Akses masuk aku berjumpa dan mengenal Yesus dan menjadi Katolik ditandai aku jatuh sakit dan harus rawat inap di rumah sakit Stella Maris Makassar yang dikelola oleh Suster-suster Yesus Maria Yoseph. Awalnya aku tidak bersedia masuk rumah sakit jalani rawat inap, alasannnya sederhana terpikir olehku selama jalani rawat inap aku tak bisa bermain dengan teman mainku Jeffrey. dan akan merasakan kesepian. Dari tidak mau akhirnya menjadi mau jalani rawat inap setelah dokter yang merawatku membujuk dan mengatakan; "Suster-suster perawat akan jemput aku masuk gereja yang terdapat dalam kompleks rumah sakit. Gereja yang terdapat dalam kompleks rumah sakit Stella Maris aku belum tahu jika itu adalah kapel, dan aku belum tahu tata ibadah gereja katolik, semua terasa baru dan asing bagiku saat itu.
Sebelumnya aku selalu diajak masuk gereja oleh ibu atau oleh kedua kakak-ku, bahkan mereka berusaha agar aku ikut sekolah minggu sebagai langkah awal mengikuti jejak kedua kakak-ku dan ibuku yang sudah menjadi jemaat Pentakosta. Aku tidak tertarik sama sekali saat itu. Aku ikut masuk gereja dan sampai di gereja aku tidak mengikuti ibadah, aku lebih tertarik main di halaman gereja. Sekolah Minggu hanya satu dua kali aku ikuti, lalu selebihnya merasa malas dan bosan untuk ikuti lebih lanjut. Ada saja alasan yang aku buat; ngantuk dan tidur malasan dihari minggu pagi agar aku tidak ikut kakak atau ibu masuk gereja atau ikut sekolah minggu..Pendek kata aku akal-akalan dengan kakak dan ibu agar tidak ikut masuk gereja/ikut sekolah minggu.
Suasana hatiku terasa sangat lain saat pertama kali mengikuti misa di Kapel rumah sakit Stella Maris. Aku merasa sangat teduh, damai dan tenang. Aku sangat tertarik melihat jubah yang dikenakan Romo / Pastor yang memimpin misa. Lagu-lagu dalam bahasa latin begitu syahdu kudengar dalam misa, dan lagu yang langsung menjadi favoritku Tantum Ergo. Dalam hati kecilku berbisik "Inilah Gereja-ku", hingga ada kerinduan untuk mengikuti misa selanjutnya. Saat aku dirawat di rumah sakit itulah, aku bertemu dengan Yesus dan aku jatuh cinta.pada-Nya. Aku bertemu Yesus tepatnya di awal tahun ajaran baru kelas enam sekolah dasar, dan aku terima sakramen permandian di akhir tahun ajaran kelas enam sekolah dasar.
Siapakah Wanita yang berkerudung yang datang menjenguk?
Aku
tak kehilangan kesempatan untuk bertemu dan berjumpa dengan Yesus oleh
karena tak bisa ikuti misa di kapel rumah sakit. Dia telah menyiapkan
jalan bagiku dan menyiapkan seorang teman, agar perjumpaanku dengan-Nya
di kapel rumah sakit terus dapat berlanjut. Aku dan teman bermain-ku
menjadi katolik dan terima sakramen permandian pada hari yang sama yakni
misa tengah malam di malam Natal.
Wanita yang berkerudung putih itu yang mirip dengan suster biara, bayangannya kusimpan dalam kalbu dan dalam hati kecil. Biarlah aku saja yang tahu siapa sebenarnya wanita yang berkerudung putih itu, karena adapun aku mengatakannya " siapa Dia ?", mungkin sulit bagi kalian untuk mempercayainya karena kehadiran-Nya selalu menjadi bahan perdebatan dan cemohan.karena tidak menaruh rasa hormat dan menghargai-Nya.
Siapakah Wanita yang berkerudung yang datang menjenguk?
Disuatu
petang hari, saat suasana rumah sakit terasa sepih dan sunyi, terasa
dingin karena petang itu turun hujan gerimis. Penjenguk sudah pada
pulang dan yang tinggal cuma suster perawat yang dinas petang itu dan
orang-orang sakit. Aku melihat seorang wanita berkerudung putih jalan ke
arah tempat tidurku, mirip suster biara. Dia terus berjalan ke arahku
dan berdiri tepat di samping tempat tidur-ku..Dari semenjak aku jalani
rawat inap di rumah sakit, aku tak pernah mendapat kunjungan khusus
suster biara bahkan sampai aku diperbolehkan pulang tinggalkan rumah
sakit karena penyakitku telah sembuh. Hanya satu kali itu saja aku
mendapat kunjungan seorang wanita yang berkerudung mirip suster biara.
Suster
biara yang bertugas dibagian perawatan anak aku kenal wajah-wajah
mereka. Wanita yang berkerudung putih petang itu wajahnya terasa baru
pertama kali ini aku lihat dan terasa sangat asing sekali, dan aku tidak
mengenalnya. Aku melihatnya pada petang hari itu saja, selebihnya
menjadi misteri; "Siapa gerangan wanita yang berkerudung itu?".. Aku tak
pernah berjumpa dengannya lagi setelah petang itu. Aku berusaha kenali
wajah-wajah suster biara yag ada di rumah sakit namun tak ada yang
mirip.
Petang
itu, aku dan wanita berkerudung itu berdialog dengan topik pembicaraan
tentang sakit penyakit yang gerogoti tubuhku. Yang tersimpan dengan
jelas dalam memori ingatanku pertemuan petang itu dan tutur katanya saat
hendak tinggalkan aku; "kamu tidak sakit". Pertemuan dengan
wanita berkerudung itu sangat singkat tapi menyimpan kesan yang
mendalam.. Lima hari setelah pertemuan dengan wanita berkerudung itu,
akupun diijinkan pulang oleh dokter karena sakit penyakitku dinyatakan
sudah sembuh. Siapa wanita yang berkerudsung itu? aku menyimpannya dan
menjadikannya misteri dalam hidupku dan menjadikannya menjadi bagian
dari perjalanan imanku.Aku tak perlu mengatakan siapa dia sesungguhnya,
itu adalah rahasia imanku. Aku telah berjumpa kembali dengannya dan aku
tahu siapa wanita yang berkedung itu.
Saat
aku keluar rumah sakit dan pulang ke rumah, aku merasa sangat sedih
karena aku tak bisa mengikuti misa di kapel rumah sakit.lagi. Bukan
karena ada larangan, tapi menurut ukuranku saat itu tempatnya cukup jauh
dari rumahku. Aku gembira karena aku dapat bermain kembali dengan teman
mainku Jeffrey. Disuatu petang hari minggu, aku dan teman mainku
bersepeda-sepedaan, tak ada rencana kami akan bersepeda dan singgah di
gereja katolik yang letaknya lima ratus meter dari rumah kami. Kami
bersepeda dan singgah di gereja, kami mengintip di celah pintu gereja
dan kami lari dan tinggalkan gereja saat kami ditegur. Dihari-hari
selanjutnya aku dan teman mainku, mengikuti misa digereja tersebut.
Teman main-ku saat itu belum katolik.
Wanita yang berkerudung putih itu yang mirip dengan suster biara, bayangannya kusimpan dalam kalbu dan dalam hati kecil. Biarlah aku saja yang tahu siapa sebenarnya wanita yang berkerudung putih itu, karena adapun aku mengatakannya " siapa Dia ?", mungkin sulit bagi kalian untuk mempercayainya karena kehadiran-Nya selalu menjadi bahan perdebatan dan cemohan.karena tidak menaruh rasa hormat dan menghargai-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar