /><br />Setelah Jepang keluar dari
Indonesia, dan memasuki masa transisi pada Pemerintahan Soeharto.
Keluarga Thoeng dari keturunan Mayor Thoeng Liong Hoei menyebar hingga
ke luar negeri. Sejumlah keluarga mengubah nama mereka, sebab pada masa
itu nama dan segala macam yang berbau Tionghoa dilarang oleh pemerintah.<br /><br />Harry
Kumala sempat menelusuri garis keturunan Thoeng hingga ke negeri
Tiongkok tahun lalu. "Disana memang ada rumah induk, keluarga Thoeng.
Mereka ini adalah memiliki garis keturunan dari raja Dinasti Shang.
Mayor Thoeng, adalah Mayor pertama di Makassar. Ia diberi gelar langsung
oleh ratu Belanda pada masa itu. <br /><br />Ayahnya bernama Thoeng Tiong
Pie juga Kapitan pertama di Makassar. Namun, kesohoran Mayor Thoeng
lebih banyak terdegar dibanding ayahnya. "Bahkan gubernur Hindia Belanda
di Jakarta takut sama Mayor. Karena Mayor punya tongkat yang ujungnya
bertanda cap pemberian dari Ratu," kata dia. Jika sudah begitu, kata
Harry, terkadang Mayor Thoeng justru menghukum tentara Belanda yang
nakal. "Tentara Belanda bisa disetrupnya, dicambuknya di depan
kita-kita," tambahnya.<br /><br />Oleh pemerintah hindia belanda, ada
kesepakatan dimana sang Mayor berhak mengatur warganya yang berasal dari
garis Tionghoa. "Mayor itu, semacam kepalanya orang tionghoa, untuk
memudahkan pemberian upeti atau menarik pajak kepada pemerintah Belanda
masa itu," ucap Harry. <br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgexXzWbaJubtmI669FJ3B85BaJudpVNYKU7mLCbJEAJdXLMGODa7igcmuVXJWq8GT8M7rdKqvuTtaF0CrzbG6WgEbSq3bT00AHZDKjuXb5CIBJknCkl_L-5QlNafDJs3GMtQ_JAHYrqv_U/s1600/rumah+thoeng.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgexXzWbaJubtmI669FJ3B85BaJudpVNYKU7mLCbJEAJdXLMGODa7igcmuVXJWq8GT8M7rdKqvuTtaF0CrzbG6WgEbSq3bT00AHZDKjuXb5CIBJknCkl_L-5QlNafDJs3GMtQ_JAHYrqv_U/s200/rumah+thoeng.jpg" width="200" /></a></div>
Sebagai
tokoh dalam masyarakat Tionghoa pendatang di makassar. Mayor Thoeng
hampir menguasai sebagian wilayah dagang di Utara Makassar. "Setelah
Jepang terusir, anak cicitnya menyebar di Makassar dan di luar negeri.
Mereka umumnya jadi pebisnis yang masih bertahan hingga sekarang," kata
Liem Hoek Jin. <br /><br />Adalagi tokoh-tokoh pejuang Tionghoa keturunan
Thoeng di Makassar pada jaman penjajahan Belanda. Sebut saja Thoeng Boen
Tjiang, Thoeng Wan Ting, dan Thoeng Tiong Too. Mereka ini adalah tokoh
pejuang yang diberi gelar pahlawan oleh Kantor Legiun Veteran Sulawesi
Selatan. “Banyak memang cerita, bahwa warga Tionghoa berjuang
mempertahankan kemerdekaan dari Belanda maupun Jepang melalui cara
sembunyi-sembunyi,” jelas Shaifuddin, peminat kebudayaan pecinan di
Makassar. “Perjuangan mereka misalnya menyembunyikan para pejuang
indonesia di rumah dagang warga Tionghoa. Termasuk saat para pejuang
Indonesia melakukan pertemuan-pertemuan tertutup.” Shaifuddin
menyebutkan, tempat persembunyian yang dahulu digunakan warga Tionghoa
membantu pejuang Indonesia, salah satunya berada di Jalan Irian yang
lokasinya menjadi pabrik es.
<br /><br />Di Makassar, tepatnya di kampung cina masih ada peninggalan
kediaman Mayor Thoeng. Informasi Harry Kumala saya telusur hingga sampai
ke kediaman pertama Mayor Thoeng yang terletak di Jalan Bacan Nomor 5.
Disini, saya bertemu keluarga Tunger, cucu langsung keluarga Mayor
Thoeng. "Disinilah kediaman sang Mayor. Bahkan saya yakin, ini adalah
rumah bapaknya yang kapitan. Konon khabarnya ia dulu dilahirkan disini,"
kata Freddy Tunger atau Thoeng Thiong Hoei. ia menyarankan saya menuju
rumah paling ujung dari Mayor Thoeng. <br /><br />Rumah ini, telah dibagi
menjadi tiga petak yang luas. "Tapi dari tampilan luarnya kami tak
merubahnya, atas pesan papa'," katanya. Kharismatik, tegas, itulah kesan
pertama saya saat melihat langsung lukisan sang Mayor berukuran 3x1
meter ini. <br /><br />Sulit membayangkan ia tewas karena menolak bekerja
sama dengan tentara Jepang. Lebih sulit lagi membayangkan saat ia tak
dikenang sebagai tokoh di Makassar. Justru di negeri Belanda,
peninggalan dan silsilah Mayor Thoeng terpelihara dengan baik.
"Barangkali karena pemerintah disana lebih peduli. Sebab, pemberian
Mayor itu, tak lepas dari keluarga kerajaan disana," ucap Freddy.<br /><br />
Bisa dibilang Marga Thoeng banyak berjasa di Makassar. Selain keturunan
Mayor Thoeng, adalagi keluarga Thoeng lain yang berjasa. Keluarga ini
berjasa menyiarkan agama islam di Makassar. Namanya, Thoen Chen Ting
atau terkenal dengan sebutan Haji Baba Guru. Putranya bernama Thoeng
Tian Kiem atau Haji Faishal Thung. Dia adalah seorang pengelola pertama
Stadion Mattoangin Makassar, sekaligus pendiri dan ketua pertama
Pengurus Perhimpunan Islam Tionghoa tahun 1970-an.<br /><br />
"Sejak Indonesia di bawah era Soeharto bapak mengganti namanya menjadi
Haji Faisal Thung," kata putri perempuan Thoeng Tian Kim, Lusie Faisal
Thung. "Kakek saya, bisa dibilang warga keturunan penganut agama Islam
pertama di Makassar. Dahulu, sehari-harinya ia mengajar mengaji di Jalan
Muchtar Luthfi yang terkenal dengan kampung Maluku," ungkapnya.<br /><br />
Paul Tan yang masih keluarga jauh Haji Baba Guru mengatakan, Marga
Thoeng tidak hanya menyebar di Makassar. Haji Baba Guru misalnya, ia
menyebutkan, tiba pertamakali di kabupaten Pangkep. “Mereka menyerap
Agama Islam disana, lalu menyebarkannya ke Makassar saat ada aturan
belanda yang mewajibkan setiap pendatang ditempatkan di utara kota
Makassar,” katanya.<br /><br />
Tentu masih banyak keturunan Thoeng yang lain di Makassar ini, yang
tidak terlacak lagi. Kalau mau melihat langsung silsilah keluarga
Thoeng, silahkan mampir ke Yayasan atau klenteng marga Thoeng di Jalan
Sulawesi. Ya, saya juga masih mencari keluarga kakek saya dari keluarga
Haji Faisal Thung-Thoeng Thian Kiem. Ia adalah anak dari Thoeng Chen
Ting, penyebar agama islam di kampung Maluku. <br /><br />"Kami lama diam,
karena kami masih ada rasa warga keturunan, warga kelas dua..?" tanya
mereka yang saya temui dan puluhan tahun terdiam berbicara Mator Thoeng
dan Tionghoa di Makassar..</div>
<br /><br />
<div align="justify">
<b>Menelusuri Para Pejuang Tionghoa di Makassar</b><br /><br />
Di Makassar, ada sebuah Makam tua tak bertuan di Blok F, Taman Makam
Pahlawan, Jalan Urip Sumoharjo. Makam ini, hampir tak pernah lagi
dikunjungi kerabat keluarga. Letaknya satu kompleks dengan makam pejuang
yang melawan Belanda di masa Westerling. Letaknya di sebelah kiri pintu
utama Taman Makam Pahlawan (TMP). Di batu nisannya, masih tertera nama
S. Kok Tjoang.<br /><br />
Nama yang tertera dari ukiran batu, masih begitu jelas terbaca. Begitu
juga dengan tahun kematiannya. "GR 3-1-1-1947. S. Kok Tjoang. 121.
Lapris," begitu, tulisan yang tertera di batu nisan. S. Kok Tjoang. Ia
diperkirakan gugur saat melawan tentara Westerling. Ia adalah salah satu
pejuang yang gugur di tahun 1947, masa di mana penjajah belanda mulai
memasuki Makassar kali kedua, setelah Jepang menyerah.<br /><br />
Selain S. Kok Tjoang, adalagi satu makam Tionghoa bernama Liem Kien San.
Ia adalah veteran perang berpangkat Kapten Infanteri yang meninggal di
tahun 1976. Menurut Jumain, Koordinator pengelola Taman Makam Pahlawan,
hanya ada dua makam milik Tionghoa yang dimakamkan di TMP ini. "Hanya
dua saja memang. Satu pejuang yang gugur, satunya lagi veteran perang,"
katanya.<br /><br />
Jumain tak ingat persis kapan terakhir kali, kedua makam itu dikunjungi
oleh kerabat keluarganya. "Kalau makam S. Kok Tjoang saya hampir tak
pernah melihat ada kerabat yang mengunjunginya. Beda dengan makam Liem
Kien San," katanya. Jumain hanya mengingat, Liem Kien San, dahulu adalah
seorang pelaut yang ditarik menjadi pasukan bersenjata Skodam. "Kalau
ceritanya seperti itu. Makam ini terakhir kalau tak salah masih
dikunjungi keluarganya sekitar setahun lalu," katanya.<br /><br />
Di jaman penjajahan Jepang dan Belanda, sebenarnya, sudah banyak
masyarakat Tionghoa yang berpartisipasi. Di masa itu, perjuangan juga
masih dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi. Menurut Eric Salimin,
tokoh Tionghoa Makassar, warga Tionghoa di masa itu ada yang melakukan
perjuangan secara terang-terangan, maupun dengan cara sembunyi. Mereka
misalnya, membantu penjuang Indonesia melalui persediaan logistik atau
menyelundupkan para pejuang dari rumah ke rumah.<br /><br />
"Perjuangan mereka ada, meskipun itu tidak besar tapi saya kira lumayan
penting," katanya. Perjuangan kecil itu dilakukan, kata Eric, mengingat
besarnya resiko yang harus ditranggung masyarakat Tionghoa di masa itu.
"Kalau ketahuan kan, hukumannya bisa gawat," katanya.<br /><br />
Yongris, salah satu tokoh muda Tionghoa juga berpendapat sama. "Kita
banyak pejuang Tionghoa yang sebenarnya juga terlupakan. Yang paling
terkenal belakangan ada nama Liem Kien San," kata Yongris, sembari
mengatakan, keturunannya masih ada di Makassar, sampai sekarang. "Ada,
saya masih ingat salah satu keturunannya itu bernama Yulie, yang punya
rumah makan Panorama," ucapnya.<br /><br />
Selain Liem Kien San, dan S. Kok Tjoang. Nama-nama dari Marga Thoeng
juga sempat tercatat sebagai veteran pejuang adalah, Thoeng Boen Tjiang
(Musa Edenton), Thoeng Wan Ting (Fatimah), Thoeng Tiong Too (Sonny
Tunru) dan Thung Kang Sang. Thoeng Boen Tjiang atau Musa Edenton,
keturunannya masih sempat terlacak. "Kalau Edenton itu, keturunannya
seorang Dokter, salah satunya bernama James Edenton berpraktek di Rumah
Sakit hikmah," kata Hary Kumala, salah satu pengurus yayasang Marga
Thoeng di Jalan Sulawesi.<br /></div>
<b>Marga Thoeng Yang Menjadi Pejuang | NPV/No. Identitas Veteran</b><br /><br />
Thoeng Boen Tjiang (Musa Edenton) | 17.063.953<br />
Thoeng Wan Ting (Fatimah) | 17.039.495/ 31 Juli 1982<br />
Thoeng Tiong Too (Sonny Tunru) | 17.038.836/ 31 Juli 1982<br />
Thung Kan Sang | 17.038.722/ 31 Agustus 1989</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-5189970044772131259">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-5189970044772131259">
Sumber: :<a href="http://bantalkepala.blogspot.com/">..bantalkepala</a></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-3494998590322557962012-11-03T09:55:00.001-07:002012-11-03T10:00:09.403-07:00Kota Makassar di Akhir Abad 17 dan Awal Abad 18<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span class="sep"></span>
<br />
<div class="entry-content clear-fix">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/kota-makassar-di-akhir-abad-17-dan-awal-abad-18/img_8318/#main" rel="attachment wp-att-347" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="size-full wp-image-347" height="266" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/IMG_8318.jpg" title="IMG_8318" width="400" /></a></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_347" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center; width: 610px;">
<div class="wp-caption-text">
<span style="font-size: small;"><b>Bagian dalam benteng Fort Rotterdam (foto by: daenggassing.com)</b></span></div>
</div>
<h3 style="text-align: justify;">
Tulisan ini adalah tulisan berseri tentang sejarah perkembangan arsitektur kota <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/telur-ayam-cellular/">Makassar</a>
yang dimulai dari akhir abad 17 hingga awal abad ke 20. Untuk tulisan
pertama akan diceritakan tentang perkembangan kota Makassar di akhir
abad 17 hingga awal abad ke 18. Tulisan ini akan hadir setiap hari
Jumat. [Mks0KM]</h3>
<h3 style="text-align: justify;">
</h3>
<div style="text-align: justify;">
Kota Makassar tumbuh menjadi kota metropolitan, salah satu kota
tersibuk di luar Jawa. Kota seluas kurang lebih 17,77 km2 daratan dan
termasuk 11 pulau di selat Makassar dengan luas perairan 100km2 ini
menjadi kota terpenting di bagian tengah dan timur wilayah Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ragam dinamika kota sudah terjadi sejak berabad-abad lalu, utamanya
sejak kerajaan Gowa takluk pada pemerintah kolonial Belanda. Ketika
itulah perubahan arsitektur kota menjadi sangat pesat akibat peran
penting pemerintah kolonial Belanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertumbuhan Makassar sebagai kota, berlangsung dari akhir abad ke-17
hingga awal abad ke-20. Dibagi dalam beberapa periode yaitu; Periode
pertama, akhir abad ke-17 hingga awal abad ke-18, Periode kedua, awal
abad ke-18 hingga akhir abad ke-19, dan Periode ketiga, akhir abad ke-19
hingga awal abad ke-20.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tulisan pertama ini saya akan coba mengulas tentang pembangunan
kota pada akhir abad ke 17 hingga awal abad ke 18 yang ditandai dengan
perombakan benteng Fort Rotterdam dan hadirnya <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/sisi-hitam-lapangan-karebosi/">lapangan Karebosi</a><b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah Kota Makassar termasuk sejarah perkembangan kota dan arsitekturnya, dimulai dari Benteng<b> </b>Rotterdam (dulunya bernama Benteng Ujungpandang)<b> </b>yang
dipilih Belanda sebagai pusat pemerintahan, sejak jatuhnya Kerajaan
Gowa pada tahun 1667. Benteng Rotterdam mengalami perombakan
besar-besaran di tahun 1673.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perombakan ini menyebabkan bentuk arsitektur lama Benteng Rotterdam
hilang dan gambar aslinya tidak ditemukan lagi. Benteng inilah yang
merupakan elemen pertama pembentukan kota kolonial Makassar .</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/kota-makassar-di-akhir-abad-17-dan-awal-abad-18/2012-08-17_185725/#main" rel="attachment wp-att-348" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-348" height="295" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/2012-08-17_185725.jpg" title="2012-08-17_185725" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Benteng Rotterdam menjadi bangunan termegah dan terindah di akhir abad ke-17. Benteng ini disebut dengan <b>“Kasteel”</b>
atau “Puri” karena fungsinya sebagai permukiman pejabat tinggi
Pemerintah Belanda. Di dalam benteng terdapat beberapa unit bangunan
antara lain gereja, gudang mesiu, kediaman gubernur, kantor gubernur,
balai kota, kediaman pendeta, kantor kepala bagian perdagangan, kantor
pusat perdagangan, barak militer, dan gudang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sekeliling benteng terdapat parit keliling yang fungsinya untuk
memutus hubungan penduduk di dalam benteng dengan dunia luar dan
menghindari serangan penduduk lokal, dari arah utara, timur dan selatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1730 jumlah penduduk Makassar tercatat sebanyak 4.985
orang, 2915 diantaranya terdiri dari budak, 271 pegawai VOC, 351 <b>“burgers”</b> <i>(</i><i>Kristen non-kompeni atau bagian dari orang-orang yang nenek moyangnya Eropa dan campuran</i><i>)</i>
, 364 Bugis-Makassar, 310 Cina, 10 “Moor” dan Kodjas (India), 137 orang
Buton, 68 orang Ambon dan Banda dan kelompok orang Melayu sekitar 577
orang <i>(Sutherland, 2004; 28).</i> Hal ini menunjukkan bahwa sejak dulu Makassar merupakan kota yang majemuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar abad ke-17, di Kota Makassar telah terbentuk struktur fisik kota,<i> </i>dengan
jalan-jalan lurus, sejajar dengan garis bibir pantai dan membujur arah
utara-selatan. Empat jalan utama yang membujur, paling barat adalah <i>Cinastraat</i> (<i>Passerstraat</i>) dan sekarang menjadi Jalan Nusantara, <i>Templestraat</i> (sekarang Jalan Sulawesi), <i>Middlestraat</i> (sekarang Jalan Bonerate) dan <i>Burgherstraat</i> (sekarang Jalan Jampea).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/kota-makassar-di-akhir-abad-17-dan-awal-abad-18/peta-kota-makassar-abad-17/#main" rel="attachment wp-att-349" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="size-full wp-image-349" height="400" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/Peta-kota-Makassar-abad-17.jpg" title="Peta kota Makassar abad 17" width="311" /></a></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_349" style="text-align: justify; width: 510px;">
<div class="wp-caption-text">
Peta
1. Fort Rotterdam dan sekitarnya pada abad ke-17. Benteng Vredenburg
yang diatasnya kini berdiri gedung kantor BNI. Peta sumber : Leonard Y.
Andaya, Warisan Arung Palakka, 2004.</div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Di Permukiman<i> Vlaardingen</i>, terdapat jalan utama yang melintang timur-barat yang disebut dengan <i>Hoogepad</i><i> </i><i>(</i><i>berarti
jalan tinggi, yang dimaksud adalah istilah Belanda untuk daerah atau
tempat-tempat yang bergengsi dibanding tempat lain dalam sebuah kota)</i><i> </i>dan sekarang bernama Jalan Jendral Ahmad Yani<i>.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dahulu di ujung timur jalan ini, dibangun benteng kecil yang disebut dengan <i>Vredenburg,</i>
untuk mengawasi gangguan dari arah timur. Keberadaan Benteng Vredenburg
membuktikan bahwa keadaan Kota Makassar belum aman sepenuhnya.
Terkadang masih ada perlawanan dan serangan dari Gowa atau penduduk yang
anti Belanda. Benteng Vredenburg dikelilingi parit yang berasal dari
kanal yang terhubung langsung dengan laut. Perkembangan penting yang
terjadi pada masa abad ke-17 adalah terbentuknya poros jalan dari
Benteng Vredenburg ke arah selatan, Gowa. Di atas lahan bekas Benteng
Vredenburg<i> </i>kini berdiri gedung Kantor Bank Negara Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga sekarang kawasan bekas <i>Vlaardingen</i> maupun Kampung Melayu sangat padat. <i>Vlaardingen</i>
lama, sekarang menjadi ikon daerah perdagangan dan dikenal oleh
masyarakat Makassar sebagai wilayah Pecinan. Beberapa bangunan yang
mencirikan pola <i>Medieval </i>masih dapat disaksikan, namun tidak sedikit pula bangunan telah hancur seperti Bioskop Jumpandang yang terletak di Jalan Bali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkembangan selanjutnya terjadi di sebelah selatan Benteng Rotterdam
yang disebut dengan Kampung Baru. Sekarang wilayahnya termasuk Jalan
Somba Opu, Jalan Pattimura, Jalan Samiun, Jalan Wahab Tarruf, Jalan Andi
Makkasau, Jalan Bau Massepe dan Jalan Haji Bora. Bagian ini berkembang
belakangan oleh karena itu dinamakan Kampung Baru. Kampung Baru dihuni
oleh orang-orang Asia yang bekerja sama dengan kompeni beragama kristen,
atau lebih dikenal dengan sebutan <i>Mardijkers</i> atau “<i>Maradekayya</i>”, sebutan masyarakat lokal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengelompokan penduduk pada masa akhir abad ke-17 hingga awal abad
ke-18 sangat jelas. Egosentris suku, bangsa atau kepentingan sosial
ekonomi membentuk mosaik, kelompok-kelompok penduduk dan pola ruang Kota
Makassar (Anonim, 1992b; 19). Kondisi ini hingga sekarang dapat diamati
terutama dari nama-nama kampungnya (toponim) seperti Kampung Melayu,
Kampung Wajo, Kampung Baru dan Maradekayya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>@Nandarkeo – pemerhati sejarah</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Sumber : <a href="http://makassarnolkm.com/kota-makassar-di-akhir-abad-17-dan-awal-abad-18/">Makassar Nol Kilometer </a></i></b></div>
</div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-6507040755124581482012-11-03T07:17:00.000-07:002012-11-03T09:47:04.245-07:00Perkembangan Kota Makassar Abad 18-19<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-size: small;"><span class="entry-date"><a href="http://makassarnolkm.com/perkembangan-kota-makassar-abad-18-19/" rel="bookmark" title="8:00 am"><time class="entry-date" datetime="2012-08-24T08:00:27+00:00" pubdate="">August 24, 2012</time></a></span> <span class="sep">·</span>
<span class="byline">by <span class="author vcard"><a class="url fn n" href="http://makassarnolkm.com/author/mok/" rel="author" title="View all posts by Warga Makassar">Warga Makassar</a></span></span> <span class="sep">·</span>
in <a href="http://makassarnolkm.com/category/sejarah-budaya/" rel="category tag" title="View all posts in Sejarah Budaya">Sejarah Budaya</a>. <span class="sep">·</span></span><br />
<header class="entry-header">
<div class="entry-meta">
</div>
</header>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/?attachment_id=382#main" rel="attachment wp-att-382" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="size-full wp-image-382" height="497" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/2012-08-23_131022.jpg" title="2012-08-23_131022" width="452" /></a></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_382" style="width: 462px;">
<div class="wp-caption-text">
Peta 2. <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/kota-makassar-di-akhir-abad-17-dan-awal-abad-18/">Fort Rotterdam</a> dan sekitarnya pada awal abad ke-19. Sumber: Yulianto Sumalyo, 1999</div>
</div>
<h3 style="text-align: justify;">
Ini adalah tulisan kedua tentang sejarah perkembangan arsitektur kota <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/telur-ayam-cellular/">Makassar</a>.
Kali ini penulis akan bercerita tentang perkembangan kota Makassar pada
akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19. Tulisan pertama dapat disimak <a href="http://makassarnolkm.com/kota-makassar-di-akhir-abad-17-dan-awal-abad-18/">di sini</a>. [m0k].</h3>
<h3 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Struktur kota dan bangunan-bangunan penting di Kota Makassar sekitar awal abad ke-19 dapat dilihat pada </b></span><span style="font-weight: normal;"><b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">peta</span></span> </b>2. Pemerintah Belanda telah membangun sarana berupa Lapangan </span><i style="font-weight: normal;">Koningsplein </i><span style="font-weight: normal;">yang sekarang bernama </span><a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/sisi-hitam-lapangan-karebosi/" style="font-weight: normal;">Lapangan Karebosi</a><span style="font-weight: normal;">. Secara geografis </span><i style="font-weight: normal;">Koningsplein </i><span style="font-weight: normal;">terletak di tengah-tengah kota menjadi lapangan luas hingga depan Rumah Sakit Pelamonia sekarang.</span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian selatan <i>Koningsplein</i> yang dipotong oleh Jalan Ince Nurdin, digunakan untuk <i>Schietterrein Voor Infanterie</i>
atau lapangan tembak infantri. Daerah sebelah timurnya atau sekarang di
sekitar rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Jenderal
Sudirman, digunakan untuk lapangan tembak artileri </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sisi utara <i>Koningsplein, </i>terdapat tiga bangunan yang
dapat mengungkapkan ciri sistem pemerintahan Belanda yaitu unsur
eksekutif dan yudikatif, yaitu gedung <i>Stadhuis</i> (Balai Kota), <i>Gevangnis</i> (penjara) dan <i>Gerechtsplaats</i> (pengadilan) (Anonim, 1992b; 26). Kini, lahan bekas ketiga bangunan tersebut menjadi bangunan pertokoan (sekitar Jalan Irian).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peta 2 menunjukkan pula sebuah sekolah bernama <i>Schoolgebouw</i>, di jalan yang sekarang bernama Jalan Balai Kota dan gedung pertemuan milik <i>Club Soranus</i> di sisi selatan <i>Koningsplein, </i>tepatnya di jalan yang sekarang bernama Jalan Kajaolalido. <i>Schoolgebouw, </i>diganti dengan bangunan baru yang bernama Sekolah Frater, dibangun pada tahun 1934 sedangkan<i> </i>lahan bekas<i> </i>gedung <i>Club Soranus,</i> kini berdiri gedung perkantoran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga awal abad ke-19, struktur Kota Makassar tidak banyak berubah. Sekitar Benteng Rotterdam menjadi <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/launching-buku-nasionalisme-lingkungan/">lingkungan</a> Belanda yang eksklusif. <i>Vlaardingen</i>
keadaannya semakin baik dengan bangunan yang sebagian besar dari batu.
Sementara Kampung Baru, Kampong Melayu dan daerah pinggiran kota
kebanyakan terdiri dari bangunan yang terbuat dari bambu sehingga
menjadi lingkungan permukiman dengan keadaan yang kurang baik (lihat
Peta 3).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di awal abad ke-18 hingga Akhir Abad ke-19, keadaan politik di Kota
Makassar mulai aman. Perlahan, kehidupan dalam benteng ditinggalkan dan
beralih ke luar benteng (extra muros), dengan memindahkan beberapa
unitbangunan ke luar benteng. Diantaranya membangun kediaman gubernur
Belanda pada tahun 1885 dan Gereja Protestan Immanuel tahun 1885 di
bagian timur Benteng Rotterdam. Gereja masih berfungsi awal sedangkan
kediaman Gubernur Belanda menjadi kantor Polisi Wilayah Kota Besar
(Polwiltabes) Makassar yang sebagian besar bangunannya telah mengalami
perubahan fisik</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/?attachment_id=383#main" rel="attachment wp-att-383" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="aligncenter wp-image-383" height="253" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/2012-08-23_130320.jpg" title="2012-08-23_130320" width="478" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir abad ke-19, Pemerintah Belanda juga mendirikan beberapa
bangunan penting diantaranya rumah sakit (sekarang bernama Rumah Sakit
Pelamonia) di bagian tenggara <i>Koningsplein</i>, <i>Oliefabrik</i> atau pabrik minyak di Matjiniajo bagian utara <i>Koningsplein</i>, <i>Ysfabriek</i> atau pabrik es bernama Aurora dan <i>Gasfabriek</i> (pabrik gas) di sebelah timur <i>Koningsplein</i>
(Sumalyo, 1999; 308). Kecuali rumah sakit, semuanya telah berganti
menjadi kompleks pertokoan dan perumahan. Perombakan bangunan
diperkirakan terjadi sekitar awal tahun 1990-an.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/?attachment_id=384#main" rel="attachment wp-att-384" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-384" height="300" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/2012-08-23_130355-233x300.jpg" title="2012-08-23_130355" width="233" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada fase berikutnya, <i>Vlaardingen </i>berkembang menjadi Kampung Cina (Pecinan), bangunannya berpola campuran <i>Medieval</i>
dan Tionghoa dengan rumah-rumah berpagar tinggi, tanpa halaman depan.
Beberapa bukti peninggalannya adalah Vihara Ibu Agung Bahari/Thian Ho
Kong (1738) yang terletak di Jalan Sulawesi. Vihara ini hancur akibat
kerusuhan di tahun 1997 dan hanya menyisakan pintu utama. Bangunan lain
yang masih bertahan adalah Rumah Abu Famili Nio (pertengahan abad
ke-18), Klenteng Kwan Kong (1810-an), Klenteng Siang Ma Kiang (1860),
rumah leluhur Marga<b> </b>Thoeng dan rumah abu<b> </b>Thoeng Abadi (1898). Adapun lahan kompleks pekuburan Cina di utara kompleks kuburan Belanda, kini berdiri Makassar Mall.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sarana penting juga dibangun bagi penduduk lokal, diantaranya
pelabuhan rakyat di utara kota yang disebut dengan Paotere. Dekat dengan
Paotere sebuah bangunan tempat tinggal didirikan dan disebut dengan <i>Landhuis Patingaloang </i>yang
tidak ditemukan lagi bekasnya. Hingga kini Paotere menjadi pelabuhan
rakyat dan tempat pelelangan ikan bagi nelayan dari berbagai daerah di
sekitar Kota Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain pemukiman bagi orang Belanda, pemukiman bagi orang-orang
pribumi juga berkembang mengelilingi pusat kota diantaranya Oedjoeng
Tanah (baca; ujung tanah), Wadjo, Bandang dan Matjiniajo (baca;
macciniajo) yang terletak di bagian utara dan timur kota. Daerah
Bontoala, Pattoenoewang (baca; pattunuang) dan Matjini berada di bagian
timur kota, sedangkan <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/tweeps-bicara-losari/">Losari</a>,
Bassi dan Baroe (baca; baru) di bagian selatan kota. Kampong-kampong
tersebut merupakan wilayah penyangga bagi Kota Makassar karena merupakan
lahan pertanian penduduk pribumi (peta 4). Hingga kini, Pemukimaan
orang-orang pribumi tersebut, tidak ditemukan lagi mengingat rumah
mereka terbuat dari kayu yang mudah rapuh. Penggunaan bahan baku kayu,
merupakan ciri khas rumah tradisional Bugis-Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berkembangnya pemukiman bagi orang-orang Bugis di Kota Makassar
seperti Bontoala tidak lepas dari sejarah dan kondisi politik pada masa
itu. Saat Raja Bone, Arung Palakka bersama dengan Belanda berhasil
menaklukkan Kerajaan Gowa-Tallo, Arung Palakka diberi satu daerah dalam
wilayah Kota Makassar yang disebut Bontoala. Belanda memberi gelar
kepada Arung Palakka sebagai <i>“Koning der Buginezen”</i>. Di
Bontoala dibangun istana Arung Palakka menghadap ke Benteng Rotterdam
yang dikelilingi oleh tembok keliling dan halaman yang cukup luas.
Gerbang istana terletak di jalan yang sekarang bernama Jalan Masjid Raya
(Mattulada, 1991;99), namun bekas istana ini tidak ditemukan lagi.
Daerah Bontoala kemudian ramai didatangi oleh orang-orang Bugis utamanya
dari Kerajaan Bone yang bermaksud tinggal dan menetap di Kota Makassar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pula dengan Kampung Wajo, daerah ini merupakan daerah
pemukiman bagi orang-orang Wajo yang datang ke Kota Makassar. Disebutkan
Mattulada (1991), bahwa setelah Arung Palakka berhasil menguasai
Kerajaan Wajo diadakanlah perjanjian perdamaian antara Belanda dan
Kerajaan Wajo yang ditandatangani oleh kedua pihak di Benteng Rotterdam.
Setelah perjanjian tersebut, orang-orang Wajo kemudian diberi tempat di
utara <i>Vlaardingen </i>yang disebut dengan Kampong Wadjo (Mattulada, 1991; 101).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah Belanda dalam membangun kota tidak hanya dari fisik saja
namun juga memperhatikan penghijauan kota. Dibuatlah taman agar warga
kota khususnya bangsa Eropa merasa berada di negeri sendiri. Taman-taman
yang didirikan pada masa ini diantaranya <i>Prins Hendrik Plein </i>di utara Benteng Rotterdam (peta 2)<i> </i>dan<i> Kerkplein </i>di timur Benteng Rotterdam. Di sisi timur <i>Prins Hendrik<b> </b>Plein </i>terdapat <i>Juliana Park </i>dilengkapi dengan <i>muziekkoppel </i>(gardu <a class="alrptip" href="http://makassarnolkm.com/bunga-mekar-di-taman-indie/">musik</a>) dan sebuah tugu peringatan (Anonim, 1992b; 30). Tugu yang benama <i>Celebes Monument</i> tersebut sekarang berada di pekarangan Benteng Rotterdam.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://makassarnolkm.com/?attachment_id=385#main" rel="attachment wp-att-385" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-385" height="322" src="http://makassarnolkm.com/wp-content/uploads/2012/08/2012-08-23_130621.jpg" title="2012-08-23_130621" width="329" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Di atas <i>Prins Hendrik<b> </b>Plein<b> </b></i>sekarang
berdiri Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) yang sebelumnya
menggunakan rumah kediaman Haji Lala di Jalan Penghibur. Sebagian besar
lahan bekas <i>Kerk Plein </i>dibangun<i> </i>perkantoran sedangkan<i> </i>di <i>Juliana Park</i> kini berdiri gedung eks Bank Duta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taman-taman dibuat sebagai salah satu langkah pemerintah Belanda
untuk mengatasi suhu di daerah ini yang cukup panas. Kini taman-taman
tersebut telah hilang, menyebabkan suhu Kota Makassar terasa menyengat.
Lebih jelasnya, sebaran bangunan kolonial pada periode ini dapat dilihat
pada peta 2. <b></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>@Nandarkeo ( pemerhati sejarah)</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Sumber : <a href="http://makassarnolkm.com/perkembangan-kota-makassar-abad-18-19/">Makassar Nol Kilometer </a></b></i></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-51714197129679220842012-11-03T04:31:00.001-07:002012-11-03T04:31:17.166-07:00Benteng Somba Opu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx1ARezDpG8IUUhj0XC3VOzHCndZD8m5KRTwUZ1iSK5T4mb7uOW9SF2kG55CSWF1KsvFD9E145n_WjIyr83S6d7KV-u7IWyDce6A51oALZgLn6GYxqaGNzmyl-BjrZXpTHKd4gcAH6urI3/s1600/_MG_0584.JPG" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx1ARezDpG8IUUhj0XC3VOzHCndZD8m5KRTwUZ1iSK5T4mb7uOW9SF2kG55CSWF1KsvFD9E145n_WjIyr83S6d7KV-u7IWyDce6A51oALZgLn6GYxqaGNzmyl-BjrZXpTHKd4gcAH6urI3/s400/_MG_0584.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Meriam yang ada di depan Museum Karaeng Pattingaloang</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Lokasi : Jl Daeng Tata Kelurahan Somba Opu Kecamatan Barombong.<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Benteng yang berbentuk persegi empat ini memiliki luas
1.500 hektar dan dipagari dengan dinding tebal. Benteng ini dibangun
pada abad ke-XV oleh Raja Gowa ke-X Tunipallangga (1548-1566) ini
dibangun untuk membentengi kompleks Kerajaan Gowa. Pada pertengahan abad
ke-17 benteng ini diratakan dengan tanah oleh VOC bersama sekutunya (24
Juni 1669) dalam Perang Makassar. Namun sejak tahun 1980, BSO ditemukan
kembali dan akhirnya direnovasi dan diberikan rumah-rumah adat khas
Sulawesi Selatan. Jadi, seperti berasa di dalam Taman Mini Indonesia
Indah ala Sulawesi Selatan.</span></span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-84409083373186609792012-10-28T10:56:00.003-07:002012-10-28T10:56:26.234-07:00Sahabat Sejati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">mempunyai nilai yang indah. </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Persahabatan
sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa
mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya... </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Persahabatan
tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang
seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan
sahabatnya.. </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti,
diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian..
</span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Seorang
sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari
perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa
adanya. </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Sahabat
tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa
yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Proses
dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari
kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita
memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan
apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Semua
orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang
berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya
persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati
sahabatnya. </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda ??? </span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??</span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Siapa yang ingin bersama anda </span></span><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">saat anda tak bisa memberikan apa-apa ?? </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">MEREKALAH SAHABAT ANDA </span></span><br /><br /><span style="font-size: 85%;"><span style="font-family: verdana;">Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. </span></span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-47366007619111095092012-10-27T11:06:00.000-07:002012-10-27T11:06:56.608-07:00DEKLARASI ORANG MUDA KATOLIK INDONESIA PADA INDONESIAN YOUTH DAY 2012<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwTFWYA6lLdGbR3ZdW4QzrbU3WcFKw-hgo8iKHdJ2C7rEGwehQqlmM0YmGWYQfB7PpxOmZIgSnbE7I9w1CzwU9uMoxT6Ki8P30MwxxoTJTyijCkp342xVZqNN2yARnr8i6pvzmmwcMEkQ/s1600/iyd+2012+sanggau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="333" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwTFWYA6lLdGbR3ZdW4QzrbU3WcFKw-hgo8iKHdJ2C7rEGwehQqlmM0YmGWYQfB7PpxOmZIgSnbE7I9w1CzwU9uMoxT6Ki8P30MwxxoTJTyijCkp342xVZqNN2yARnr8i6pvzmmwcMEkQ/s400/iyd+2012+sanggau.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia telah melaksanakan
Indonesian Youth Day yang pertama kali dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia. INDONESIAN
YOUTH DAY pertama berlangsung di Sanggau Kalimantan Barat, pada tanggal 20-26
Oktober 2012, dihadiri oleh 1.914 Orang Muda Katolik dan pendampingnya dari 35
keuskupan di Indonesia dan satu keuskupan dari Malaysia. Kami mengalami
tahap-tahap kegiatan yang menggembirakan, memperdalam dan menantang penghayatan
iman kami dengan diterangi oleh tema "Berakar dan Dibangun dalam Yesus
Kristus, Berteguh dalam Iman" (Kol 2:7), serta subtema "Makin
Beriman, Makin Mengindonesia"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sepanjang masa persiapan serta pelaksanaan INDONESIAN YOUTH
DAY, kami memperoleh pencerahan dalam semangat iman sebagai Orang Muda Katolik.
Perjumpaan dengan Orang Muda Katolik seluruh Indonesia, berbagi pengalaman
bersama umat dan masyarakat setempat, terbukti mempererat persaudaraan serta
memperdalam iman dan rasa syukur kami. Kami bersyukur menjadi Orang Muda
Katolik yang dilahirkan di kawasan Nusantara, suatu kawasan yang dianugerahi
Tuhan dengan kekayaan alam dan aneka suku bangsa, dengan budaya yang luhur dan
beraneka ragam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dari pengalaman iman yang kami peroleh selama INDONESIAN
YOUTH DAY 2012 ini, kami berkehendak untuk berani mempertahankan dan
mengembangkan nilai Kekatolikan yang mewujud dalam semangat cinta yang besar
pada bangsa kami Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Setelah merefleksikan proses pelaksanaan INDONESIAN YOUTH
DAY 2012, kami meyakini bahwa: </span></div>
<ol style="text-align: left;">
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia, adalah pembawa harapan, pelaku perdamaian
dan keadilan, yang dipanggil untuk bertindak aktif tanpa kekerasan, menjadi
agen perubahan bangsa ke arah yang makin bermartabat.</span><span style="font-size: small;"> </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia, mau menanggapi panggilan Tuhan
dengan sikap jujur, menjaga kemurnian dalam hal kesusilaan, serta aktif
berperanserta dalam usaha mewujudkan suasana yang damai tanpa kekerasan.</span><span style="font-size: small;"> </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia, mau mendidik
diri menjadi orang yang merefleksikan setiap tantangan hidup dengan terang iman
Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik</span><span style="font-size: small;"> </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia, mencintai dan
menghayati iman, ajaran serta Tradisi Gereja Katolik dalam kesatuan yang penuh
kasih dengan para bapa uskup dan bapa suci. </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia, berani
menunjukkan jati diri kekatolikan sebagai salah satu ciri khas kami, sebagai
bagian dari kebhinekaan Indonesia.</span> </li>
<li>Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia, menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah membesarkan kami serta
yang selalu memperkuat jari diri kami sebagai bangsa Indonesia.</li>
<li>Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia, mau bersaudara dengan semua orang,
serta mau meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berdialog, khususnya dalam
bekerjasama dengan sesama orang muda yang berkepercayaan dan beragama lain demi
peningkatkan mutu hidup bersama.<span style="font-size: small;"> </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia mau merasul dengan mengembangkan
kemampuan diri di bidang pengembangan ekonomi dan pengembangan hidup sosial
kemasyarakatan yang bermartabat serta dalam usaha perbaikan lingkungan hidup.</span><span style="font-size: small;"> </span></li>
<li><span style="font-size: small;">Kami Orang Muda Katolik Indonesia Indonesia, menyepakati
bahwa perjumpaan Indonesian Youth Day, dilanjutkan secara berkala sebagai
bagian dari pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">
Demikianlah kami mewartakan pernyataan ini, sebagai ungkapan syukur atas
Indonesian Youth Day 2012 yang terbukti telah memantapkan persaudaraan dan
panggilan perutusan kami sebagai Orang Muda Katolik Indonesia. Kami Orang Muda Katolik
Indonesia, selalu berakar dalam Kristus, berteguh dalam iman dan bertekad bulat
menjadi seratus persen Katolik, seratus persen Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sanggau, 26 Oktober 2012</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />
OMK INDONESIA</span><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirN0rzTVcgY08Cr-e9tlyiW8iDAQGKvzgXVE7GmYRsAfUSBKXACz08S5yGkUqpCVbDgV6-Hnf3ytl-PlWXUgKdKyn8rxmT34t30jU0-lS8Q4JdP7IpBs5z6QkSI9JZCRLaXNXRMevhAjY/s1600/IYD-PROMO+MAY+2012+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirN0rzTVcgY08Cr-e9tlyiW8iDAQGKvzgXVE7GmYRsAfUSBKXACz08S5yGkUqpCVbDgV6-Hnf3ytl-PlWXUgKdKyn8rxmT34t30jU0-lS8Q4JdP7IpBs5z6QkSI9JZCRLaXNXRMevhAjY/s400/IYD-PROMO+MAY+2012+copy.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<span style="font-size: small;">Sumber : : </span><span class="blackstrip"></span>
<span class="whitestrip"></span><img alt="Indonesian Youth Day 2012" src="http://www.indonesianyouthday.net/image/logo.png" /><br />
<div id="outer_wrapper">
<div id="header">
<div class="logo">
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-83520095732451786412012-10-27T10:48:00.000-07:002012-10-27T11:04:12.597-07:00Orang Muda Katolik Makin Mengindonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="thumbnail">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12px;"></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: 12px;">
Kamis, 25 Oktober 2012</span><br />
<span style="font-size: 12px;">
</span></div>
<span style="font-size: 12px;">
</span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: 12px;"></span></div>
<span style="font-size: 12px;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a href="http://www.indonesianyouthday.net/index.php/read/2012/10/25/123801/70/sesi-pleno-oleh-mgr-agustinus-agus" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" height="213" src="http://images.indonesianyouthday.net/2012/10/13511493131637812792.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: 12px;">Sesi pleno ketiga Indonesian Youth Day 2012 dibawakan oleh Mgr.
Agustinus Agus. Uskup mengawali diskusi dengan mengangkat isu adat dan
isu agama yang sering muncul dimasyarakat Indonesia.</span><br />
<br />
<span style="font-size: 12px;">Mengapa Gereja mengajak semua suku meng-Indonesia?</span></div>
<span style="font-size: 12px;"><br />
Gereja mengajak kita untuk dekat dan sadar akan isu-isu yang dianggap
sensitif di masyarakat Indonesia, bukan untuk mempermasalahkan, tetapi
untuk membantu memikirkan dan menjalankan langkah konkrit yang bisa
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk saling menghargai dan
menghormati satu sama lain. Diharapkan orang muda dapat berperan dalam
mengingkatkan kesadaran masyarakat, bahwa manusia di dunia ini
diciptakan tidak seragam namun tetap satu.<br />
<br />
Sejak semula manusia diciptakan Tuhan secara beragam, seperti Adam
dan Hawa yang diciptakan berbeda. namun kita sebagai orang beriman juga
percaya bahwa kita adalah satu keturunan adam dan hawa meski kita
berbeda-beda. Kisah tiga raja dari timur yang sering kita dengar diwaktu
Natal juga menggambarkan orang-orang dari segala bangsa bersatu untuk
menyambut Tuhan yang datang. Kasphar, Melkior, dan Balthasar
menggambarkan keragaman orang-orang di dunia berikut dengan persembahan
yang mereka bawa untuk Yesus sendiri (emas, mur, dan kemenyan). Yesus
sendiri sebagai orang Yahudi juga mengisahkan tentang orang Samaria yang
baik hati untuk menekankan sikap rukun satu sama lain. Sedangkan di
Indonesia, peristiwa proklamasi menjadi bukti bahwa Indonesia mengakui
keragaman yang ada di masyarakat Indonesia.<br />
<br />
Mgr. Agustinus Agus menekankan semboyan "100% Katolik, 100%Indonesia"
yang diartikan sebagai, "Kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan
orang-orang zaman sekarang terutama kaum miskin dan menderita, merupakan
kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.</span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-74053676185853932602012-10-27T10:20:00.004-07:002012-10-27T11:03:36.253-07:00Gories Mere:Orang Muda Katolik Harus Jadi Panutan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" height="318" src="http://images.indonesianyouthday.net/2012/10/1351319069782534779.jpg" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: small;">Gorries Mere</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="thumbnail">
</div>
<span style="font-size: small;">Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen
Gories Mere meminta orang muda Katolik Indonesia untuk menjadi panutan
bagi kalangan muda di Indonesia dalam menolak penyalahgunaan narkotika.
Orang muda Katolik harus tampil dan memberi contoh.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Demikian diungkapkan Mere saat penutupan Indonesian Youth Day 2012 di Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">"Indonesia dan negara-negara lain di dunia sedang berusaha mencapai
target bebas narkotika. Saya meminta orang muda Katolik tampil di depan
masyarakat dan memberi contoh langsung bagaimana mengampanyekan
antinarkotika," ujar Mere.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Penyalahgunaan narkotika menjadi perhatian negara karena saat ini
ancaman bagi kaum muda terus ada. Kaum muda rawan terhadap
penyalahgunaan narkotika karena pergaulan semakin mudah.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Indonesian Youth Day adalah ajang pertemuan orang muda Katolik (OMK)
dari 35 keuskupan di Indonesia. OMK didorong terlibat langsung dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat.</span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-21923063179080741272012-10-27T10:07:00.001-07:002012-10-27T10:15:44.871-07:00Ajang Orang Muda Katolik Meneguhkan Iman dan Kebangsaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"> </span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn59KmMunN6V8oZ1Vq6LXu1AHyBNsJkb-eB15WwxpFFf7XULYpBQY6_dXfvj1bRBhrL5aoCF_tzqkI1Y1vt9k77d_QaOFow27FDA77kJBMrh26IevhYC3dvofBZQT1Bh6o9jhOprjMI1M/s1600/iyd+2012+sanggau.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn59KmMunN6V8oZ1Vq6LXu1AHyBNsJkb-eB15WwxpFFf7XULYpBQY6_dXfvj1bRBhrL5aoCF_tzqkI1Y1vt9k77d_QaOFow27FDA77kJBMrh26IevhYC3dvofBZQT1Bh6o9jhOprjMI1M/s320/iyd+2012+sanggau.jpg" width="320" /></a><span style="font-size: small;">Sejak 18 Oktober 2012, ribuan Orang Muda
Katolik Indonesia berangkat menuju Kalimantan Barat untuk mengikuti
kegiatan Indonesian Youth Day (IYD) 20-26 Oktober 2012. Mereka berumur
16-35 tahun dan berasal dari berbagai pulau di Indonesia, seperti
Sumatera, Jawa, Flores-Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua, dan tentu saja,
Kalimantan. Ada lebih kurang 2500 Orang Muda Katolik yang akan berkumpul
pada acara puncak 23-26 Oktober di Sanggau, Kalimantan Barat.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">IYD
yang kali pertama ini, diadakan di tiga keuskupan yakni
Pontianak, Sanggau, Sintang, dengan acara puncak di Sanggau. Kegiatan
ini adalah acara yang dibuat oleh orang muda, untuk orang muda,
dengan berlandaskan pada bukan saja nilai-nilai iman tapi juga
nilai-nilai kebangsaan. Selama tujuh hari, orang-orang muda Katolik ini
akan berinteraksi, bertukar pikiran, refleksi, belajar bersama, antar
orang muda maupun dengan masyarakat di Kalimantan Barat.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Pada
tiga hari pertama, orang-orang muda ini akan tinggal bersama dengan
masyarakat Kalimantan Barat di tiga keuskupan (Sintang, Sanggau dan
Pontianak). Mereka akan bertukar pengalaman, belajar tentang budaya
masyarakat setempat. Dengan demikian, orang-orang muda Katolik dari
segala penjuru Nusantara ini, akan mengenal dan belajar kearifan lokal
dari masyarakat Kalimantan Barat.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Pada
hari ke-4 sampai ke-7, semua peserta IYD akan berkumpul bersama di
Komplek Mega Tenda Sanggau. Mereka akan merayakan iman sebagai Orang
Muda Katolik dan meneguhkan komitmen kebangsaan sebagai orang muda
Indonesia. Hal ini sesuai dengan perjuangan Mgr Soegijapranata, menjadi
100% Katolik dan 100% Indonesia. Masa depan Gereja dan masa depan
Indonesia, ada di tangan orang-orang muda ini.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dalam
IYD ini tidak hanya diikuti oleh orang muda Katolik dari Indonesia,
tetapi juga hadir orang muda Katolik dari Malaysia, sebagai bentuk
persahabatan orang muda antar dua negara ini. Juga hadir para Bapa Uskup
dari Konferensi Waligereja Indonesia, Duta Besar Vatikan untuk
Indonesia, Gubernur Kalimantan Barat, dan beberapa Menteri sebagai
bentuk dukungan pada acara ini.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Kegiatan
IYD ini diselenggarakan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),
Komisi Kepemudaan. IYD adalah respon Gereja Indonesia terhadap kerinduan
orang muda Katolik untuk bisa saling bertemu dan berbagi pengalaman
maupun refleksi. Dengan demikian mereka saling memperkaya nilai-nilai
iman dan kebangsaannya. Rencananya IYD ini akan diselenggarakan secara
rutin, empat tahun sekali.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Pontianak, 20 Oktober 2012<br />
Yohanes Dwi Harsanto, Pr.<br />
Ketua Umum<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sumber : Komsos KAJ</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="meta-prep meta-prep-author">Ditulis oleh</span> <span class="author vcard"><a class="url fn n link-maroon" href="http://www.santo-laurensius.org/author/komsos/" title="View all posts by Komsos">Komsos</a></span> <span class="meta-sep">pada tanggal</span> <span class="entry-date">October 20, 2012</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: large;"><span class="entry-date"> Sambutan Nuncio Apostolik<br />Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia Youth Day 2012<br /><br />Mgr. Antonio Guido Filipazzi</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/E94e7m6nnHU?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-52279930051074593552012-10-27T07:18:00.004-07:002012-10-27T07:18:59.936-07:00CInta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
”Di dalam cinta ada tanggung jawab khusus – tanggung jawab untuk
seorang pribadi yang ditarik ke dalam persekutuan yang paling dekat
dalam kehidupan dan aktivitas orang lain, dan menjadi pihak yang
memperoleh keuntungan dari hadiah diri/pemberian diri ini”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Semakin besar rasa tanggung jawab bagi pribadi lain semakin besar adanya cinta yang sejati”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cinta diantara pribadi adalah ciptaan dari kehendak bebas manusia”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kekuatan cinta muncul paling jelas ketika kekasih kita tersandung,
ketika kelemahan dan dosanya menjadi terbuka. Seseorang yang sungguh
mencintai tidak menarik cintanya, tapi semakin mencintainya, mencintai
dalam kesadaran penuh akan kekurangan dan kesalahan yang lain, dan tanpa
menyetujui kesalahan tersebut. Karena seorang pribadi tidak pernah
kehilangan nilai esensialnya. Emosi yang melekatkan dirinya pada nilai
pribadi tetap setiap kepada manusia”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cinta terdiri dari komitmen yang membatasi kebebasan seseorang – ia
adalah pemberian diri, dan memberikan diri berarti membatasi kebebasan
demi kepentingan yang lain. Batasan terhadap kebebasan seseorang dapat
dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan, tapi cinta
menjadikannya hal yang positif, bersukacita dan kreatif. <em>Kebebasan ada demi cinta</em>”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak ada tempat bagi keegoisan dan rasa takut! Jangan takut, ketika
cinta menyebabkan tuntutan. Jangan takut ketika cinta mengharuskan
pengorbanan”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cinta sejati, cinta yang lengkap secara batiniah, ada ketika kita
memilih seorang pribadi demi pribadi itu sendiri, dimana pria memilih
wanita dan wanita memilih pria bukan hanya sebagai partner seksual, tapi
sebagai pribadi yang kepadanya dilimpahkan hadiah kehidupannya sendiri”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cinta untuk seorang pribadi, yang berasal dari pilihan yang sah yang
dipusatkan pada nilai seorang pribadi, dan membuat kita merasakan cinta
emosional untuk pribadi tersebut seperti apa adanya, bukan untuk
pribadi yang kita bayangkan, tapi untuk pribadi yang nyata”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cinta tidak pernah menjadi sesuatu yang siap dibuat, sesuatu yang
semata-mata diberikan pada pria dan wanita, cinta pada saat yang sama,
selalu merupakan sebuah tugas yang harus mereka kerjakan. Cinta harus
dilihat sebagai sesuatu yang tidak pernah “ada”, tapi selalu hanya
[sebagai proses] “menjadi”, dan menjadi seperti apa cinta itu bergantung
pada kontribusi kedua pribadi dan kedalam komitmen mereka”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hanya pria dan wanita yang murni yang sanggup memiliki cinta yang
sejati. Kemurnian membebaskan asosiasi mereka… dari kecenderungan untuk
saling memanfaatkan”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Cinta sejati itu menuntut. Aku akan gagal dalam misiku bila aku
tidak memberitahu anda. Cinta menuntut sebuah komitmen pribadi terhadap
kehendak Allah”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kegelapan hanya dapat dihancurkan oleh terang, kebencian hanya bisa ditaklukkan oleh cinta”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Manusia tidak dapat hidup tanpa cinta. Ia tetaplah makhluk yang
tidak dapat dimengerti oleh dirinya sendiri, kehidupannya tidak bermakna
bila cinta tidak ditunjukkan padanya, bila ia tidak menemukan cinta,
bila ia tidak mengalami cinta dan menjadikan cinta miliknya, dan bila ia
tidak berpartisipasi secara intim didalamnya. Inilah alasannya mengapa
Kristus Sang Penebus menyatakan diri-Nya secara penuh kepada manusia”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Seorang pribadi yang tidak memutuskan untuk mencintai selamanya akan
menemukan bahwa ia sangat sulit untuk sungguh mencintai bahkan untuk
satu hari”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-19510312273975335902012-10-26T09:34:00.000-07:002012-10-26T09:40:48.483-07:00Gereja Katedral Makassar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu2N_bh7CkRNyfBnaU581Mp3H_0A3iHriJ8xlJiO9-MhjeYxTPV6YeCk41nsFo5kp3JUECMWkpS-3TdEqQix7fNCehttXGHAgefqk7Bp8o82MlwvzV-CgCAc0pkLt3mEtb4f1-AVy5tks/s1600/557747_4797310294589_2002734864_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu2N_bh7CkRNyfBnaU581Mp3H_0A3iHriJ8xlJiO9-MhjeYxTPV6YeCk41nsFo5kp3JUECMWkpS-3TdEqQix7fNCehttXGHAgefqk7Bp8o82MlwvzV-CgCAc0pkLt3mEtb4f1-AVy5tks/s400/557747_4797310294589_2002734864_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Katedral Makassar Tahun 1900 </span></span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Gedung gereja katolik tertua di kota Makassar dan wilayah
Sulawesi Selatan dan Tenggara ini, didirikan pada tahun 1898, pada
permulaan masa kedua (1892 – sekarang) kehadiran Gereja Katolik di
Makassar (masa I : 1525 – 1668). Maka sejarah bangunan ini sekaligus
merupakan sejarah Gereja Katolik di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Masa I
: 1525 – 1668 pertama kali disinggahi 3 pastor misionaris asal Portugal
(<b>Pastor Antonio dod Reijs, Cosmas de Annunciacio, Bernardinode Marvao</b>,
dan seorang bruder) pada tahun 1525. Namun baru pada <b>1548 Pastor
Vincente Viegas</b> datang dari Malaka dan tinggal menetap di Makassar untuk
melayani para saudagar Portugis yang Katolik serta beberapa raja dan
bangsawan Sulawesi Selatan yang juga sudah dibaptis Katolik; saudagar
kayu cendana Portugis, Antonio Payva, berhubungan baik dengan Raja Suppa
dan Raja Pangkajene. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Raja Gowa yang pertama memeluk agama Islam (22 September 1603), <b>
Sultan Alauddin </b>(1591-1638) dan beberapa raja penggantinya seperti <b>
Sultan Mohamed Said</b> memberi kebebasan kepada orang-orang Katolik
mendirikan gereja (1633). Atas anjuran Sultan, Bangsawan <b>Karaeng
Pattingaloang</b> yang juga seorang intelektual banyak bekerja sama dengan
misionaris, juga seorang intelektual banyak bekerjasama dengan
misionaris, juga dalam bidang ilmu pengetahuan. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Milles seorang sejarawan yang tidak Katolik dalam catatannya pada
tahun 1560, menulis bahwa ada sekitar 50.000 orang Katolik di
pulau-pulau bagian timur. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Setelah Malaka jatuh ke tangan VOC (1641). 40 imam dan sekitar 20.000
orang Katolik diperintahkan meninggalkan Malaka; sekitar 3.000 orang
dan beberapa Pastor pindah ke Makassar (1649). Demi monopoli dagang VOC
(perjanjian Batavia, 19 Agustus 1660) mengharuskan <b>Sultan Hasanuddin</b>
mengusir semua orang Portugis dari Makaasar (1661); Sultan mengatur
dengan baik keberangkatan orang-orang Portugis itu, dan atas bantuan
Sultan baru pada 1665<b> Pastor Antonio Francesco</b>, pastor terakhir
meninggalkan Makassar, dan <b>Bruder Antonio Francesco</b>, pastor terakhir
meninggalkan Makassar, dan <b>Bruder Antonio de Torres</b> yang mengasuh suatu
sekolah kecil untuk anak laki-laki meninggalkan Makassar pada 1668
karena pecahnya perang. Sejak itu selama 225 tahun, tidak ada pastor
yang menetap di Makassar, orang-orang Katolik yang masih ada, hanya
sekali-sekali dilayani dari Surabaya atau Larantuka. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Masa II: 1892 – sekarang. Tahun 1892, Pastor <b>Aselbergssj</b>, dipindahkan
dari Larantuka menjadi Pastor Stasi Makassar (7 September 1892) dan
tinggal pada suatu rumah mewah di Heerenwerg (kini Jl. Hasanuddin); 1895
di beli tanah dan rumah di Komedi straat (kini Jl. Kajaolalido, yang
adalah tempat gedung gereja sekarang. Gereja dibangun pada tahun 1898
selesai 1900; direnofasi dan diperluas pada tahun 1939, selesai pada
1941 dengan bentuk seperti sekarang. </span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg776vdUqNSpzyRZs6aRPakz7BcZRm5qIWPo4sKVXvLJovZK5NjAKF14A_fmIPlHkVnNvzwsv_6BaCA1_gpA9PB_g7LTwcLGcXl9Z6KzBSx-nTyQIfKdbF_Mttzg0dQtjG_s-pD_lcUI20/s1600/tempo_doeloe_roomsch-katholieke_kerk_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg776vdUqNSpzyRZs6aRPakz7BcZRm5qIWPo4sKVXvLJovZK5NjAKF14A_fmIPlHkVnNvzwsv_6BaCA1_gpA9PB_g7LTwcLGcXl9Z6KzBSx-nTyQIfKdbF_Mttzg0dQtjG_s-pD_lcUI20/s640/tempo_doeloe_roomsch-katholieke_kerk_1.jpg" width="443" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Katedral Makassar Tahun 1941</b></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada Tanggal 19 Nopember 1919 misionaris Jesuit diganti oleh
misionaris MSC, ketika dibentuk Prefektur Apostolik Sulawesi, dengan
<b>Mgr. Vesters</b> sebagai prefek yang berkedudukan di Manado. Pada Tanggal 13
April 1937 wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara dijadikan Prefektur
Apostolik Makassar oleh Sri Paus di Roma, dan dipercayakan kepada
misionaris CICM, dengan <b>Mgr. Martens</b> sebagai prefek. Pada tanggal 13 mei
1948 menjadi Vikoriat Apostolik Makassar, dan tanggal 3 Januari 1961
menjadi Keuskupan Agung Makassar, sampai sekarang : <b>Mgr. Nicolaus
Martinus Schneiders cicm</b> (1961 – 1973), <b style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mgr. Dr. Theo</b></span><b style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">dorus Martinus
Schneiders cicm</b></span> (1973-1981), <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Mgr. Dr. Frans van Roessel cicm </span>(1981/1988 –
1995), <span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Mgr. Dr. John Liku-Ada pr</b>. (1995 – sekarang). Sejak gereja ini
menjadi Stasi dan Paroki (7 September 1892) sampai (19 Oktober 1997),
ada 61 pastor yang pernah melayaninya (pastor paroki dan pastor
pembantu), ada 14.860 orang baptis, dan 2567 pasangan pengantin
diberkati di gereja ini </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<i>Sumber: http://www.geocities.com/capitolhill/5796/sejarah1.htm</i></div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-40231229285768869402012-10-26T01:04:00.003-07:002012-10-26T01:04:48.390-07:00Tanda-tanda Zaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">Kitab Suci adalah Firman Allah, namun banyak orang masih keliru
memahaminya sebagai Firman yang didiktekan oleh Allah sendiri. Hasilnya
sungguh kontraproduktif. Mereka bingung mengapa banyak hal dalam Kitab
Suci kita yang tidak akurat dan tidak konsisten. Wajah Allah dalam
Perjanjian Lama bahkan sulit diterima, sebab terkesan kejam dan
menakutkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">
Berkaitan dengan proses terjadinya Kitab Suci, jangan dibayangkan bahwa
Allah mendatangi seorang nabi pada suatu malam, lalu mendiktekan isi
Kitab Suci mulai dari Kejadian sampai Wahyu kepadanya untuk ditulis.
Firman Allah ”turun” bagi manusia melalui berbagai peristiwa
sehari-hari. Para Penulis Suci menangkap kehendak-Nya setelah mereka
merefleksikan peristiwa-peristiwa tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">
Karena itulah, kemampuan untuk berefleksi dan untuk memahami kehendak
Allah melalui tanda-tanda zaman sangat penting. Sayangnya, banyak orang
tidak peduli akan hal itu. Inilah yang dikecam Yesus. Orang-orang mahir
memprediksi turunnya hujan, namun tak kunjung sadar bahwa Tuhan hadir
menyapa mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="style21">
Tuhan berfirman kepada kita setiap waktu. Kita diundang untuk peka agar
mampu menangkap sapaan-Nya itu. Refleksikan baik-baik setiap peristiwa
yang kita alami, baik yang menyenangkan maupun yang menyusahkan. Ada
makna di balik setiap peristiwa. Allah selalu membimbing kita. Tak
sedetik pun Ia pernah melupakan kita.</span></div>
<span class="style21"></span><span class="style21"><br /><b>oleh :Johannes Jarot Hadianto</b></span><br />
<span class="style21"><b>Sumber :</b></span><a href="http://www.hidupkatolik.com/">Hidup Katolik.</a>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-86381708915326961462012-10-25T21:56:00.000-07:002012-10-25T23:50:02.098-07:00Kiamat Adalah Hak Prerogatif Sang Pencipta<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlriIcxbYCPpSM-4oFZaBs6N1AC8-UGmj9XoVduwrMtXRLleo0dMDTQ7yzXnhQHepkxgMHF10KQNlIrQ1PcRsKtZEvrM4HlnxqDbIlqWRcYvfQ_h4QFaVbcDWJwXAadhwKmF5NXFb6Rw/s1600/kiamat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlriIcxbYCPpSM-4oFZaBs6N1AC8-UGmj9XoVduwrMtXRLleo0dMDTQ7yzXnhQHepkxgMHF10KQNlIrQ1PcRsKtZEvrM4HlnxqDbIlqWRcYvfQ_h4QFaVbcDWJwXAadhwKmF5NXFb6Rw/s400/kiamat.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ketika terjadi bencana alam tsunami, letusan gunung api, perang ... dstnya, mulai dari masyarakat awam sampai rohaniwan ramai-ramai angkat bicara tentang "<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Akhir_zaman">Kiamat</a>" dan dikait-kaitkan "tanda-tanda akhir saman. Alkitab memberitakan bahwa kedatangan Kristus disertai atau didahului oleh bermacam-macam tanda; </span></span></div>
<ul style="text-align: left;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akan datang Kristus-Kristus yang palsu, yang akan menyesatkan banyak orang.</span></span> </li>
<li style="text-align: justify;">A<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">kan datang godaan yang besar, yang akan menjadikan banyak orang murtad; ada penganiayaan, saling benci-membenci, sehingga keluarga pecah-belah, saling bunuh-membunuh.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akan ada perang, dan kabar perang, bala kelaparan, dan gempa bumi.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akan ada bencana alam yang besar sekali.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di langit akan ada tanda Anak Manusia.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Akan ada banyak orang berpaling dari iman, murtad.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Datanglah “manusia durhaka” yaitu Anti Kristus.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Injil Kerajaan akan diberitakan di seluruh dunia.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kerajaan Seribu Tahun.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></li>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bangsa Yahudi akan bertobat.</span></span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Manusia di</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">sibukan membicarakan soal "<b>Kiamat Global</b>", Sejumlah rohaniwanpun tak mau ketinggalan berceloteh dan angkat bicara tentang <b>kiamat global </b>bermunculah seminar KKR yang bertemakan <b>"Kiamat Gobal"</b>. Aduh hebohnya, hidup dibuat tercekam dengan baliho-baliho seminar KKR
bertemakan <b>Kiamat Global</b>. <i>Memanfaatkan kejadian bencana alam atau peperangan untuk meraih populeritas atau untuk meraut keuntungan pribadi.</i></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRehosLUo5zl_VlqoVEmgeL79koOfHTEKzWUfYRnYJurO0i0N-Io0pEOWNsYXnnr2WHr6_u5RcTt5EMQy-TWNPHbsBjMirmdoYGTmrRWluQKoBPbkUA5miFBOdR0JKvNwF1MpBX7nH_YY/s1600/150772_bunker-kiamat-mewah-untuk-para-miliuner-1_663_382.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRehosLUo5zl_VlqoVEmgeL79koOfHTEKzWUfYRnYJurO0i0N-Io0pEOWNsYXnnr2WHr6_u5RcTt5EMQy-TWNPHbsBjMirmdoYGTmrRWluQKoBPbkUA5miFBOdR0JKvNwF1MpBX7nH_YY/s400/150772_bunker-kiamat-mewah-untuk-para-miliuner-1_663_382.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><h5 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span id="att_fotocaption"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bunker kiamat mewah untuk para miliuner di Kansas (Daiy Mail| Larry Hall</span>)</span></span></h5>
</td></tr>
</tbody></table>
<h5 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Kapan dunia dan seluruh kehidupan akan berakhir, adalah hak prerogatif
Sang Pencipta. Hanya Tuhan yang mengetahui. Namun, ada banyak orang dari
berbagai generasi yang mencoba-coba menebaknya, meski banyak ramalan
kiamat terbukti salah kaprah</span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"> </span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"> </span></h5>
<h5 style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;">Salah satunya, ramalan
kiamat akan terjadi pada tahun 2012, tahun ini. Meski isu itu telah
dibantah oleh para ilmuwan, sebagian orang masih saja percaya. Ada
banyak alasan yang digunakan, dari ramalan Bangsa Maya, Nibiru, badai
matahari, pergeseran kutub bumi, juga gempa dahsyat.</span></h5>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span style="font-size: small;">Kekhawatiran
tak tak kunjung berakhir dimanfaatkan sekelompok orang untuk meraup
dolar. Sebuah kelompok menarik bayaran 5.000 dolar Australia atau
sekitar Rp 50 juta bagi mereka yang ingin berlindung dari kiamat, di
sebuah bunker yang dibangun di utara perbukitan New South Wales. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span style="font-size: small;">Salah
satu pendiri grup, seorang mekanik pendingin ruangan Simon Young
mengatakan, biaya masuk tersebut untuk mengganti beton dan material lain
yang digunakan untuk mendirikan bunker, yang diyakini berada di
perbukitan dekat Tenterfield, Australia itu. Bunker tersebut berada di bawah tanah pada kedalaman 1,2 kilometer di bawah
permukaan air laut, <b>Young </b>meyakinkan, tempat perlindungan itu adalah
kesempatan terbaik untuk selamat, termasuk terhadap bencana laut
mematikan. "Untuk bersiap-siap menghadapi peristiwa besar 2012," kata
dia, seperti dimuat situs <i>Perth Now</i>. " </span><span style="font-size: small;">Bunker
rahasia itu diharapkan selesai sebelum bulan Desember tahun 2012. </span><span style="font-size: small;">Kelompok tersebut
tidak menggunakan ramalan Bangsa Maya sebagai pedoman, melainkan teks
Mesir kuno, ayat-ayat Injil, bahkan tubuh mammoth yang beku sebagai
"bukti" bahwa dunia akan mengalami perubahan fisik yang masif sekitar
tanggal 21 Desember 2012.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibM8EF8uaKQuxOsiD1oUqPe9S7mE7j5k3cXS-deQYIA7H9zS-FN1YEoDpz69i2_T8U3QklyIIH87z9OA6eitwWBkH-NlqYSsoAkYXNpr_RYRlPshyJA6rRON8FsLxyjgDgRfzTNnZ2W2I/s1600/atrium_dalam_bunker_hari_kiamat_663_382.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibM8EF8uaKQuxOsiD1oUqPe9S7mE7j5k3cXS-deQYIA7H9zS-FN1YEoDpz69i2_T8U3QklyIIH87z9OA6eitwWBkH-NlqYSsoAkYXNpr_RYRlPshyJA6rRON8FsLxyjgDgRfzTNnZ2W2I/s400/atrium_dalam_bunker_hari_kiamat_663_382.jpg" width="400" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Atrium bunker kiamat 2011</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<span style="font-size: small;">Tak hanya di Australia, sejumlah pengusaha juga membangun bunker perlindungan kiamat di tempat lain. Salah
satunya, perusahaan Vivos yang dipimpin Robert Vicino yang membangun
lubang perlindungan di sebuah lokasi yang dirahasiakan dekat <a href="http://dunia.news.viva.co.id/news/read/143848-dijual__bunker_penyelamat__kiamat_2012_">Gurun Mojave </a>di wilayah Barstow, Kalifornia. Bunker
pertama dari 20 tempat perlindungan yang akan dibangun Vivos, memiliki
luas 20.000 kaki persegi, terkubur lima tingkat di bawah tanah. Tebal
temboknya tiga kaki. Bunker tersebut dilengkapi lusinan kamar yang bisa
ditinggali 200 orang. Bunker juga dilengkapi rumah sakit dan dapur umum,
dengan segala perabotan. Tertarik? Siap-siap saja merogoh koceh
US$50.000. </span></div>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<div style="line-height: 21px;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 21px;">
<span style="font-size: small;">Bunker lain dibangun <a href="http://news.viva.co.id/news/read/303573--bunker-kiamat--mewah-untuk-para-miliuner">di bawah padang rumput Kansas</a>,
didirikan di bekas gudang misil yang punya fasilitas mewah, dengan
kenyamanan setara kondominium. Bunker yang terdiri 14 lantai bawah
tanah, tujuh lantai di antaranya dijual US$1 juta sampai US$2 juta per
setengah lantai. Hanya bisa dibeli para miliuner yang percaya uang bisa
menyelamatkan mereka.<br /><br />Menanggapi fenomena bunker kiamat,
antropolog University of Kansas, John Hoopes mengakui, ini bisnis yang
menjanjikan. "Menjual ketakutan lebih baik, bahkan jika dibandingkan
dengan menjual seks," kata dia.</span><span style="font-size: small; font-weight: normal;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small; font-weight: normal;">Ramalan
<b>kiamat</b> sebelumnya terbukti salah kaprah</span><span style="font-size: small;"><b> </b></span></div>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<ul>
<li><h5 style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>Pada tahun 1806</b> banyak yang percaya peringatan kiamat akan disampaikan oleh seorang
nabi. Di Leeds, Inggris, peran nabi itu diwakili oleh seekor ayam! <b><i>‘The Prophet Hen of Leeds’</i></b> — demikian ayam itu dijuluki, mengeluarkan telur yang bertuliskan pesan ‘<b>Kristus telah datang</b>’.Kala itu, banyak orang mengunjungi
lokasi ayam tersebut, melihat langsung telur menakjubkan itu, dan lalu
meyakini kiamat akan segera datang. Orang-orang yang percaya tiba-tiba
menjadi sangat relijius, rajin berdoa siang dan malam, dan bertobat
atas segala perilaku jahat mereka di masa lalu.Namun, isu itu berakhir saat beberapa
orang yang penasaran mengawasi ayam saat bertelur. Ternyata, telur
ajaib itu adalah ulah para penipu. Belakangan diketahui, telur yang
ditulisi tinta korosif dimasukkan dengan paksa ke rahim ayam betina.</span>
<span style="font-size: small;"> </span></h5>
<h5 style="font-weight: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Mendengar fakta itu, orang-orang yang
terlanjut yakin tentu saja kaget. Tapi toh mereka tertawa keras-keras,
menertawakan kebodohan sendiri. Saat itu, bagi mereka, dunia terlihat
lebih indah dan menyenangkan.</span></h5>
</li>
</ul>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<ul>
</ul>
</div>
<ul>
<li><span style="font-size: small;">Pengkhotbah aliran <b>Millerite, Samuel S. Snow</b> meramalkan dunia
akan berakhir <b>22 Oktober 1844</b>, berdasarkan apa yang diyakini sebagai
petunjuk kiamat di Kitab Daniel. Di hari itu, ribuan orang yang percaya
terlanjur menyerahkan apapun yang mereka miliki. Mereka terkejut ketika
hari itu, tak ada apapun yang terjadi. Kiamat tak datang. Hari itu
terkenal dengan <i>‘<b>The Great Disappointment</b>’ </i>atau ‘<b>Kekecewaan Besar</b>’ yang membuat aliran Millerite terpecah.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>
</b><b>
</b></span>
<br />
<ul>
<li><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>21
Desember 1954, </b>seorang ibu rumah tangga dan mahasiswa, <b>Dorothy Martin</b> mengaku melakukan
kontak dengan mahluk <b>Planet Clarion</b>. Para alien mengatakan mereka akan
menghancurkan Bumi dengan banjir bah. Hanya umat beriman yang bakal
selamat. Mereka akan dievakuasi piring terbang, tengah malam sebelum
bencana menerjang Bumi. </span></div>
<span style="font-size: small;">
Terdengar aneh? Memang. Namun, ada saja
yang percaya. Para pengikutnya — sebagian terlanjur berhenti kerja dan
menyerahkan semua harta miliknya — mendekam di dalam rumah
masing-masing, menunggu jemputan alien.<br />
Untuk menghindari terbakar radiasi
piring terbang, para pengikut menyingkirkan semua besi yang ada dari
tubuhnya termasuk resleting dan pengait bra. Tengah malam tiba,
orang-orang yang percaya ini makin gelisah. Akhirnya pada pukul 04.45,
Martin mengaku mendapatkan pesan lain dari mahluk Planet Clarions —
bahwa Tuhan sangat terkesan dengan tindakan para pengikutnya dan berubah
pikiran. Tuhan memutuskan membatalkan kiamat.</span></li>
</ul>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><b>P</b><b>at Robertson</b> dalam siaran radio tahun 1980 berjudul <b>‘The 700 Club’</b>
mengatakan, “saya menjamin, akhir 1982 akan menjadi hari penghakiman.”Namun, ramalan itu hanya omong kosong.
Saat terbukti salah Robertson berkilah, Tuhan membatalkan sejumlah
bencana. Seperti tsunami dahsyat di Pantai Barat pada 2006 dan serangan
teroris pada 2007 — keduanya juga tak terbukti. “Aku memiliki rekam
jejak yang baik, hanya kadang-kadang aku meleset,” klaim dia. (sumber:
Christian Science Monitor)</span></li>
</ul>
</div>
</div>
<ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: left;">
</ul>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>
</b></span></div>
<ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><b>Lindsey</b> melalui dua bukunya, <b><i>“The Late, Great Planet Earth,”</i></b> yang terbit tahun 1970 dan <i><b>“Planet Earth 2000</b> <b>A.D.: Will Mankind Survive?”</b></i> terbit tahun 1996 menulis, bahwa umat Kristen tak perlu membuat rencana masa depan setelah tahun 2000. Bahwa kiamat akan tiba di tahun 2000. Namun, ramalan itu meleset. Meski rekam
jejaknya cacat karena kengawurannya itu, Lindsey masih aktif dalam dunia
menulis, pada 2008 ia menulis sebuah kolom di situs konservatif <i>WorldNetDaily</i>: menuduh Barack Obama antikristus.</span></li>
</ul>
<ul style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;">Pemuka
agama <b>Harold Camping</b> meramalkan "Kiamat akan datang mulai Sabtu 21 Mei
2011 pukul 18.00. Orang-orang yang
percaya akan diangkat ke surga, yang tertinggal akan menjalani hidup
bagai neraka selama lima bulan, sampai 21 Oktober 2011 — di mana Tuhan
akan menghancurkan Bumi dengan api". Pesan ini menyebar ke seluruh dunia
dan ramalam yang dibuat Harold Camping tidak terjadi. Harold Camping
menggunakan perhitungan matematis
versinya. Ini bukan kali pertamanya ia memprediksi kiamat. Sebelumnya
Camping mengklaim akhir dunia akan datang pada 6 September 1994. </span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejumlah situs internet mengatakan dunia akan musnah pada Desember 2012, benarkah itu? Tidak
ada hal buruk yang akan terjadi di Bumi pada 2012. Planet ini telah
bertahan sebagaimana mestinya selama lebih dari empat miliar tahun, para
peneliti terkemuka dunia tahu pasti tidak ada satu pun ancaman yang
berkaitan dengan teori kiamat pada 2012.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="post-content" style="font-size: small; margin-top: 20px;"><br />Dari mana asalnya cerita bahwa dunia akan kiamat pada 2012? Cerita
kiamat awalnya berawal dengan klaim bahwa planet Nibiru yang katanya
ditemukan bangsa Sumeria, sedang menghantam Bumi. Malapetaka ini semula
diprediksi terjadi pada Mei 2003, tapi ketika itu tidak terwujud,
waktunya lalu diundur menjadi Desember 2012. Lalu dua dongeng itu
dikait-kaitkan dengan akhir dari siklus kalender kuno bangsa Maya
tentang titik balik Matahari pada 2012. Untuk itu hari kiamat
diprediksi terjadi pada 21 Desember 2012.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Heboh, ramai angkat bicara dan menanggapi kiamat Global ramalan demi ramalan dibuat manusia. Sesungguhnya ada dua macam kiamat, yakni</span><br />
<ol>
<li><span style="font-size: small;"><b>Kiamat pribadi</b>, yakni berakhirnya kehidupan seorang secara pribadi di dunia fana ini yaitu meninggal. Setelah meninggal roh seseorang akan berada di alam penantian atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat. Kiamat pribadi sudah sering terjadi dan bersifat umum atau biasa
terjadi di lingkungan sekitar kita yang merupakan suatu teguran Allah pada manusia yang masih hidup untuk kembali ke jalan yang benar
dengan bertobat. Kiamat pribadi dalam islam dikenal dengan <b>"Kiamat Sughra/Sughro (Kiamat Kecil)".</b> </span></li>
<li><span style="font-size: small;"><b>Kiamat Global</b>, suatu masa yang diwarnai oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana" title="Bencana">kesusahan</a> yang mendahului <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedatangan_Kedua_Yesus_Kristus" title="Kedatangan Kedua Yesus Kristus">kedatangan kembali</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesias" title="Mesias">Mesias</a> yang telah diramalkan. Mesias adalah tokoh yang akan mengantarkan datangnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Allah" title="Kerajaan Allah">Kerajaan Allah</a> dan mengakhiri penderitaan dan kejahatan. Kiamat dapat diartikan "matinya" kehidupan di
dunia ini. Agama Kristen mengkaitkan kiamat dengan kedatangan Tuhan
Yesus, sedangkan agama Islam mengkaitkan dengan kedatangan Nabi Isa
sebagai suatu akhir jaman. Karena agama berlandaskan Ketuhanan, artinya
tidak seorangpun tahu kapan kiamat itu terjadi, Tuhanlah yang mempunyai
keputusan akan kiamat atau tidak.</span><div class="content">
</div>
<div class="content">
<span style="font-size: small;">Dari segi ilmu pengetahuan, kiamat dapat artikan, ketika matahari tidak
dapat lagi memberikan energi untuk menopang peredaran planet-planetnya.
Sepertinya halnya Bintang Mati. tetapi semuanya akan melalui proses,
tidak begitu saja musnah. Contohnya : dulu, Planet Pluto, planet terjauh
dari Matahari dikatakan sebagai planet (mengikuti garis edar matahari).
Sekarang Pluto sudah tidak lagi menjadi planet dari Matahari. Artinya :
Matahari sudah tidak mampu lagi menopang peredaran Pluto sebagai
planetnya. Penurunan kemampuan Matahari ini akan terjadi melalui proses,
hingga akhirnya matahari "mati" dan satu persatu planetnya akan melepas
diri dari Matahari.</span></div>
<div class="content">
</div>
<div class="content">
<span style="font-size: small;">Kiamat Glabal menurut islam ."Kiamat Kubra/Kubro (Kiamat Besar)"</span></div>
</li>
</ol>
</div>
</div>
<div class="field-label">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sementara sebagian yang percaya akan penafsiran harafiah terhadap
Alkitab menegaskan bahwa ramalan tentang tanggal-tanggal atau waktu itu
sia-sia, dan sebagian penulis lainnya percaya bahwa Yesus meramalkan
tanda-tanda yangakan menunjukkan bahwa "akhir zaman" sudah dekat.
Sebagian dari tanda-tanda ini adalah gempa bumi, bencana alam,
masalah-masalah di masyarakat, ‘peperangan dan kabar burung tentang
perang', dan bencana-bencana lain. Namun tentang kapan persisnya semua
itu akan terjadi, ia akan datang "seperti pencuri di malam hari".</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Menurut Katekismus Gereja Katolik, iman Katolik mengenai "akhir zaman" dibahas dalam Pengakuan Iman.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Kita dibuat panik, </span><span style="font-size: small;">khawatir, dan hidup dalam bayangan ketakutan</span><span style="font-size: small;"> "Kiamat Global" yang tidak diketahui kapan akan terjadi oleh orang-orang yang mencari populeritas dan orang-orang yang memanfaat keadaan tertentu untuk meraut keuntungan pribadi dengan menebar isue <b>"Ramalan Kiamat Global".</b></span><span style="font-size: small;"> Kapan dunia dan seluruh kehidupan akan berakhir, itu adalah hak prerogatif
Sang Pencipta. Hanya Tuhan yang mengetahui.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Mengapa kita ikut-kutan panik, </span><span style="font-size: small;">khawatir, dan hidup dalam bayangan ketakutan</span><span style="font-size: small;"> soal "Kiamat Global"? Jawabannya: "Belum siap 100 persen dijemput sakrat maut menghadapi kiamat pribadi". Apabila kita benar-benar "siap" di jemput sakrat maut menghadapi kiamat pribadi, </span><span style="font-size: small;">kita tidak akan ikut-kutan panik, </span><span style="font-size: small;">khawatir, dan hidup dalam bayangan ketakutan soal kiamat global. Siap menghadapi kiamat pribadi secara otomatis siap menghadapi kiamat global. </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Tak ada yang istimewa/khusus dengan kiamat dan itu pasti akan terjadi dalam kehidupan kita, entah kapan?. Yang paling penting sekarang, siapkah kita bila kiamat itu datang menghampiri diri kita? Dan apakah kita dalam keadaan siap hadapi datangnya kiamat ? terutama kiamat pribadi? </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Tuhan meminta Kita dalam keadaan selalu siap untuk dijemput oleh kematian.kapan saja..</span></div>
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="font-size: small;">Semoga bermanfaat</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Referensi :</span><br />
<span style="font-size: small;">- <b><a href="http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/341893-bunker-kiamat-2012-dibangun-di-australia">VIVAnews</a>, </b>Senin, 6 Agustus 2012, 07:01
Elin Yunita Kristant</span></div>
</div>
</div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-69302496487128119892012-10-24T18:31:00.000-07:002012-10-24T20:45:45.605-07:00Iblis Itu Adalah Sifat-Sifat Jahat Manusia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3XceIi33KhjqO118qZHbTb1o6G5If9ESlH_5p-TYsMjEDYqzw3EGmL6AHcLzqUF9fUzw3_1M6wb5FHc5H_LJvTVoJRP16hI0L-7E8qDgFiQeJLnTBst8QuaE6wOR6Vtxd3lvtGqsRQ6M/s1600/lucifer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3XceIi33KhjqO118qZHbTb1o6G5If9ESlH_5p-TYsMjEDYqzw3EGmL6AHcLzqUF9fUzw3_1M6wb5FHc5H_LJvTVoJRP16hI0L-7E8qDgFiQeJLnTBst8QuaE6wOR6Vtxd3lvtGqsRQ6M/s400/lucifer.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Iblis Lucifer (Pride/Kebanggan)</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setiap
kali kata "iblis", "Setan", "hantu" disebut,
bayangan yang muncul di benak adalah gambaran mahluk seram, sadis, yang
mampu membunuh, menyakiti dan bahkan merasuki tubuh manusia. Pada akhirnya kita
ikut mengakui keberadaan iblis karena orang-orang di sekitar kita percaya akan
keberadaan mahluk ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagaimana
wujud rupa atau wajah dari iblis? Jika pertanyaan tersebut ditanyakan kepada 100 orang. Sudah pasti, setiap orang dari 100 orang tadi
akan berusaha mereka-reka dan membuat gambar wujud wajah atau rupa iblis masing-masing, maka
akan didapat 100 macam gambar wujud rupa atau wajah iblis. Belum ada seorangpun
manusia yang dapat menggambarkan wujud wajah atau rupa dari iblis. Wujud wajah
atau rupa dari iblis yang ada adalah hasil gambar rekaan atau gambar semu. </span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2GkV3dLD-UVxOImQHfrX__k9ITjVaGwUbdIVlqlOGUwUokcU37h4KCJ5IjxSyIrit59xv8PxbCQAG4OSiiv7C73hYJBXkU9ze5Nk-d4hnMUDcCi4nJ9Er3fKN3M-4ThxUxpwrl1SxpD0/s1600/mammon-euro-dollar1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2GkV3dLD-UVxOImQHfrX__k9ITjVaGwUbdIVlqlOGUwUokcU37h4KCJ5IjxSyIrit59xv8PxbCQAG4OSiiv7C73hYJBXkU9ze5Nk-d4hnMUDcCi4nJ9Er3fKN3M-4ThxUxpwrl1SxpD0/s400/mammon-euro-dollar1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;"><b>Iblis Mammon (Greed/Keserakahan)</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">"Apakah
iblis itu ada?" Jawabnya:
"Ya ... ada". </span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika
iblis itu ada; “Dimanakah iblis itu berada?" </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tak
perlu menghabiskan banyak waktu untuk mencari dan berpikir keberadaan iblis
dengan bersusah payah dan capek berkhayal dalam dimensi pikiran tanpa batas? "Begitu
aja khoq repot" - Gusdur. keberadaan Iblis tidak jauh dari kehidupan manusia, dekat dengan manusia hanya 0,0000000 mm dari manusia. Iblis berada dalam pikiran manusia, dalam mulut
manusia yakni dalam bentuk setiap kata atau kalimat yang keluar dari mulut
manusia dan dalam hati manusia. Siapapun dia dapat menjadi "iblis"
terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain termasuk saya di dalamnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Iblis
itu adalah sifat-sifat jahat yang ada pada diri manusia! Sifat-sifat ini antara
lain: kebencian, iri hati, dendam, kekhawatiran, kesombongan, munafik,
ketegaran hati, keras kepala, kemarahan dan sebagainya. Jika kita memelihara sifat-sifat demikian maka kita
adalah iblis, karena dari kebencian lahirlah pembunuhan, dari iri hati lahirlah
penipuan, dari kekhawatiran lahirlah ketakutan. Dari kata sifat
"jahat" menjadi perbuatan "jahat". Jika seekor singa
membunuh ia melakukannya untuk sekedar memakan mangsanya, tetapi jika seorang
manusia membunuh ia tidak melakukannya untuk makan tetapi untuk hal lainnya.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqT9ucz4s72R12p8CtVI5ODMNSlxIj65jx8JIVPZ_NPQtC576TkXGLPw_WIAg2y9YJ2BBaVxouvqep48YVlpD7zJDxNrGfSSBfcVDW2qSoRIS9lzs58g1JAMRoHWVCGBsPqOkH23k8PAo/s1600/Belphegor.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqT9ucz4s72R12p8CtVI5ODMNSlxIj65jx8JIVPZ_NPQtC576TkXGLPw_WIAg2y9YJ2BBaVxouvqep48YVlpD7zJDxNrGfSSBfcVDW2qSoRIS9lzs58g1JAMRoHWVCGBsPqOkH23k8PAo/s320/Belphegor.jpg" width="278" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Iblis Belphegor (Sloth/Kemalasa)</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Wujud
iblis yang sesungguhnya, bukan sesuatu yang bisa terbang, bisa menghisap darah
atau sesuatu yang bisa merasuki tubuh manusia, tetapi sifat-sifat jahat yang
dipelihara di dalam hati manusia hingga mereka menghasilkan buah perbuatan
jahat sehingga manusia yang berlaku jahat itulah iblis. Kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan, ini adalah satu-satunya cara mengusir setan atau iblis dari
kehidupan kita. Peliharalah hal-hal yang bersifat kebaikan, seperti: cinta,
ketulusan, kejujuran, kelemah-lembutan, penguasaan diri, suka cita, rendah hati.</span><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal
positif dari iblis yakni sifat agresif dan tidak mengenal istilah putus asa
yang dapat di tiru dan di ambil dalam mengolah hidup dan dalam berkarya.</span><br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemirsa,
semoga bermanfaat. Selamat berkarya … Tuhan menyertai dan memberkati saudara
dan saya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Wassalam,</span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-793328504666251032012-10-23T19:17:00.000-07:002012-10-23T19:18:38.688-07:00Keturunan Tionghoa Makassar Turut Membangun Kebudayaan di Kota Makassar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<div>
<div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Lagu
Makassar Ati Raja, Dendang-dendang, Sailong, dan Amma Ciang,</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Bunga Sibollo, dan Malino sangat melegenda di </span><span style="font-size: 12pt;">kota</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Anging Mamiri - Makassar - Sulawesi Selatan, tetapi
tidak banyak yang tahu bahwa itu adalah karya seniman peranakan Tionghoa <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Ho Eng Djie</span> terutama kalangan remaja
dan anak-anak zaman sekarang ini.</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> </span><span style="font-size: 12pt;">Sebelum</span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;"> Republik ini belum berdiri,
banyak puisi, pantun, dan lagu daerah Makassar ciptaan seniman Tionghoa
peranakan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Pada
era 1970 kebawah, setiap malam pengantin Tiong hoa Peranakan atau waktu Korantigi
yang biasa disebut malam pacar, warga Tionghoa Peranakan selalu memutar
lagu-lagu Hoo Eng Djie, utamanya lagu Dendang-Dendang.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Awal
ketertarikan menelusuri dan menggali lebih dalam tentang </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">keturunan Tionghoa di Indonesia di Sulawesi Selatan khususnya
kota Daeng - Kota Anging Mammiri - <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Makassar,
</span>membaca berita nama jalan Jampea berganti nama menjadi Jalan Ho Eng Djie
dan bila Ho Eng Djie adalah pencipta lagu </span><span style="font-size: 12pt;">Ati Raja, Dendang-dendang,
Sailong, dan Amma Ciang. Lagu Ati Raja misalnya, lagu yang paling populer dan
tak asing lagi di telinga masyarakat Sulawasi Selatan nama penciptanya tak
pernah disebut hanya dengan inisial N N, Ini sangat disayangkan karena
penciptanya tidak disebut. <i><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Bukan
soal Royalti atas karya cipta seseorang, ada yang penting dari itu yakni
catatan yang sangat berharga yang memiliki nilai sejarah yang perlu anak-cucu
ketahui dikemudian hari.</span></i> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt;"></span><span style="font-size: 12pt;"></span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Pada dekade 1930-an hingga 1960-an nama Ho Eng Dji
sangat terkenal. Ho Eng Djie lebih banyak dikenal sebagai musisi yang
melahirkan lagu-lagu Makassar yang populer hingga saat ini. Sedikit orang yang
tahu kalau Ho Eng Dji juga banyak menulis syair-syair dalam bahasa Makassar. Pada
tahun 1950 Njoo Cheng Seng menemukan tulisan syair-syair Ho Eng Djie yang
tersimpan dalam sebuah kotak kayu, kemudian Njoo Cheng Seng menjadikannya
sebagai ilustrasi cerita Roman Tjilik-nya. Cerita ini terbit dua kali dalam
sebulan, di Jakarta. Roman Tjilik menggunakan bahasa Indonesia, dan syair-
syair Ho Eng Dji ditulis dalam bahasa Makassar dengan terjemahan Njoo Cheng
Seng ke dalam bahasa Indonesia. Roman Tjilik Njoo Cheng Seng tersebut, antara
lain berjudul Manusia Sempurna dalam Manusia Tidak Sempurna Ho Eng Dji, Sio
Sayang, Asep Hio dari Malino, Gagak Lokra Mencari Allah.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Karya-karya Ho Eng Dji lebih menonjolkan pandangan
filosofisnya terhadap kehidupan yang diwarnai semangat eksistensialisme. Ho Eng
Djie menyajikan banyak kekalahan awal manusia dalam melawan kehidupan yang
keras dan memandang kematian sebagai akhir dari segala penderitaan. Kematian
sebagai akhir bukan sesuatu yang kosong, tetapi sebuah wilayah untuk menuai
hasil dari kehidupan yang kadang begitu menekan. Kematian adalah sekutu
kehidupan, kemalangan menjadi pintu kebahagiaan yang hakiki.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Selain Ho
Eng Djie, ada beberapa nama keturunan Tionghoa yang punya andil dalam bidang
seni sastra dan seni budaya di <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Sulawesi
Selatan</span> khususnya kota <span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Makassar;</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"></span><span style="font-size: 12pt;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><b><span style="font-size: 12pt;">1. Pui Tjong Ang</span></b><span style="font-size: 12pt;">, memimpin
sebuah orkes yang khusus mengumandangkan lagu-lagu daerah Makassar. Pada masa
"makmurnya" kehidupan orkes di Tanah Air (1950-an sampai 1960-an)</span><span style="font-size: 12pt;">,
</span><b><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">Ho Eng Djie </span></b><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">dan<b>
</b></span><b><span style="font-size: 12pt;">Pui Tjong
Ang</span></b><span style="font-size: 12pt;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 12pt;">pentolan kelompok musik yang didominasi orang China peranakan pada
periode 1930-1960-an</span><span style="font-size: 12pt;">.</span><span style="font-size: 12pt;"></span><span style="mso-list: Ignore;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"><b> </b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="mso-list: Ignore;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"><b> </b></span></span><span style="mso-list: Ignore;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"><b> </b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="mso-list: Ignore;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="mso-list: Ignore;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="mso-list: Ignore;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="mso-list: Ignore;"><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">2. Ang Bang Tjiong, </b>menulis sejumlah bait sastra
Melayu/Indonesia-Makassar. Dalam khazanah sastra Melayu maupun Makassar tentu
sangat sulit menemukan syair yang sepadan dengan apa yang telah ditulis oleh
Ang Ban Tjiong di era tahun 1930-an.</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ketika itu di Makassar masyarakat sangat terpikat
oleh pantun-pantun yang berbahasa Melayu meskipun mungkin ada hambatan
linguistik bagi masyarakat Makassar yang akrab dengan bahasa daerahnya. Melihat
gejala tersebut Ang Ban Tjiong menunjukkan jalan keluar dengan menciptakan
pantun-pantun yang menggunakan bahasa Melayu dan Makassar. Pantun tersebut
sangat dipengaruhi oleh pantun-pantun Melayu (dialek Jakarta), tetapi sang
penyair memasukkan pula bahasa Makassar pada setiap akhir lariknya. Hal ini
diakui oleh Ang Ban Tjiong dalam pengantar buku pantunnya yang berjudul Pantoen
Melayoe-Makassar sebagai sesuatu yang disengaja untuk dapat menyaingi pantun
Melayu.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Pantun-pantun yang berjumlah kurang lebih 200
bait/kuplet tersebut memiliki nilai estetika tersendiri jika dibandingkan
dengan pantun yang berbahasa Melayu. Ang Ban Tjiong tidak hanya berupaya
menciptakan persajakan berdasarkan bahasa Melayu, tetapi juga lebih
menyesuaikannya dengan diksi bahasa Makassar dan makna yang ingin ditandainya.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ang Ban Tjiong bersusah payah dalam memilih kata Melayu
dan menyambungnya dengan kata Makassar lalu menyusunnya dalam larik dan menjadi
bait. Ia tidak hanya membuat persajakan aaaa agar yang dipilihnya dapat menyatu
dengan pilihan kata Melayu yang digunakan pada setiap awal baris, melainkan
setiap rangkaian kata dalam satu larik tersebut menciptakan nada yang harmonis
dan bermakna</span></div>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
.<b> </b>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Puisi/pantun Ang Ban Tjiong sangat menarik dan ia
menggunakannya sebagai media berceritera. Antara satu bait dengan bait lainnya
terdapat hubungan erat yang saling sambung menjadi pantun berkait, seperti
bait-bait berikut ini: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Enak rasanya
rappo kadalle (buah kedele)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Didjoeal
moerah djai taralle (banyak terbeli)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Soenggoe nona
angerang dalle, (membawa rezeki)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Harep dateng
a’mole-mole. (berkali-kali)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Pait rasanya
dje’ne pa’balle, (cairan obat)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Tidak melawan
ang-nginung sale (minum sale)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Harep dateng
a’mole-mole, (berkali- kali)</b></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
<b>Djikaloe bisa
sabole-bole. (bersama-sama)</b></div>
<br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Syair-syair Ang Bang Tjiong juga berkisah tentang
gadis cantik dan materi (uang). Dalam salah satu pantunnya dikisahkan tentang
seorang pemuda yang jatuh cinta. Namun, Ang Ban Tjiong menciptakan konflik
antara gadis cantik dengan uang, harta benda, kekayaan, dan kedudukan sosial.
Ia menyadari bahwa kecantikan fisik dan harta benda (uang) tidak akan berarti
jika tidak disertai dengan budi yang baik, dan rasa cinta, kasih sayang dengan
sesama.
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Selain tema cinta dan uang itu, ia juga menulis
tema kehidupan dan selebihnya nasihat-nasihat serta buah pikiran. Dalam pantun
tersebut sekaligus tercerminkan kondisi sosial masyarakat China peranakan yang
hidup lebih sederhana.
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<b>Ang Bang
Tjiong</b> memilih jalur sastra dalam bentuk pantun/puisi
untuk mencurahkan isi hatinya. <b>Ang Bang Tjong </b>menulis sajak-sajak/Pantun
dengan mencampuradukkan bahasa Melayu dengan bahasa Makassar!
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
Misalnya : </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
Naik gunung Butta Makale, </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
Jual sarung jai taralle (jai taralle: banyak
laku/terjual), </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
Jikalau tuan aqballe-balle (aqballe-balle:
berbohong/dusta),</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 36pt; text-align: justify;">
Tentu saya jadi capele (capele: kecewa ). </div>
<br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><b>3. Liem Kheng Yong</b>, lelaki Tionghoa peranakan Makassar ini pada tahun 1930-an telah
menerjemahkan tidak kurang dari 60 judul cerita klasik China ke dalam bahasa
Makassar dan disalin dengan aksara Lontara’, aksara
tradisional Bugis-Makassar. </span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Apa yang dilakukan oleh Liem Kheng Yong adalah
sesuatu yang sangat luar biasa karena beberapa hal: </span></div>
</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ketekunannya menerjemahkan dan menyalin ulang
sejumlah cerita tersebut, yang tentu saja memakan waktu yang cukup lama.<span><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: small;"><span><span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span>Fanatisme dan idealisme Liem Kheng Yong terhadap
bahasa Makassar dan terhadap aksara lontara’</span>. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sastrawan Tionghoa peranakan Liem Kheng Yong sangat
akrab dengan lingkungan dan masyarakat Makassar sehingga ia menguasai dengan
begitu baik bahasa Makassar, baik secara lisan maupun tulisan.</span></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Menerjemahkan sebuah cerita tentu saja tidak hanya
melakukan alih bahasa, tetapi pertimbangan soal pengalihan sistem tanda dari
satu bahasa ke bahasa sasaran dengan kandungan makna atau pengertian yang
persis sama dengan maksud bahasa sumbernya. Tentunya hal ini tidaklah mudah.
Penguasaan terhadap kedua bahasa tersebut paling tidak harus sama baiknya.</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Liem Kheng Yong memindahkan tradisi menulis aksara
China yang diwariskan oleh orangtuanya untuk menyalin atau menulis dalam aksara
lontara’. Namun, tradisi penulisan aksara China masih juga digunakannya dalam
menuliskan aksara lontara’. Kita tahu, orang Tionghoa menulis dengan
menggunakan kuas tulis dan tinta. Liem Kheng Yong dalam menuliskan aksara
lontara’ menggunakan pena atau kallang (kalam). Tulisan lontara’ Liem Kheng
Yong sangat terbaca dengan baik. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam kerja penerjemahan, Liem Kheng Yong tidak
berupaya untuk mengadaptasi cerita tersebut. Ia semata-mata menerjemahkannya
dari cerita aslinya, sehingga nama-nama China tetap dipertahankannya lalu
ditulisnya dalam aksara China, demikian juga dengan nama lembaga pemerintahan
tetap digunakan. Mungkin dengan demikian pembaca yang kebanyakan adalah juga
orang China yang sudah lama tinggal atau bahkan yang lahir di Makassar dapat
kembali merasa dekat dengan tanah leluhurnya dan mengerti sistem sosial dan
budaya yang ada di sana. Akan tetapi, penggunaan bahasa Makassar dan aksara
lontara (dan bukan bahasa Melayu) menciptakan kesadaran bahwa mereka tidak lagi
berada dalam lingkungan budaya China tetapi dalam lingkungan budaya Makassar
yang mesti diakrabinya, dan sedapat mungkin menjadi orang Makassar dan
berperilaku seperti penduduk asli.
</span></div>
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Dalam era tahun 1930-an hingga 1940-an, karya besar
Liem Kheng Yong masih digemari oleh perempuan-perempuan Tionghoa di Makassar
(terutama uwa-uwa dan encim-encim), terutama mereka yang sudah berbaur akrab
dan kawin-mawin dengan orang Makassar dan sudah sangat fasih menggunakan bahasa
Makassar.
</div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
WARGA keturunan Tionghoa Makassar adalah komunitas
masyarakat yang telah turut membangun kebudayaan di Kota Makassar sejak dari
masa lalu. Hal ini terbukti dengan lahirnya karya-karya sastra yang bermutu
tinggi dari kalangan mereka. </div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">
Keturunan Tionghoa di Makassar-apabila dibandingkan
dengan keturunan Tionghoa lainnya yang bermukim di bagian lain di Tanah
Air-masih lebih merakyat dan lebih berbaur dengan mereka yang pernah kita sebut
kaum pribumi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-24314151272360250802012-10-23T04:47:00.003-07:002012-10-23T04:47:28.572-07:00Mengenang Karya Hong Eng Djie.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: right;">
<b> <span class="post-author">by :
H. M. Nur Abdurrahman </span></b></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-2" style="text-align: justify;">
<span class="post-labels">
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya
merasa terpancing untuk menyambut artikel itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu saya masih
remaja biasa pergi ke rumah Ho Eng Djie bersama-sama kakak sepupu saya
Rukuq Dg Mappataq (seorang veteran yang tidak mau pusing mengurus kartu
veterannya, semua veteran dari Selayar tahu hal itu), biasanya
berbincang-bincang tentang filsafat. Di rumah Ho Eng Djie terdapat
sebuah kotak tanpa penutup berisi lembaran-lembaran kertas. Setiap
lembar bertuliskan Kelong Mangkasaraq hasil gubahannya dalam aksara
Lontaraq. Menurut sejarah aksara Lontaraq ini dikarang oleh Sabannaraq
Daeng Pammatte. Sabannaraq artinya syahbandar, karena Daeng Pammatte ini
adalah syahbandar Kerajaan Gowa dahulu. Suatu waktu tatkala kami berdua
berkunjung ke rumah Ho Eng Djie, ia menyodorkan lembaran kertas: "<span style="font-style: italic;">E turungka niassedeng ribangngiya kelong leqbaq kupareq, apanne </span>(hai
anak muda, tadi malam saya berhasil menggubah kelong, ini dia)", sambil
mengambil lembaran yang bertuliskan Kelong Mangkasaraq seperti yang
dikutip di bawah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Kamma memangiq linoa,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">tena tojeng kabajikang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Kodi nicalla,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Bajika nikimburui.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitulah adat di dunia</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak dibiarkan berlalu mulus</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau buruk dicela</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang baik merangsang cemburu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"<span style="font-style: italic;">Tena
kussituruq kelongta Babaq, nasabaq tena nakamma ngaseng tauwa ri lino,
sipaqgangji kammanjo. Napunna niyaq ancallaki iyareka nasere ati
rikalenta, nia baca-bacana ilalang ri Koranga</span> (saya tidak
sependapat dengan isi kelong yang Baba gubah, sebab tidak semua orang
dalam dunia demikian sikapnya, hanya sebagian saja yang demikian. Namun
jikalau ada yang mencela ataupun dengki kepada kita ada baca-bacanya di
dalam Al Quran)". "Ha, niya baca-bacana? <span style="font-style: italic;">Antekamma</span>!
(Oh ya, ada baca-bacanya? Bagaimana!). Maka saya bacakanlah S. Al
Falaq: Qul A'uwdzu bi Rabbi lFalaqi. Min Syarri maa Khalaqa. Wa min
SYarri Ghasiqin Idzaa Waqaba. Wamin SYarri nNafFa-tsa-ti fi l'Uqadi.
Wamin SYarri Haasidin idzaa Hasada. Katakan, saya berlindung kepada Yang
Maha Pengatur falak. Dari kejahatan makhluk. Dan dari kejahatan malam
bila telah gelap. Dan dari kejahatan penyihir yang meniup dengan air
ludahnya pada buhul tali. Dan dari kejahatan orang yang iri-hati bila ia
melahirkan dengkinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejenak Ho Eng Djie tertegun, kemudian berkata: "<span style="font-style: italic;">Bajiq sikali antu baca-bacayya, mingka sitojeng-tojengna niyaq ilalanganna anjo kelonga</span>
(baik benar itu baca-baca, namun sebenarnya ada yang tersirat dalam
syair itu)". Kemudian Ho Eng Djie menjelaskan. Sikap warga asli pada
umumnya terhadap warga peranakan Cina tidak ada yang baik. Kalau warga
peranakan buruk kelakuannya mereka dicela, dan itu memang wajar. Yang
tidak wajar ialah warga asli memukul rata. <span style="font-style: italic;">Punna niya Cina kodi sipaqna, e, iya ngaseng Cinayya anggappa passepoloq</span>
(Kalau ada warga Cina tidak baik sifatnya, buruk kelakuannya, maka
semua Cina yang kena semprot). Kalau baik dalam pengertian maju dalam
usaha dagangnya mereka dicemburui.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Ho Eng Djie
melanjutkan. Sikap warga asli yang demikian itu karena kesalahan warga
keturunan Cina juga dalam bersikap. A<span style="font-style: italic;">ssingkammai sipaqna Yahudiya ri Aropa, iyamintu naallei kalenna</span>
(seperti sikapnya orang Yahudi di Eropa, yaitu eksklusif). Itulah latar
belakangnya saya mendirikan Orkes Kullu-Kulluwa. (Orkes Kullu-Kulluwa,
adalah orkes lagu-lagu daerah Makassar, beberapa yang direkam di atas
piring hitam. Dahulu belum ada pita kaset). Ho Eng Djie berupaya
a'bengkoro' (membaur) dengan warga asli melalui seni suara, karena dalam
Orkes Kullu-Kulluwa kedua warga yang seperti air dengan minyak itu
dibaurkan bersama. (Dikutip dari: Seri 328. Warga Keturunan Cina, 28
Juni 1998).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam artikel "Mengenang Karya-Karya Hong
Eng Djie" hanya gubahan Ho Eng Djie saja yang disebut, sedangkan
lagu-lagu lain yang bukan gubahannya hanya disebutkan secara umum:
lagu-lagu Makassar, Bugis, Mandar dan Selayar. Mestinya disebutkan pula
lagu-lagu itu seperti misalnya: Mas Bangung, Mas Mera, Air Mawar,
Rambang-Rambang dll. Walaupun bukan gubahan Ho Eng Djie, tetapi termasuk
karya-karya Ho Eng Djie juga dalam hal aransemen (arrangement).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya
pribadi mempunyai nostalgia lagu Rambang-Rambang. Ini pernah saya
tulis. Malam Jumat, 4 Agustus 1994, di lantai 3 Gedung Harian Fajar itu
tatkala mendengarkan alunan suara budayawan Mappaseleng Dg Maqgauq,
menyanyikan "Minasa ri Boritta", saya bernostalgia, ingat tempo doeloe,
ketika saya masih kecil di kampung halaman, sewaktu lagu-lagu daerah
masih sangat dominan, oleh karena belum terjadi akulturasi budaya kita
dengan budaya luar. Waktu itu setiap ada "paqgaukang", pesta kenduri,
tidak pernah ketinggalan acara kesenian Rambang-Rambang, yaitu nyanyian
solo diiringi oleh empat atau lima biola dan rabbana (rebana). Sebelum
Perang Dunia kedua kalau ada Pasar Malam di Makassar, Parambang-Rambang
Silayaraq tidak pernah absen. Mengapa nyanyian solo yang diiingi dengan
perangkat bunyi-bunyian biola dan rebana itu dinamakan
apparambang-rambang, menggelar rambang-rambang, oleh karena senantiasa
lagu pertama yang dinyanyikan ialah lagu Rambang-Rambang. (dari Seri
139. Rambang-Rambang, Nostalgia Tempo Doeloe, 7 Agustus 1994).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa itu Rambang-Rambang? Aq-rambang-ang? Itu adalah istilah dalam kalangan pelaut, artinya berlayar beriring.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Pakabajiki boritta</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Kimassing assamaturuq</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Nakiqrambangang</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-style: italic;">Assombali mateqneya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benahilah negeri kita</div>
<div style="text-align: justify;">
Masing-masing bersepakat</div>
<div style="text-align: justify;">
Berlayar beriring</div>
<div style="text-align: justify;">
Mencapai idaman manis</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mencapai
idaman manis, kalau meminjam gaya Ambon: "Menuju Ambong manise". Karena
judul seri ini nama orang, maka marilah pada awal tahun 2004 kita tutup
perbincangan ringan ini, dengan tiga daur (siklus) nama orang: Bram
Aceh orang Ambong, Ibrahim Ambong orang Bugis, Isa Bugis orang Aceh.
Maaarikiiii. WaLlahu a'lamu bisshawab.</div>
</div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-48465586043710023862012-10-23T04:29:00.001-07:002012-10-23T04:29:10.089-07:007 Kutipan Katolik Terbaik<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: right;">
<span class="author vcard">By <a class="url fn n" href="http://luxveritatis7.wordpress.com/author/justmyordinarylife/" title="Tampilkan semua tulisan oleh Cornelius">Cornelius</a></span></div>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://luxveritatis7.files.wordpress.com/2012/10/sheen-quote.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" height="490" src="http://luxveritatis7.files.wordpress.com/2012/10/sheen-quote.jpg?w=490&h=490" title="Sheen Quote" width="490" /></a></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Seringkali hanya ada satu cara Tuhan yang baik dapat masuk ke dalam
sejumlah hati adalah dengan mematahkannya. ~ Ven. Fulton J. Sheen</li>
<li>Yesus berkata, “Akulah Kebenaran”, dan adalah tugas kamu dan saya
untuk menyuarakan kebenaran. Kemudian terserah orang yang mendengarnya
apakah mau menerima atau menolaknya. - B. Teresa dari Kalkutta</li>
<li>Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja,
serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa
gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam
kenyataan? – St. Andreas Kim</li>
<li>Hanya ada satu iman Kristen, yakni Katolik - St. Brigitta dari Swedia</li>
<li>Ada yang salah menafsirkan pencarian akan kebenaran ini, yang
memimpin mereka kepada irasionalitas dan fanatisme; mereka menutup diri
mereka sendiri dalam “kebenarannya”, dan mencoba untuk memaksakannya
pada orang lain. … Siapapun yang bertindak irasional, tidak bisa menjadi
murid Yesus. Iman dan akal adalah penting dan saling melengkapi dalam
pencarian akan kebenaran. – Paus Benediktus XVI</li>
<li>Ketika Allah dikesampingkan, dunia menjadi tempat yang tidak ramah bagi manusia. – Paus Benediktus XVI</li>
<li>Seringkali doa dilakukan pada situasi-situasi sulit, pada
masalah-masalah pribadi yang membawa kita berpaling kepada Tuhan guna
mendapatkan keringanan, kenyamanan dan bantuan. Maria mengajak kita
untuk memperluas dimensi doa, untuk berpaling kepada Allah tidak hanya
pada saat butuh dan tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga
dalam cara yang tak terbagi, tekun, dan setia, dengan sehati sejiwa. - Paus Benediktus XVI,</li>
</ul>
Sumber : <a class="ab-item" href="http://luxveritatis7.wordpress.com/"><img alt="Current blog avatar" class="avatar" height="16" src="http://1.gravatar.com/blavatar/170620b50dc4b5fb2554da9808ecfcb8?s=32" width="16" /> LUX VERITATIS 7</a></div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-135551905459058064.post-66667570742183685822012-10-23T04:17:00.001-07:002012-10-23T04:17:34.834-07:007 Kutipan Katolik dari Ibu Teresa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGOmTm3E-2SDCvcLWSc6I4vRk7GE6SkHWBM6NtC6xzfCYk_auiJ-ysifvjvaYlqIpfwm9GV05wZIkaquvr6NP7RSzPRb58wilr6d6TK_HgLKztn9dVF19wLk-fgqCcB3_2emLrceT7kjA/s1600/teresa-quote.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGOmTm3E-2SDCvcLWSc6I4vRk7GE6SkHWBM6NtC6xzfCYk_auiJ-ysifvjvaYlqIpfwm9GV05wZIkaquvr6NP7RSzPRb58wilr6d6TK_HgLKztn9dVF19wLk-fgqCcB3_2emLrceT7kjA/s320/teresa-quote.jpg" width="320" /></a></div>
<ul style="text-align: left;">
<li>Tapi saya merasa bahwa penghancur kedamaian terbesar sekarang adalah
aborsi, karena aborsi adalah perang terhadap anak. Dengan aborsi, ibu
tidak belajar untuk mencintai, tapi membunuh anaknya sendiri untuk
menyelesaikan masalahnya. Dan, melalui aborsi, ayah diajarkan bahwa ia
tidak perlu mengambil tanggung jawab sama sekali bagi anak yang telah ia
bawa ke dunia. Ayah mungkin sekali menempatkan wanita ke dalam masalah
yang sama. Jadi aborsi hanya menuntun kita kepada aborsi lagi. Negara
manapun yang menerima aborsi tidak mengajarkan rakyatnya untuk
mencintai, tapi mengajarkan untuk menggunakan kekerasan untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Inilah alasannya mengapa
penghancur cinta dan kedamaian yang terbesar adalah aborsi..</li>
<li>Kita tidak bisa memecahkan semua masalah di dunia, tapi mari kita
jangan pernah membawah masalah terburuk sama sekali, karena itu akan
menghancurkan cinta. Dan inilah yang terjadi ketika orang-orang
melakukan kontrasepsi dan aborsi.</li>
<li>Saya adalah pensil kencil di tangan Allah yang sedang menulis, yang mengirim sebuah surat cinta kepada dunia.</li>
<li>Buah keheningan adalah doa. Buah doa adalah iman. Buah iman adalah cinta. Buah cinta adalah pelayanan Buah pelayanan adalah damai.</li>
<li>Iman dalam tindakan adalah cinta, dan cinta didalam tindakan adalah pelayanan.</li>
<li>Tidak semua orang bisa melakukan hal-hal besar. Tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.</li>
<li>Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum datang. Kita hanya memiliki hari ini. Mari kita mulai.</li>
</ul>
Sumber : <a href="http://luxveritatis7.wordpress.com/"> LUX VERITATIS 7</a></div>
Alberthosanahttp://www.blogger.com/profile/02565358049032953884noreply@blogger.com0