”Di dalam cinta ada tanggung jawab khusus – tanggung jawab untuk
seorang pribadi yang ditarik ke dalam persekutuan yang paling dekat
dalam kehidupan dan aktivitas orang lain, dan menjadi pihak yang
memperoleh keuntungan dari hadiah diri/pemberian diri ini”
”Semakin besar rasa tanggung jawab bagi pribadi lain semakin besar adanya cinta yang sejati”
“Cinta diantara pribadi adalah ciptaan dari kehendak bebas manusia”
“Kekuatan cinta muncul paling jelas ketika kekasih kita tersandung,
ketika kelemahan dan dosanya menjadi terbuka. Seseorang yang sungguh
mencintai tidak menarik cintanya, tapi semakin mencintainya, mencintai
dalam kesadaran penuh akan kekurangan dan kesalahan yang lain, dan tanpa
menyetujui kesalahan tersebut. Karena seorang pribadi tidak pernah
kehilangan nilai esensialnya. Emosi yang melekatkan dirinya pada nilai
pribadi tetap setiap kepada manusia”
“Cinta terdiri dari komitmen yang membatasi kebebasan seseorang – ia
adalah pemberian diri, dan memberikan diri berarti membatasi kebebasan
demi kepentingan yang lain. Batasan terhadap kebebasan seseorang dapat
dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan, tapi cinta
menjadikannya hal yang positif, bersukacita dan kreatif. Kebebasan ada demi cinta”
“Tidak ada tempat bagi keegoisan dan rasa takut! Jangan takut, ketika
cinta menyebabkan tuntutan. Jangan takut ketika cinta mengharuskan
pengorbanan”
“Cinta sejati, cinta yang lengkap secara batiniah, ada ketika kita
memilih seorang pribadi demi pribadi itu sendiri, dimana pria memilih
wanita dan wanita memilih pria bukan hanya sebagai partner seksual, tapi
sebagai pribadi yang kepadanya dilimpahkan hadiah kehidupannya sendiri”
“Cinta untuk seorang pribadi, yang berasal dari pilihan yang sah yang
dipusatkan pada nilai seorang pribadi, dan membuat kita merasakan cinta
emosional untuk pribadi tersebut seperti apa adanya, bukan untuk
pribadi yang kita bayangkan, tapi untuk pribadi yang nyata”
“Cinta tidak pernah menjadi sesuatu yang siap dibuat, sesuatu yang
semata-mata diberikan pada pria dan wanita, cinta pada saat yang sama,
selalu merupakan sebuah tugas yang harus mereka kerjakan. Cinta harus
dilihat sebagai sesuatu yang tidak pernah “ada”, tapi selalu hanya
[sebagai proses] “menjadi”, dan menjadi seperti apa cinta itu bergantung
pada kontribusi kedua pribadi dan kedalam komitmen mereka”
“Hanya pria dan wanita yang murni yang sanggup memiliki cinta yang
sejati. Kemurnian membebaskan asosiasi mereka… dari kecenderungan untuk
saling memanfaatkan”
“Cinta sejati itu menuntut. Aku akan gagal dalam misiku bila aku
tidak memberitahu anda. Cinta menuntut sebuah komitmen pribadi terhadap
kehendak Allah”
“Kegelapan hanya dapat dihancurkan oleh terang, kebencian hanya bisa ditaklukkan oleh cinta”
“Manusia tidak dapat hidup tanpa cinta. Ia tetaplah makhluk yang
tidak dapat dimengerti oleh dirinya sendiri, kehidupannya tidak bermakna
bila cinta tidak ditunjukkan padanya, bila ia tidak menemukan cinta,
bila ia tidak mengalami cinta dan menjadikan cinta miliknya, dan bila ia
tidak berpartisipasi secara intim didalamnya. Inilah alasannya mengapa
Kristus Sang Penebus menyatakan diri-Nya secara penuh kepada manusia”
“Seorang pribadi yang tidak memutuskan untuk mencintai selamanya akan
menemukan bahwa ia sangat sulit untuk sungguh mencintai bahkan untuk
satu hari”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar