Minggu, 09 September 2012

Tidak mengenal sejarah PMKRI maka tak sayang PMKRI -2

VISI  dan MISI Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

Visi PMKRI:
Terwujudnya keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati.

MISI PMKRI 
Berjuang dengan terlibat dan berpihak pada kaum tertindas melalui kaderisasi intelektual populis yang dijiwai nilai-nilai kekatolikan untuk mewujudkan keadilan sosial, kemanusiaan, dan persaudaraan sejati

USAHA-USAHA Untuk mencapai visi dan misi tersebut PMKRI akan berusaha dilapangan 
  1. Kerohanian - Mental 
  2. Kemasyarakatan - Kenegaraan
  3. Kemahasiswaan
ASAS
PMKRI dalam seluruh orientasi dan kegiatannya berasaskan Pancasila, dijiwai Kekhatolikan, disemangati oleh Kemahasiswaan (AD: pasal 2, 3, 4) 

IDENTITAS KADER 
Pada dasarnya pembinaan di PMKRI ditujukan untuk membantu membentuk para anggota PMKRI dalam mencapai keunggulan pribadi dengan integritas pribadi yang utuh. Integritas pribadi yang utuh, yang hendak dicapai dapat dicirikan oleh:  
  1. SENSUS CHATOLICUS. Rasa Kekatolikan. 
  2. SEMANGAT MAN FOR OTHERS Panggilan hidup misioner yang menuntut sikap siap sedia. Bahwa setiap kegiatan hidup tidak hanya didasarkan pada kepentingan diri sendiri melainkan sejauh mungkin diabdikan pada kepentingan sesama yang lebih besar. 
  3. SENSUS HOMINIS  Rasa kemanusiaan, terdapat kepekaan terhadap segala unsur manusiawi yang meliputi solidaritas pada setiap pribadi manusia. 
  4. PRIBADI YANG MENJADI TELADAN. Kemampuan untuk menjadi pribadi yang menjadi garam dan terang dunia, dalam pola pikir, sikap, dan tingkah laku. 
  5. UNIVERSALITAS  Sikap siap sedia untuk memasuki celah-celah dan dimensi kehidupan masyarakat yang paling membutuhkan dan menerobos tembok-tembok diskriminasi dalam bentuk apapun. 
  6. MAGIS SEMPER. Semangat lebih dari sebelumnya yang hanya dapat dicapai dengan kerja keras, mutu, magis, dan profesional. Pribadi demikian selalu mengacu pada on going formation.
Atribut-Atribut PMKRI

1. BARET MERAH BOL KUNING.
  • Jenis topi yang digunakan PMKRI adalah baret bukan peci atau topi pet. Baret yang juga dipakai para tentara ini, selain melambangkan kewibawaan, juga mengandung makna anggota PMKRI ingin menjadi prajurit Gereja dan Tanah Air. Konon pemilihan baret merah ini dikarenakan pada jaman perang revolusi kemerdekaan, telah terkenal pasukan tentara Belanda Berbaret Merah yang sangat ditakuti oleh pejuang-pejuang kemerdekaan kita karena keberanian, kegagahan, dan kegigihannya dalam berperang. Karena ingin meniru semangat para tentara itulah maka dipilih baret merah.
  • Warna merah (marun) melambangkan keberanian, tekad yang besar untuk membela gereja dan tanah Air. 
  •  Bol, melambangkan bola dunia. Dunia yang penuh kejahatan dan penderitaan yang harus ditanggung, dipanggul, ditopang, dipangku, oleh segenap anggota PMKRI. Warna Kuning yang melambangkan gereja Katolik. Gereja yang harus menebus dosa manusia karena kejahatannya, dan mengentaskan penderitaan umat manusia. 
Jadi makna keseluruhannya adalah anggota PMKRI diharapkan dapat menjadi prajurit Gereja dan Tanah Air. Yang berkewajiban memanggul dan menjaga Gereja dan Tanah Air dari dosa-dosa/kejahatan umat manusia serta melawan segala bentuk penindasan yang menimbulkan penderitaan bagi umat manusia.
Penggunaan : Acara resmi intern dan ekstern. 
  • Cara pakai : Dipakai dikepala, miring ke kanan. 
  •  Pemakai : Anggota biasa, pengurus, tim pembina, depertim, pastor moderator.  
Catatan :  
Pada baret biasanya diberikan emblim. Emblim tersebut dapat bergambar lambang cabang atau lambang PMKRI secara nasional. (Hanya baret hitam, bol kuninglah yang dimiliki oleh PMKRI Cabang Bandung

2, Jas Merah Marun
Jas merah maron makna kesetaraan diantara segenap anggota PMKRI. Dengan adanya keseragaman melalui jas, maka baik mereka yang menjabat sebagai Ketua maupun anggota kedudukannya setara. Mereka hanya dibedakan secara struktural tetapi secara substansial adalah sama. Selain keetaraan, jas yang berwarna merah marun tersebut, melambangkan juga keperwiraan dari pemakainya. Dengan demikian para anggota PMKRI diharapkan dapat bekerja seperti seorang perwira, yang selalu memimpin dan mengarahkan para pengikutnya berjalan pada visi yang benar serta mampu mengimplementasikan dan menggunakan asas kolektif dan kolegial ( kesetaraan dan kebersamaan) dalam setiap aktivitasnya.
  • Penggunaan : Acara resmi intern dan ekstern
  • Cara pakai : seperti kemeja
  • Pemakai : Anggota biasa, pengrus, tim pembina, depertim, pastor moderator.
  
3. GORDON
Maknanya adalah kebesaran. Bahwa orang yang mengenakan gordon adalah orang yang sedang memangku jabatan tertentu di PMKRI.
Catatan :
  1. Pada Gordon PP PMKRI, Gordon menggunakan warna dasar merah marun dengan garis-garis warna kuning emas berjajar ditengahnya. Terdapat 3 garis kuning emas untuk Ketua Presidium PP PMKRI, sedangkan untuk staf yang lain hanya terdiri dari 2 garis kuning emas. Sebagai warna yang mencolok, warna kuning emas menandakan bahwa orang yang mengenakan gordon tersebut harus mampu menjadi panutan atau teladan bagi orang lain, karena pengguna gordon adalah sosok/figur yang akan selalu dilihat oleh orang lain, baik sikap, tindakan, maupun pikirannya. 
  2.  Untuk gordon cabang, disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan cabang. Warna dibebaskan. 
  3.  Pada ujung Gordon biasanya digantungkan medali, bisa berwujud medali lambang PMKRI secara nasional, dapat pula berbentuk medali lambang PMKRI Cabang.
4. MEDALI
Medali yang diletakkan diujung gordon melambangkan kehormatan. Maknanya bahwa orang yang mendapat medali tersebut adalah orang yang mendapat kehormatan untuk memegang sebuah jabatan tertentu. Medali ini dapat terbuat dari perak, perunggu, aluminium, tembaga, dan emas. Bentuknya bebas.

5. BENDERA PMKRI (NASIONAL/CABANG)
Bendera mengandung makna kejayaan. Bentuknya empat persegi panjang. Menurut ketetapan MPA no. 19/TAP/MPA-XVIII/1992 ukuran bendera adalah 80 x 120 cm2. Bendera PMKRI selalu diletakkan disebelah kanan bendera Merah Putih.
 
6. EMBLIM (CABANG/NASIONAL)
Melambangkan kekhasan dan kebanggaan. Emblim biasanya diletakkan dibaret sebelah kiri atau di dada sebelah kiri. 
 
7. LOGO NASIONAL 
  1. TULISAN PMKRI. Simbol : singkatan nama organisasi; Warna : putih; Arti warna : kesucian;  Makna : Perjuangan dan Pembinaan PMKRI utuk menebus Ampera merupakan perjuangan yang luhur, suci, dan mulia. 
  2. LINGKARAN  Simbol : dunia; Warna : merah; Arti warna : keberanian; Makna : PMKRI hidup didunia yang penuh dengan tantangan, dan masalah yang harus dihadapi dengan keberanian guna mewujudkan tujuan perhimpunan. 
  3. API OBOR  Simbol : terang dan semangat; Warna : kuning; Arti warna : kekhatolikan; Makna :PMKRI hendaknya dapat menjadi jalan terang ditengah kegelapan/kebatilan dunia dan untuk mewujudkannya diperlukan semangat yang menyala-nyala yang merupakan bentuk penghayatan spiritualitas kekhatolikan.
  4. LIMA LIDAH API  Simbol : Pancasila; Warna : kuning; Arti warna : keadilan dan kemakmuran; Makna : Pancasila sebagai dasar negara menjadi acuan PMKRI dalam hidup berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan cita-cita keadilan dan kemakmuran.
  5. BUKU Simbol : Intelektualitas; Warna : putih; Arti warna : kebenaran; Makna : Dalam berkarya PMKRI harus menjunjung tinggi dan mendasarkan intelektualitas dalam mewujudkan kebenaran di tengah-tengah dinamika kemasyarakatan.
  6. SALIB Simbol : pengorbanan; Warna : putih; Arti warna : ketulusan; Makna : Berkarya dalam pengabdian di PMKRI membutuhkan pengorbanan yang besar dan membutuhkan ketulusan hati atas pengorbanan tersebut.
  7. DUA TANGKAI TUJUH BELAS KUNTUM PADISimbol : Proklamasi 17 Agustus 1945; Warna : kuning; Arti warna : semangat' Makna :PMKRI harus turut berperan aktif dalam mewujudkan semangat dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945. 
Indepedensi dan Interpedensi

Bahwa secara konstitusional, PMKRI mempunyai otonomi dalam mengurus rumah tangganya sendiri. PMKRI tidak terikat atau mengikatkan diri pada organisasi kemasyarakatan , organisasi politik tertentu bahkan dalam Hirarki Gereja.

 

Sikap independensi perhimpunan diartikan sebagai mandiri, tidak terikat, atau mengikatkan diri dengan ormas, orpol, dan Hirarki Gereja, dan tanpa campur tangan dari pihak luar. Namun tetap aktif berinteraksi dengan lingkungan kemasyarakatannya dalam rangka mewujudkan cita-cita perhimpunan. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari berbagai unsur dalam masyarakat, karena keberadaan itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat Indonesia.

Interdependensi merupakan sisi lain dari keberadaan organisasi ini, karena usaha ke arah pencapaian cita-cita perhimpunan juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakatnya, dalam berbagai bentuk hubungan dan keterlibatan gerakan kemasyarakatan PMKRI, seperti pendekatan program, dialog partisipatif, konsultatif, serta bentuk-bentuk lain sepanjang tidak bertentangan dengan konstitusi perhimpunan.

Independensi PMKRI bukan berarti netralitas atau eksklusifisme melainkan merupakan perwujudan secara optimal komitment PMKRI untuk menyumbangkan darma baktinya menebus Amanat Penderitaan rakyat demi tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Semboyan-Semboyan PMKRI
Semboyan Spiritual

Religio Omnium Scientiarum Anima (ROSA) artinya Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan.
Semboyan Misioner

Pro Ecclesia et Patria artinya Untuk Gereja dan Tanah Air.

Untuk PMKRI Cabang Bogor : Scientia Et Caritas (Ilmu Pengetahuan Dan Cinta Kasih)
SPIRITUALITAS
Spiritualitas adalah keterarahan batin dalam setiap sikap yang kita ambil. Istilah spiritualitas mengandung nada cita-cita yang menjiwai seluruh diri, seluruh cara bersikap, dan bertindak seseorang yang bukan berdasarkan nafsu, emosi, egoisme dan pamrih, melainkan berdasarkan sesuatu yang bersifat spiritual, rohani, luhur, yang mengatasi kita sendiri.
Kader adalah anggota perhimpunan dan atau kelompok terpilih yang mampu menopang dan melatih anggota dan atau kelompok yang lain untuk memperkuat eksistensi perhimpunan, memprjuangkan tercapainya tujuan perhimpunan dan terlaksananya program perhimpunan.

KADER 
Kader adalah seseorang yang memiliki kedisiplinan dan dedikasi yang penuh serta mental perilaku yang baik. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir sistematis, realistis, dialektis, logis-rasional dan radikal disamping pengetahuan yang kokoh terhadap watak organisasi dan masa depan organisasi. Kader adalah seseorang yang berilmu tinggi, memiliki kesadaran sosial- kemasyarakatan, yang jeli melihat dan menanggapi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara. Ia pun harus berwawasan kebangsaan, meletakkan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara di atas segala kepentingan pribadi dan organisasi. Selain itu ia harus memiliki motivasi yang tinggi dan spiritualitas yang benar melihat Yang Ilahi dalam masalah duniawi secara konsekuen dan radikal dalam mengikuti Yesus Sang Pembebas bagi tegaknya Kerajaan Allah untuk mewujudkan tujuan penciptaan. 

Dengan demikian, prinisp-prinsip berpikir seorang kader PMKRI adalah:
  1. Berpikir Sistemastis:
  2. Berpikir Realisitis:
  3. Berpikir Dialektis
  4. Logis-Rasional :
SPIRITUALITAS PEMBINAAN KADER
Spritualitas kader PMKRI diwujudkan dalam bentuk TIGA BENANG MERAH, yang meliputi INTELEKTUALITAS, KRISTIANITAS, DAN FRATERNITAS. Ketiga unsur inilah yang seharusnya selalu mengarahkan dan menyemangati segenap kader PMKRI dalam segala pola aktivitasnya. Yang akhirnya menjadi nilai pembeda, nilai lebih, nilai pengikat, dan nilai penguji dalam tataran kompetisi dengan mahasiswa lain yang non PMKRI.

Nilai pembeda artinya tiga benang merah ini akan mencirikan bahwa seorang kader PMKRI mempunyai kekhasan karakter dibandingkan dengan mahasiswa lain. Apabila tiga benang merah ini telah terinternalisasi dan menjadi sebuah karakter, maka nilai lebih artinya bahwa spiritualitas kader PMKRI ini jika dihayati secara tepat akan memberikan semangat berkompetisi yang tinggi terhadap mahasiswa lain, sehingga terdapat niat untuk lebih baik daripada yang lain. Nilai pengikat artinya kekhasan yang telah terinternalisasi pada akhirnya kan memunculkan kesadaran bahwa PMKRI telah menyumbangkan karakter yang membedakan dan memberikan kelebihan terhadap anggotanya sehingga kesadaran ini pada akhirnya akan menimbulkan ikatan batin dan rasa memiliki terhadap perhimpunan, dan pada akhirnya akan membawa nilai-nilai ini kepada masyarakat yang lain untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan Gereja dan Tanah Air. 

Nilai penguji, ketiga unsur tersebut akan menjadi tolok ukur kematangan kader PMKRI dan komitment para anggota terhadap pembinaan dan perjuangan PMKRI, sehingga akan tersaring para anggota yang ingin mewujudkan dan mempertahankan semangat Kristianitas-Fraternitas-Intelektualitas dalam menumbuhkembangkan integritas pribadi yang utuh, pada gerak langkah PMKRI dalam menebus Amanat Penderitaan Rakyat. 

KRISTIANITAS
Makna Krintianitas adalah keberpihakan kepada kaum tertindas (preferential option for the poor) dengan Yesus sebagai teladan gerakan.

FRATERNITAS
Pernghargaan yang sama kepada sesama umat manusia sebagai wujud persaudaraan sejati dalam solidaritas kemanusiaan yang menembus sekat-sekat primordial.

INTELEKTUALITAS
Penguasaan ilmu pengetahuan harus diabdikan bagi kesejahteraan umat manusia (visi etis)
Lembaga Kekuasaan PMKRI
  • Nasional : Pengurus Pusat/PP (Eksekutif), Majelis Permusyarawatan Anggota/MPA (Legislatif dan Yudikatif) 
  • Cabang : Dewan Perwakilan Cabang/DPC (Eksekutif), Rapat Umum Anggota Cabang/RUAC (Legislatif dan Yudikatif)
Jabatan struktural PMKRI
  1. MANDATARIS MPA/FORMATUR/KETUA PRESIDIUM Pengurus Pusat PMKRI. Berada ditingkat pusat/nasional, dipilih melalui sidang MPA. 
  2. PRESIDIUM PENGURUS PUSAT. Dalam tugas kesehariannya Ketua Presidium Pengurus Pusat dibantu oleh para pengurus harian yang biasanya terdiri dari: PRESIDIUM PENGEMBANGAN ORGANISASI;  PRESIDIUM PENDIDIKAN; PRESIDIUM GERAKAN KEMASYARAKATAN; PRESIDIUM HUBUNGAN ANTAR PERGURUAN TINGGI;
    SEKRETARIS JENDRALPRESIDIUM HUBUNGAN LUAR NEGERI
Secara fungsional dan berdasarkan asas kerja kolektif kolegial (kesetaraan dan kebersamaan) kedudukan antar presidium di atas adalah sejajar. Presidium-presidium tersebut dipilih oleh Mandataris MPA/Formatur/Ketua Presidium dan bertanggung jawab kepadanya. 

BIRO PENGURUS PUSAT
Jabatan biro merupakan jabatan dibawah struktur presidium. Biro bertanggung jawab kepadanya. Jenis-jenis biro, dibentuk berdasarkan kebutuhan. Biro dipilih oleh Mandataris RUA/Formatur/Ketua Presidium.
Komposisi ditingkat pusat ini sedapat mungkin diikuti oleh cabang-cabang (AD PMKRI pasal 11 ayat 3.b):
  • KOMISARIS DAERAH (KOMDA) Berada ditingkat regional, dipilih oleh cabang-cabang yang menjadi wilayahnya dan disahkan oleh Mandataris MPA, berkeudukan di daerah tingkat I (satu) atau di mana dianggap perlu.. Fungsi KOMDA adalah mengkoordinir cabang-cabang di wilayahnya, dan menyampaikan laporan kegiatan pada tiap cabang setiap 3 (tiga) bulan sekali. 
  • KOMISARIS “EX-OFFICIO”. Hanya berlaku untuk PMKRI Cabang DKI Jakarta dan dijabat secara otomatis oleh Ketua Presidium PMKRI DKI Jakarta. Pemberlakuan ini dikarenakan kedudukan PP PMKRI di Ibukota Republik Indonesia (Jakarta). Komisaris Ex-officio artinya komisaris karena kedudukannya. Ketua Presidium PMKRI Cabang DKI Jakarta adalah anggota Pengurus Pusat dan kedudukannya sejajar dengan presidium yang lain sehingga memperoleh hak untuk menghadiri semua rapat PP PMKRI. Tujuan adanya komisaris ini adalah agar seluruh anggota PMKRI Cabang DKI Jakarta secara langsung dapat mendukung operasional program Pengurus Pusat. 
  • MANDATARIS RUA/FORMATUR/KETUA PRESIDIUM DPC, berkedudukan di cabang dan dipilih oleh Rapat Umum Anggota di cabang yang bersangkutan.
Jaringan PMKRI
Selain menjalin hubungan dengan pemerintah, hirarki gereja, LSM, atau organisasi intrauniversiter, PMKRI telah membuat dan menjalin relasi dalam maupun luar negeri seperti berikut ini :  
A , DALAM NEGERI: 
  1. KELOMPOK CIPAYUNG terdiri dari PMKRI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam IndonesiaI (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) berdiri di Cipayung tahun 1974. 
  2. FKPI (FORUM KEBANGSAAN PEMUDA INDONESIA) terdiri dari PMKRI, PMII, GMNI, GMKI, IPNU, IPPNU, GAMKI, GEMABUDHIS, KMHDI, PEMUDA DEMOKRAT), forum ini berdiri di Jakarta, tahun 1996 setelah terjadinya kasus 27 Juli 1996 terhadap PDI dan kerusuhan-kerusuhan yang melanda Indoensia sesudahnya. 
  3. KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilu) – PMKRI adalah salah satu deklator berdirinya KIPP di Jakarta, tahun 1996. 
  4. Dalam hubungannya dengan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), meskipun PMKRI termasuk penandatangan Deklarasi Pemuda Indonesia tahun 1973 (deklarasi berdirinya KNPI), namun semenjak pemerintah menjadikan forum ini resmi sebagai wadah tunggal organisasi-organisasi pemuda, sebagai sentral pembinaan dan pengambangan generasi muda Indonesia pada tahun 1976, maka PMKRI sejak itu menyatakan tidak akan dan pernah bergabung di dalamnya. Karena dengan demikian telah menyalahi hakekat historis berdirinya KNPI sebagai forum komunikasi yang menjamin kemandirian dan kekritisan organisasi-organisasi di dalamnya. PMKRI tidak terikat secara struktural maupun organisatoris dengan KNPI. KNPI dengan PMKRI kedudukannya sejajar. 
  5. Koalisi Ornop untuk perubahan konstitusi 
  6. Dll.
B. LUAR NEGERI 
PMKRI tergabung dalam International Movement of Chatolic Student (IMCS). Menjalin hubungan pula dengan WSCF (World Student Christian Federation), IYCS 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar