Anton sadar akan tanggungjawabnya sebagai seorang suami muda, dan bakal menjadi seorang ayah, akhirnya ambil keputusan tinggalkan istrinya Reni, dua bulan setelah menikah. Ini keputusan terberat bagi Anton, tapi harus dilaksankannya demi istri dan demi sibuah hati yang akan dikaruniakan oleh Sang Pencipta. Saat perpisahan itupun tiba; Anton harus meninggalkan istri tercinta menuju Jepang untuk mengais rezeki demi orang-orang yang dicintai dan yang mencintainya.
Awalnya, semuanya berjalan lancar. SMS dan telpon menjadi penghubung dan sapaan pagi dan petang bagi Anton dan Reni. Waktu terus berlalu, mata tak dapat memandang, kata tak bisa terucap, remasan tangan dan pelukan kini menjadi kerinduan yang menyengsarakan. Lambat laun komunikasi antara Anton dan Reni mulai renggang dan bahkan sampai berminggu-minggu tak pernah lagi saling berkomunikasi.
Suatu malam, terdengar deringan telpon. Anton berharap, membayangkan dan terpikir pasti telpon dari istrinya Reni. Tapi yang terdengar bukan suara istirinya Reni melainkan suara sahabat karibnya Paul berkata perlahan seakan menyimpan sesuatu.
Paul: "Anton, istrimu hamil. Itu hasil perselingkuhannya dengan si Ryan.
Leher Anton bagai kesambar petir tapi masih dapat bernafas.saat mendengar apa yang diucapkan oleh Paul
Anton mengulangi bertanya, merasa tidak yakin dan percaya, apa yang baru dia dengar dari Paul; “Apa? Apakah tidak salah dengar, kawan?”
Paul menjawab perlahan tapi pasti; “Tidak salah dengar. Istrimu hamil, dan itu hasil perselingkuhannya dengan si Ryan" Anton berteriak histeris; “Tidak…Tidak…Tidak… !!!
Anton membuang handphonenya dan meraung-raung menahan rasa marah dan geram di dalam dadanya.
Hari-hari berikutnya Anton lalui dengan luka di hati yang semakin menyesakkan. Berpikir dan berpikir bagaimana harus melupakan istrinya Reni, wanita yang sangat dicintainya tapi kini telah menorehkan luka parah di hatinya. Anton, bergumul dengan dirinya sendiri,
Setelah 3 lima bulan berlalu, Anton akhirnya dapat menguatkan hatinya dan berkata kepada dirinya sendiri; “Apa pun yang terjadi terhadap istriku Reni, aku harus memaafkan dia karena sesungguhnya aku pun mengambil bagian dalam dosa dan kesalahan ini.” Perasaan menyesal telah meninggalkan Reni hanya semakin menambah luka di hati, hanya satu cara untuk menyembuhkan luka itu adalah memaafkan istriku Reni dan menerima kembali Reni di dalam rumah hati dan jiwaku.
Anton, memberanikan diri menelpon istrinya Reni. Dan Reni menceritakan semuanya kepada Anton sesuai dengan permintaan Antoni. Meski luka di hati terasa sakit, tapi Anton tidak ingin menambah luka lagi di hatinya, maka Anton pun mengatakan kepada istrinya “Jangan gugurkan kandunganmu. Siapa pun ayahnya, akulah yang akan bertanggungjawab atas hidup bayi itu kelak sebagai ayah kandungnya.”
Setahun kemudian, Anton mengambil cuti dan kembali ke kota kelahirannya . Dengan kebesaran hati dan cinta, Anton menerima kembali istrinya Reni dan terima anak hasil perselingkhan Reni dengan Ryan. Anton menggendong anak bayi dengan kedua tangan kekarnya walaupun hatinya hancur berkeping-keping ketika menyadari bahwa bayi yang tak berdosa itu bukan darah dagingnya sendiri.
Waktu pun berlalu, Anton harus kembali ke tempat kerjanya di Jepang, seakan telah melupakan semua yang pernah terjadi antara Anton dan Reni, semua luka di hati Anton. “Kumaafkan engkau istriku, demi bayi ini,” Ucapan Anton kepada Reni sebelum pergi meninggalkan istirinya Reni.
Namun, alangkah kejamnya cinta. Atau Reni istiri yang Anton cintai memang sangat kejam terhadap Anton, Pengampunan Anton bagaikan menuang air di dalam lubang pasir, bagaikan kapas yang ditiup angin entah kemana. Hubungan istri Reni dengan pria yang menghamilinya semakin hari semakin menjadi. Segala bentuk peringatan dari orang tua, sahabat dan kenalan tak pernah dihiraukan oleh mereka berdua..Mendengar semua itu hati Anton kembali terluka. Istiri Anton, menggores lagi luka baru di atas luka lama yang sabetannya belum pulih total.
Setelah 3 tahun berlalu, istri Anton ingin kembali ke Anton, ingin berdamai dan berniat untuk membangun kembali semuanya di atas puing-puing kehancuran yang telah dibuatnya. Pengakuan Reni, kini dia menyadari bahwa lelaki yang dicintai dan yang mencintainya hanyalah satu yakni Anton suaminya.
Bagaimana dengan Anton dan semua perasaan Anton, semua pengorbanan Anton untuk mengampuni dan melupakan dosa dan kesalahan istrinya Reni ? Hati dan perasaan Anton telah hambar untuk mencintai dan menerima kembali istrinya Reni, terutama di ruang hati yang paling dalam. Semua cinta yang Anton simpan di hati untuk Reni telah sirna termakan pengkhianatan Reni. Reni kembali di saat Anton tidak mempunyai lagi kemampuan untuk mencintai Reni, di saat semua ruang hati Anton telah terkunci rapat untuk Reni. Anton tak sanggup menangis lagi, karena telah kehabisan air mata untuk menangisi nasibnya, meratapi rumah tangganya yang hancur berantakan.
Anton hanya mampu berucap; “Terlambat sudah kau datang padaku,”“terlambat sudah….terlambat sudah…semuanya tlah berlalu.”
Nama-nama yang terdapat dalam tulisan ini bukan nama yang sebenarnya. Nama-nama dalam tulisan ini adalah nama rekaan.belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar