Jumat, 26 Oktober 2012

Tanda-tanda Zaman

Kitab Suci adalah Firman Allah, namun banyak orang masih keliru memahaminya sebagai Firman yang didiktekan oleh Allah sendiri. Hasilnya sungguh kontraproduktif. Mereka bingung mengapa banyak hal dalam Kitab Suci kita yang tidak akurat dan tidak konsisten. Wajah Allah dalam Perjanjian Lama bahkan sulit diterima, sebab terkesan kejam dan menakutkan. 

Berkaitan dengan proses terjadinya Kitab Suci, jangan dibayangkan bahwa Allah mendatangi seorang nabi pada suatu malam, lalu mendiktekan isi Kitab Suci mulai dari Kejadian sampai Wahyu kepadanya untuk ditulis. Firman Allah ”turun” bagi manusia melalui berbagai peristiwa sehari-hari. Para Penulis Suci menangkap kehendak-Nya setelah mereka merefleksikan peristiwa-peristiwa tersebut.

Karena itulah, kemampuan untuk berefleksi dan untuk memahami kehendak Allah melalui tanda-tanda zaman sangat penting. Sayangnya, banyak orang tidak peduli akan hal itu. Inilah yang dikecam Yesus. Orang-orang mahir memprediksi turunnya hujan, namun tak kunjung sadar bahwa Tuhan hadir menyapa mereka.

Tuhan berfirman kepada kita setiap waktu. Kita diundang untuk peka agar mampu menangkap sapaan-Nya itu. Refleksikan baik-baik setiap peristiwa yang kita alami, baik yang menyenangkan maupun yang menyusahkan. Ada makna di balik setiap peristiwa. Allah selalu membimbing kita. Tak sedetik pun Ia pernah melupakan kita.

oleh :Johannes Jarot Hadianto

Sumber :Hidup Katolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar