Kamis, 05 Juli 2012

Bahagia di Tahun Awal Pernikahan


Menjalani tahun awal pernikahan, mungkin Anda merasa bahwa kehidupan setelah menikah tidaklah seindah bayangan. Sosok pasangan hidup yang dahulu terlihat begitu sempurna dan membuat Anda selalu ingin bersamanya, kini tingkahnya begitu menyebalkan hingga sering kali terjadi pertengkaran. Pertengkaran terjadi hanya karena masalah-masalah sepele. Bagaimana caranya agar pertengkaran yang tidak perlu dapat dihindari? Bagaimana menjalani kehidupan pernikahan di tahun awal pernikahan?

Kehidupan pernikahan memang berbeda saat masih berpacaran. Saat menikah, lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman hidup Anda. Tanggung jawab bertambah, tugas-tugas rumah tangga yang harus dilakukan membuat kini Anda tidak hanya bersenang-senang bersama pasangan. Berbeda saat masih berpacaran, waktu yang Anda habiskan berdua dilakukan dalam situasi yang menyenangkan seperti makan di restoran bersama, nonton bioskop, jalan-jalan di mal atau berkunjung ke tempat rekreasi.

Agar tercipta kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga, Keahlian khusus yang Anda wajib miliki setelah menikah. berikut ini :

Komunikasi 
Dua orang yang menikah memiliki latar belakang yang berbeda. Puluhan tahun telah dilalui dengan didikan dan kebiasaan dari masing-masing keluarga yang tidak sama. Kebiasaan atau cara melakukan suatu pekerjaan yang menurut Anda tidak benar masih terbawa oleh pasangan setelah menikah.

Karena merasa kesal, Anda mungkin langsung mengomel dengan nada yang ketus. Kemudian, pasangan Anda yang merasa tidak bersalah, langsung membalas dengan omelan juga. Akhirnya, saling mengomel terjadi dan membuat Anda merasa tidak bahagia dengan pernikahan Anda. Reaksi lainnya adalah Anda diam seribu bahsa, bersungut-sungut dan menyimpan kekesalan dalam hati. Ini juga mengakibatkan hubungan menjadi dingin.

Pemecahan masalah diperlukan komunikasi yang baik. Hal-hal yang mengganjal sebaiknya dibicarakan dengan pasangan agar tidak menumpuk. Namun, tentu saja harus dilakukan komunikasi dengan cara yang baik. Sebaiknya, masalah tidak dibicarakan saat suasana hati masih kesal. Pilihlah waktu yang tepat untuk berbicara, misalnya tidak disaat pasangan baru pulang kerja dan dalam keadaan letih.

Berkomunikasi mencakup mendengarkan. Sewaktu membicarakan masalah, Anda wajib memberikan waktu bagi pasangan untuk mengutarakan perasaan maupun pendapatnya. Kemudian, Anda dapat menjelaskan kepada pasangan mengapa Anda melakukan tindakan tertentu yang mungkin membuatnya tidak senang. 

Sikap Toleransi  
Perbedaan latar, gaya bicara, kebiasaan atau tindakan pasangan baru dapat menjadi masalah; Suami mungkin biasa bicara apa adanya, sedangkan istri mudah tersinggung dengan kata-kata suami yang polos.

Untuk masalah seperti ini, Anda harus bertenggang rasa atau mengembangkan sikap toleransi. Bentuk nyata dari bersikap toleransi adalah Anda mau membuat perubahan walaupun menurut Anda perbuatan tersebut tidaklah salah. Kini, Anda harus lebih berhati-hati dalam berbicara atau Anda juga belajar berpikir positif terhadap pasangan agar tidak mudah tersinggung. 

Menjalankan Tugas dan Peran Anda Sekarang.  
Pasangan baru menikah awalnya tidak biasa dengan peran barunya. Suami mungkin masih senang bermain game online, olahraga atau suka berkumpul dengan teman-teman. Istri mungkin belum bisa memainkan peranannya untuk bangun lebih pagi, menyiapkan makanan, mencuci, menyeterika atau tugas-tugas rumah tangga lainnya. Hal-hal seperti ini dapat memicu terjadinya pertengkaran.

Setelah menikah, Anda harus belajar menjalankan peran Anda kini. Memang tidak mudah untuk menghentikan atau mengurangi kegiatan yang kita sukai. Tidak mudah pula untuk melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai. Tetapi, itulah tugas baru yang harus dijalankan karena peran kalian sebagai suami dan istri. Hal-hal tersebut memang harus dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.

Setelah menikah lebih banyak tanggung jawab yang harus dipikul. Tetapi, dengan membicarakan dan bekerja sama dengan baik, Anda akan merasakan bahwa tanggung jawab tersebut tidaklah membebani atau menjadi beban dan ada banyak kebahagiaan dengan bersama-sama melakukannya. 

Kemampuan Untuk Memaafkan. 
Kemampuan untuk memaafkan diperlukan dan sangat penting dalam hidup ber-rumahtangga. Sadarilah bahwa pasangan hidup bukanlah manusia sempurna sehingga akan sangat rentang/berpeluang berbuat salah baik disengaja maupun tidak disengaja. Pasangan hidup Anda akan memiliki kemampuan untuk memaafkan jika Anda sering memaafkan tindakan yang tidak Anda sukai dari pasangan Anda. Dengan berusaha memberi maaf, kehidupan keluarga akan damai dan bahagia.


Awalnya mungkin terasa sangat sulit melaksanakannya. Tetapi, dengan terus belajar, keahlian tersebut akan dapat miliki dan akan terasa menyenangkan saat melakukannya. Anda juga tidak akan menyesali mengapa Anda menikah dengannya, tetapi Anda akan menyesal mengapa tidak lebih cepat ambil keputusan menikah dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar