Sejarah mencatat gedung kesenian ini dibangun pada tahun 1896
berdampingan dengan kantor gubernur yang saat itu berstatus sebagai
Gubernur Celebes(sekarang gedung Balaikota Makassar) dan di sebelah
selatannya terdapat Fort Rotterdam serta pemukiman orang-orang Belanda
yang disebut Vladingen.
Lokasi tempat bangunan ini berdiri, awalnya merupakan
sebuah tanah lapang di sisi jalan Prins Hendrik yang sekarang menjadi
jalan Riburane di sebelah utara Fort Rotterdam atau benteng
Ujungpandang. Pada awal berdirinya Gedung peninggalan pemerintah
kolonial Belanda itu dikelolah oleh sebuah badan yang disebut Direktie yang dipimpin oleh seorang kepala dewan dan dibantu beberapa orang anggota.
Dewan direksi atau Direktie
diangkat setiap tiga tahun dengan tugas-tugas yang menyangkut urusan
keuangan, latihan, busana, material, hubungan luar, dan tata usaha.
Termasuk juga membuat aturan yang salah satunya adalah melarang penonton
membawa makanan dan minuman ke dalam gedung. Itupula sebabnya di gedung
ini tidak tersedia buffet tempat penyimpanan makanan dan
minuman sebagaimana yang ada di kursi bioskop pada umumnya. Untuk
kebutuhan makan dan minum, pengunjung pergi ke Koffe Huis yang letaknya sekitar 100 meter sebelah barat Societeit de Harmonie. Untuk mencapai koffe Huis, pengunjung berjalan melintasi Wilhelmina Park, sebuah taman tempat koffe Huis berada. Taman ini dipercantik dengan sebuah kolam renang Zwembad Harmonie yang
setelah kemerdekaan berubah nama menjadi Kolam Renang Tirta Bahari.
Sementara Koffe Huis itu sendiri lebih dikenal dengan nama “Gedung Panti
Penghibur” lalu berganti menjadi “Taman Bahari” setelah kemerdekaan.
Sekarang tempat itu telah dipenuhi ruko dengan nama “de Rotterdam”
Bangunan gedung Societeit de Harmoni yang berciri Eropa abad XIX dengan
gaya Reneisance ini bisa juga dianggap sebagai gedung serba guna di
zamannya, gedung ini tidak hanya untuk acara kesenian, tetapi juga
menjadi tempat pertemuan Gubernur, Walikota, dan pejabat tinggi militer
Belanda. Bahkan tidak jarang Gubernur
Jenderal Belanda mengundang orang-orang China kaya untuk menghadiri
pesta yang diadakan di gedung ini. Gaya Reneisance atau Yunani Baru
merupakan perkembangan dari Gaya Roko, ada pula yang menyebutnya Gaya
Empire yang sedang trend di Eropa pada masa itu.
Societeit de Harmonie dibangun ketika pemerintah kolonial Belanda
menjadikan kota Makassar sebagai kota pemerintahan dan kota niaga. Di
gedung inilah orang-orang Belanda,orang-orang China kaya, dan segelintir
kalangan bangsawan pribumi dihibur dengan tonil,drama, dan sandiwara
yang merupakan karya para dramawan Eropa terkenal tapi dimainkan secara
amatir oleh pemain-pemain drama lokal.
“Hawaian” merupakan salah satu kelompok music yang cukup terkenal saat
itu. Kelompok Hawaian yang anggotanya adalah orang-orang Ambon eks KNIL
ini tampil secara berkala di gedung itu. Barulah
pada pertengahan tahun 1900-an, pihak pengelola gedung mendatangkan
rombongan pemain sandiwara dari Belanda dan beberapa Negara Eropa.
Group-group tonil dan pemain drama ini biasanya mampir di Makassar,
setelah berpentas di Schouwburg Weltevreden di Batavia yang sekarang menjadi Gedung Kesenian Jakarta.
Sumber : Khairil Anas - Kompasiana
Kalau tidak salah, nama kolam renang itu dulu (sekitar tahun 1960) adalah Tirta Samudra.
BalasHapusTante Sumiko, ya betul
BalasHapusSy pinter berenang di tempat ini, tak terlupakan kenangan semasa di makassar.
BalasHapus