TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sejumlah
seniman pelukis dan perupa melaksanakan pameran seni dalam rangka
peringatan Bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno, di Galeri TIM, Jakarta
Pusat, Jumat (22/6/2012) malam.
"Kami ingin Bung Karno menjadi
milik bangsa ini. Dengan pameran ini, kami percaya bahwa energi Bung
Karno takkan pernah pupus. Api perjuangan Bung Karno akan terus ada dan
tidak pernah padam," kata cucu Soekarno yang juga Ketua DPP PDI
Perjuangan, Puan Maharani, saat membuka pameran “Energi Bung Karno” di
Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki.
Pameran ini diadakan
sebagai bagian dari rangkaian acara Bulan Bung Karno. Sejak beberapa
tahun lalu, Bulan Juni dipromosikan PDI Perjuangan untuk memperingati
kelahiran, wafatnya, pemikiran, dan kiprah Bung Karno sebagai pemimpin
bangsa.
Ada 10 pelukis dan perupa yang turut meramaikan pameran
itu, diantaranya adalah Patrick Cornelis Wowor, Her Resmadi, Duvrart
Angelo, Sumarwan, dan Nester Sinaga.
Sejumlah tokoh politik
nasional turut hadir dalam pembukaan pameran itu, diantaranya Menteri
Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, calon Dubes Italia August
Parengkuan, dan Pengamat Politik Sukardi Rinakit.
Puan
menambahkan, generasi masa sudah sewajarnya punya karya seni yang
mewakili semangat dan jiwa untuk dikenang generasi mendatang.
Indonesia, katanya, sungguh beruntung punya pemimpin seperti Bung
Karno. Sebab, melalui lembaran sejarah Indonesia, Bung Karno sebagai
seorang negarawan, dan sekaligus seniman.
Sampai saat ini bisa disaksikan hasil karya seni Sang Proklamator Kemerdekaan yang menjadi simbol-simbol negara Indonesia.
"Lihat
gedung MPR/DPR, lihat Monas, lihat Mesjid Istiqlal. Kesemuanya menjadi
warisan Bung Karno yang menuangkan hasratnya pada kesenian dalam bentuk
landmark-landmark Indonesia," kata Puan.
Puan kemudian memaparkan
saat kakeknya diasingkan sebagai tahanan politik di Ende, Flores. Bung
Karno, menyalurkan ide-ide-nya tentang Indonesia melalui seni. Masih ada
lukisan pura Bali yang dibuat Bung Karno di Ende pada tahun 1935.
Di dalam lukisan itu ada empat orang yang berdoa bersama dengan kepercayaannya masing-masing.
"Sebuah gagasan persatuan bangsa yang tertuang dalam keindahan lukisan," ungkapnya.
Dia
menambahkan di Ende juga Bung Karno menghasilkan 13 naskah tonil.
Pementasannya kala itu dilakukan di Gedung Imakulata, milik Paroki
Katedral Ende.
"Sama seperti lukisan pura Bali-nya, tonil-tonil
Bung Karno dijiwai semangat, ide, gagasan bahkan panggilan kepada rakyat
Indonesia untuk merebut kemerdekaan," lanjut Puan.
Dia menyebut
landmark bangunan, lukisan, naskah tonil Bung Karno adalah bukti nyata
bahwa karya seni-nya sarat dengan pesan perjuangan, pesan kemerdekaan,
dan pesan persatuan Indonesia. Dan sebagai karya seni, pesan-pesannya
terus bergaung hingga masa kini.
Puan mengingatkan, kelak generasi
masa depan mempelajari cara hidup di masa sekarang, maka salah satu
yang akan dilihat adalah karya seni yang kita tinggalkan.
Puan
berharap pameran seni rupa “Energi Bung Karno” dapat menjadi pemicu api
semangat untuk melestarikan, menguatkan dan menegaskan identitas bangsa
Indonesia.
Sumber : Yahoo News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar