Katedral Makassar Tahun 1900 |
Gedung gereja katolik tertua di kota Makassar dan wilayah
Sulawesi Selatan dan Tenggara ini, didirikan pada tahun 1898, pada
permulaan masa kedua (1892 – sekarang) kehadiran Gereja Katolik di
Makassar (masa I : 1525 – 1668). Maka sejarah bangunan ini sekaligus
merupakan sejarah Gereja Katolik di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Masa I
: 1525 – 1668 pertama kali disinggahi 3 pastor misionaris asal Portugal
(Pastor Antonio dod Reijs, Cosmas de Annunciacio, Bernardinode Marvao,
dan seorang bruder) pada tahun 1525. Namun baru pada 1548 Pastor
Vincente Viegas datang dari Malaka dan tinggal menetap di Makassar untuk
melayani para saudagar Portugis yang Katolik serta beberapa raja dan
bangsawan Sulawesi Selatan yang juga sudah dibaptis Katolik; saudagar
kayu cendana Portugis, Antonio Payva, berhubungan baik dengan Raja Suppa
dan Raja Pangkajene.
Raja Gowa yang pertama memeluk agama Islam (22 September 1603),
Sultan Alauddin (1591-1638) dan beberapa raja penggantinya seperti
Sultan Mohamed Said memberi kebebasan kepada orang-orang Katolik
mendirikan gereja (1633). Atas anjuran Sultan, Bangsawan Karaeng
Pattingaloang yang juga seorang intelektual banyak bekerja sama dengan
misionaris, juga seorang intelektual banyak bekerjasama dengan
misionaris, juga dalam bidang ilmu pengetahuan.
Milles seorang sejarawan yang tidak Katolik dalam catatannya pada
tahun 1560, menulis bahwa ada sekitar 50.000 orang Katolik di
pulau-pulau bagian timur.
Setelah Malaka jatuh ke tangan VOC (1641). 40 imam dan sekitar 20.000
orang Katolik diperintahkan meninggalkan Malaka; sekitar 3.000 orang
dan beberapa Pastor pindah ke Makassar (1649). Demi monopoli dagang VOC
(perjanjian Batavia, 19 Agustus 1660) mengharuskan Sultan Hasanuddin
mengusir semua orang Portugis dari Makaasar (1661); Sultan mengatur
dengan baik keberangkatan orang-orang Portugis itu, dan atas bantuan
Sultan baru pada 1665 Pastor Antonio Francesco, pastor terakhir
meninggalkan Makassar, dan Bruder Antonio Francesco, pastor terakhir
meninggalkan Makassar, dan Bruder Antonio de Torres yang mengasuh suatu
sekolah kecil untuk anak laki-laki meninggalkan Makassar pada 1668
karena pecahnya perang. Sejak itu selama 225 tahun, tidak ada pastor
yang menetap di Makassar, orang-orang Katolik yang masih ada, hanya
sekali-sekali dilayani dari Surabaya atau Larantuka.
Masa II: 1892 – sekarang. Tahun 1892, Pastor Aselbergssj, dipindahkan
dari Larantuka menjadi Pastor Stasi Makassar (7 September 1892) dan
tinggal pada suatu rumah mewah di Heerenwerg (kini Jl. Hasanuddin); 1895
di beli tanah dan rumah di Komedi straat (kini Jl. Kajaolalido, yang
adalah tempat gedung gereja sekarang. Gereja dibangun pada tahun 1898
selesai 1900; direnofasi dan diperluas pada tahun 1939, selesai pada
1941 dengan bentuk seperti sekarang.
Katedral Makassar Tahun 1941 |
Pada Tanggal 19 Nopember 1919 misionaris Jesuit diganti oleh
misionaris MSC, ketika dibentuk Prefektur Apostolik Sulawesi, dengan
Mgr. Vesters sebagai prefek yang berkedudukan di Manado. Pada Tanggal 13
April 1937 wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara dijadikan Prefektur
Apostolik Makassar oleh Sri Paus di Roma, dan dipercayakan kepada
misionaris CICM, dengan Mgr. Martens sebagai prefek. Pada tanggal 13 mei
1948 menjadi Vikoriat Apostolik Makassar, dan tanggal 3 Januari 1961
menjadi Keuskupan Agung Makassar, sampai sekarang : Mgr. Nicolaus
Martinus Schneiders cicm (1961 – 1973), Mgr. Dr. Theodorus Martinus
Schneiders cicm (1973-1981), Mgr. Dr. Frans van Roessel cicm (1981/1988 –
1995), Mgr. Dr. John Liku-Ada pr. (1995 – sekarang). Sejak gereja ini
menjadi Stasi dan Paroki (7 September 1892) sampai (19 Oktober 1997),
ada 61 pastor yang pernah melayaninya (pastor paroki dan pastor
pembantu), ada 14.860 orang baptis, dan 2567 pasangan pengantin
diberkati di gereja ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar