Kue bulan atau kue Tiong Ciu Pia adalah penganan tradisional Tionghoa yang menjadi sajian wajib pada perayaan Festival Musim Gugur
setiap tahunnya. Di Indonesia, kue bulan biasanya dikenal dalam dialek
Hokkian-nya, gwee pia atau Tiong Chiu Pia.
Asal mula 中秋節 Hari Raya Zhong Qiu {Hok Kian : Tiong Ciu}, disebut juga sebagai Perayaan Pertengahan Musim Gugur,
adalah karena dirayakan pada pertengahan musim gugur, di mana pada
waktu ini para petani baru ada suasana hati yang lega dan santai, untuk
merayakan hasil panen yang berlimpah.
Perayaan Tiong Ciu sudah mulai dilakukan pada tahun ke-2 masa Kaisar 秦始皇 Qin Shi Huang [Dinasti Qin
= 221 – 206 SM], penanggalan Imlek bulan 8 tanggal 15. Pada hari
tersebut Kaisar Qin Shi Huang berkumpul bersama dengan penduduk desa di Wu Kao Shan.
Pada malam harinya semua orang menikmati pemandangan indahnya bulan di
langit yang terang dengan sangat gembira, sambil bernyanyi-nyanyi dan
sambil minum arak.
Pada masa Dinasti Tang [618-907 M], Hari Raya Tiong Ciu
ditetapkan sebagai malam bulan purnama. Pada waktu itu ada syair yang
berbunyi: “1 tahun ada 12 X bulan purnama, tapi yang paling bulat dan
yang paling indah dilihat, yaitu bulan purnama di Hari Raya Tiong Ciu
Pada masa Dinasti Song [960-1279 M], Perayaan Kue Bulan baru
mulai terkenal di kalangan rakyat banyak. Setiap penanggalan Imlek
tanggal 15 bulan 8, semua orang menikmati indahnya pemandangan bulan
purnama sambil makan kue-kue.
Orang zaman dulu membagi Hari Raya Zhong Qiu menjadi 3 bagian:
- Imlek tanggal 14 bulan 8 : disebut 迎月會Ying Yue Hui, pesta menyambut kedatangan bulan purnama.
- Imlek tanggal 15 bulan 8 : disebut 賞月會 Shang Yue Hui, pesta menikmati pemandangan bulan purnama.
- Imlek tanggal 16 bulan 8 : disebut 追月會 Zui Yue Hui, pesta mengejar bulan purnama.
Namun pada masa Dinasti Yuan (1271-1368 M), Festival Zhong Qiu baru memiliki makna cinta Negara. Ada sebuah buku yang berjudul 浪跡叢談 Lang Ji Cong Tan,
ada mencatat peristiwa sebagai berikut: Pada masa akhir Dinasti Yuan,
ada seorang tua dari Dinasti Song, pada beberapa hari sebelum Hari Raya
Zhong Qiu, menyebarkan desas-desus kemana-mana: Makanlah kue bulan pada Hari Raya Zhong Qiu, dengan demikian dapat terhindar dari wabah menular !
Oleh karena ini, orang yang membeli dan memakan kue bulan sangat banyak. Maka, orang-orang yang setia kepada Negara Song bertekad untuk menggulingkan Dinasti Yuan (orang Mongol) dan memulihkan kekuasaan Dinasti Song.
Kemudian mereka secara khusus membuat sangat banyak kue bulan, di mana
di dalam kue tersebut diselipkan secarik kertas yang bertuliskan: Bunuh Mongolia pada malam Tahun Baru Imlek !
4 (empat) bulan kemudian, Dinasti Yuan berhasil digulingkan oleh 朱元璋 Zhu Yuan Zhang yang kemudian naik tahta menjadi Kaisar dan bergelar 明太朱 Ming Tai Zhu. Kemudian Ming Tai Zhu menjadikan kue bulan sebagai Peringatan Mendirikan Negara [Dinasti Ming = 1368 – 1644 M], dan menjadikan Hari Raya Zhong Qiu sebagai Hari Raya memulihkan kekuasaan Negara.
Pertengahan Musim Gugur merupakan musim untuk berkumpul kembali bersama keluarga, disebut juga Bulan Yang Bulat Sempurna 月圓 (Yue Yuan), keluargapun berkumpul bersama 人圓 (Ren Yuan).
Festival Kue Bulan, tak terduga ternyata memiliki demikian banyak
cerita. Orang zaman dulu melihat bulan yang terang di atas langit, bulat
bundar dan berwarna kuning, merasa sangat indah, lalu membuat sebagai
kue untuk dimakan, di luar dugaan menimbulkan banyak kisah yang menarik.
Kue bulan tradisional pada dasarnya berbentuk bulat, melambangkan kebulatan dan keutuhan. Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan.
Setiap tanggal 15 bulan ke-8 , penanggalan Cina, masyarakat Cina merayakan upacara bulan purnama yang disebut Zhong Qiu Jie. Saat itu
bulan akan bulat penuh dan bersinar terang. Nah, di waktu ini pulalah
masyarakat Cina yang masih memegang tradisi, mengadakan sembahyang Tiong
Ciu Phia. Sesuai dengan namanya persembahan yang digunakan saat upacara
sembahyangan itu adalah kue tiong ciu phia. Masyarakat kita lebih
mengenalnya sebagai kue bulan.
Sembahyang yang menurut penanggalan internasional bakal jatuh 15 September itu, ditujukan kepada para dewa dewi, terutama Dewi Bulan.
Ada beberapa legenda yang melatar-belakangi mengapa Sang Dewi Bulan harus mendapat persembahan kue khusus ini.
Masyarakat Cina menyantap dan membagikan kue ini sebagai tanda syukur
terhadap rejeki yang mereka terima sepanjang tahun ini. Dibalik rasa
dan penampilannya yang manis, kue ini ternyata menyimpan cerita yang
menarik. Versinya pun banyak sekali, hampir semuanya mengandung nilai
filsafat yang tinggi.
Versi Raja Ho Le
Raja
Ho Le adalah seorang raja yang tamak dan senang memperkaya diri
sendiri. Rakyatnya sangat menderita, apalagi saat sang raja
memerintahkan tabib istana agar membuatkan dia obat untuk memperpanjang
umur. Ratu Jango sang permaisuri tidak setuju dengan permintaan sang
suami, maka dicurilah ramuan obat tersebut kemudian diminumnya. Beberapa
saat setelah meminum ramuan tersebut, ratu Jango menghilang dan muncul
dalam mimpi seorang suhu. Lewat mimpi tersebut sang ratu mengatakan
bahwa dirinya sekarang telah bersemayam di bulan dan menyebut dirinya
Dewi Bulan. Sejak saat itu setiap tahun menurut kalendar Cina,
masyarakat Cina selalu memperingati perjuangan ratu Jango dalam
menyelamatkan masyarakat dari ketamakan Raja Ho Le.
Versi perjuangan prajurit Cina
Kue bulan bermula ketika cina dibawah penjajahan Mongolia. Pada akhir
rejim mereka, pemerintahan sangatlah buruk. Raja hidup berhura-hura,
padahal rakyat mereka penuh penderitaan. Saat keadaan ekonomi negara
kacau, ada beberapa aktivis menyerukan revolusi. Sebuah revolusi
direncanakan. Namum, karena pengawasan yang ketat dari pemerintahan
mongolia, pesan dan surat dari para pemberontak tidak mungkin
disebarkan. Akhirnya seorang aktivis bernama Chu Yuen-chang, dan deputi
seniornya, Liu Po-wen memperkenalkan sejenis makanan yang disebut “kue
bulan”. Ia mengatakan dengan memakan kue bulan saat festival terang
bulan (Chung Chiu festival) akan menjaga mereka dari penyakit dan segera
terbebas dari krisis. Liu berpakaian sebagai pendeta Tao membawa dan
membagikan kue bulan penduduk-penduduk kota.
Saat Chung Chiu festival tiba, rakyat membuka kue bulan dan mereka
menemukan secarik kertas dalam kue, “habisi orang-orang tartar tanggal
15 pada bulan ke delapan”. Sebagai hasilnya semua rakyat bangkit
berevolusi melawan pemerintahan Mongolia dan mereka berhasil !!!. Sejak
saat itu kue bulan menjadi salah satu makanan tradisional saat terang
bulan.
Versi Hou Yi dan Chang-E
Jaman dahulu kala, dilangit terdapat 10 matahari menghangatkan
langit. Selama musim panas, Kesepuluh matahari bersinar sangat terik,
yang mengakibatkan kekeringan dimana-mana. Pohon-pohon pada mati.
Kehidupan menjadi sangat sulit untuk kaisar dan rakyatnya
Sang Kaisar kemudian memanggil pemanah terkenal yang dapat memanah
sangat jauh dengan ketepatan tinggi. Kaisar memerintahkan Hou Yi untuk
memanah sembilan dari sepuluh matahari dari langit. Dengan menggunakan
kesembilan panah saktinya, pemanah ini berhasil memanah kesembilan
matahari dan musim panas menjadi normal kembali. Rakyat menjadi
sejahtera kembali.
Kaisar menghadiahkan Hou Yi dengan uang dan perhiasan yang banyak.
Hou Yi menggambil uang tersebut untuk menikahi wanita yang sangat ia
cintai Chang Oh. Pernikahan ini sangat meriah dan keluarga dari Hou Yi
dan Chang Oh sangat bahagia. Kemudian Kaisar memanggil kembali Hou Yi
untuk membangun sebuah istana baru. Hou Yi bukan saja seorang pemanah
terhebat, ia juga arsitek terbaik kaisar. Istana yang paling indah dan
besar dibangun, didekorasi penuh emas permata dan diisi dengan sutra dan
kerajinan tangan yang sangat indah.
Kaisar
sangat kagum dengan Kehebatan Hou Yi. Kali ini, Kaisar memilih untuk
tidak menghadiahkan Hou Yi emas permata, melainkan ia menghadiahkan Hou
Yi botol kecil yang berisi elixir keabadian. Kaisar memperingatkan Hou
Yi agar berhati-hati untuk tidak meminum keseluruhan isi botol,
melainkan dibagi bersama istrinya Chang Oh.
Hou Yi berlari segera kerumah untuk membagi hadiahnya bersama Chang
Oh. Chang Oh begitu gembira, dan langsung meminum keseluruh isi elixir
keabadian. Setelah menelan elixir tersebut, kepalanya berputar dengan
cepat dan iapun terjatuh. Tiba-tiba badannya menjadi sangat ringan dan
ia mulai melayang kelangit! iapun menjadi sangat frustasi dan
berpeganggan terhadap apa saja yang ia dapat raih, kursi, tumbuhan,
bahkan suaminya yang dapat mencegahnya melayang. Terakhir ia memegang
kandang kelinci yang berisi kelinci putihnya. Hou Yi berteriak dengan
putus asa melihat istrinya yang cantik Chang Oh melayang kebulan.
Chang Oh terjebak dibulan untuk hidup selamanya tanpa suaminya, ia
hanya ditemani kelinci putihnya. Hanya satu keajaiban muncul yaitu
jembatan bulan muncul malam hari, setahun sekali, saat bulan kedelapan
lunar kalender, yaitu sekitar bulan September dan Oktober. Jembatan itu
menghubungkan Bulan dan Bumi. Selama malam itu Chang Oh dan Hou Yi
kembali bersama untuk waktu yang singkat akan kebahagiaan. (This history
is came from Colette Chooey)
Sebagai lambang kerja keras
Biasanya dirayakan oleh keluarga petani pada pertengahan musim gugur.
Selain sebagai perayaan yang melambangkan hasil akhir dari kerja keras
selama setahun di ladang, perayaan ini juga bertepatan dengan hari ulang
tahun Dewa Bumi. Para keluarga petani menunjukkan rasa terima kasih
mereka pada Dewa Bumi dan Tuhan yang dilambangkan dengan bulan.
Tiong Ciu Pia is a traditional cake which is famous to
Chinese people to celebrate Moon Cake Festival. In the moon cake
festival 2012, the Shangri-La Hotel Surabaya, Indonesia presents nine
flavors of Tiong Ciu Pia.
Tiong Ciu Pia is a traditional cake which are famous in Chinese people to celebrate Full Moon Cake Festival.
Every 15th day of the 8th month in the Chinese calendar is celebrated as the Moon Cake Festival. Celebrated by all citizens of Chinese descent in the world. In 2012 these Moon Cake Festival falls on September 30th, 2012. This moment is also awaited by Indonesian Chinese descent who are still running tradition of trust in which the full moon day, The full Moon Goddess will appear and reveal itself.
Every 15th day of the 8th month in the Chinese calendar is celebrated as the Moon Cake Festival. Celebrated by all citizens of Chinese descent in the world. In 2012 these Moon Cake Festival falls on September 30th, 2012. This moment is also awaited by Indonesian Chinese descent who are still running tradition of trust in which the full moon day, The full Moon Goddess will appear and reveal itself.
beri pengetahuan :D
BalasHapus